Sepanjang 2016, Sukuk & Reksa Dana Syariah Cetak Untung Melebihi Bunga Acuan

Bareksa • 25 Oct 2016

an image
Petugas menunjukkan uang rupiah pecahan Rp100 ribu di gerai BNI Syariah, Kuningan, Jakarta (Antara Foto/Yudhi Mahatma)

MNC Dana Syariah, produk reksa dana pendapatan tetap syariah di Bareksa, menghasilkan return 9% dengan risiko minim.

Bareksa.com – Membaiknya kondisi perekonomian pada tahun ini ikut mendorong kinerja dari instrumen investasi baik di pasar keuangan dan di pasar modal. Ternyata tidak hanya instrumen investasi konvesional saja yang bertumbuh positif tetapi juga produk-produk investasi berbasis syariah, salah satunya pasar obligasi syariah (sukuk). 

Hal tersebut tercermin pada Indeks Komposit Sukuk Indonesia (ISIXC) yang meningkat dari 170,13 pada awal tahun hingga per tanggal 24 Oktober 2016 menjadi 195,20, atau tumbuh sekitar 14,73 persen. Peningkatan indeks ini menandakan bahwa mayoritas harga sukuk baik korporasi maupun pemerintah mengalami kenaikan. 

Grafik: Pergerakan Indeks Komposit Sukuk Indonesia (ISIXC), Year-to-date

Sumber: IBPA

Penurunan suku bunga acuan yang terjadi sejak awal tahun hingga kini -- apalagi setelah diterapkannya BI 7 Days Reverse Repo Rate sebagai acuan di level 4,75 persen -- mendorong investasi sukuk semakin menarik. Dengan kondisi suku bunga rendah, investasi di produk yang berbasiskan syariah Islam ini menawarkan imbal hasil yang lebih besar tetapi tetap sesuai dengan ketentuan prinsip syar’i. Hal inilah yang membuat harga obligasi syariah merangkak naik akibat peningkatan permintaannya (demand) di pasar ramai. (Baca juga: Ingin Investasi Syariah Aman & Menguntungkan? Sukuk Ritel Bisa Jadi Pilihan)

Ramainya pasar sukuk ini rupanya juga mempengaruhi peningkatan kinerja reksa dana pendapatan tetap syariah, yang menjadikan sukuk atau obligasi syariah ini  aset utama dalam pengelolaan portofolionya. Year-to-date, indeks reksa dana pendapatan tetap syariah telah membukukan return 9,01 persen.

Pada periode yang sama, data Bareksa menunjukkan 5 reksa dana pendapatan tetap syariah dengan return tertinggi. Dari kelima reksa dana tersebut, MNC Dana Syariah menjadi reksa dana pendapatan tetap syariah yang memiliki risiko terendah. Reksa dana ini mampu mencetak untung sebesar 9,39 persen dengan risiko yang sangat rendah yakni hanya sekitar 0,0047 persen. 

Tabel: Daftar Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan Return tertinggi, Year-to-date (YTD)

Sumber: Bareksa.com

Minimnya risiko fluktuasi pasar dari reksa dana yang dikelola oleh MNC Asset Management ini juga terlihat dari pergerakan Nilai Akitva Bersih (NAB) yang relatif stabil dan cenderung meningkat, seperti yang tampak pada grafik di bawah ini. 

Grafik: Pegerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana MNC Dana Syariah

Sumber: Bareksa.com

Kinerja dari MNC Dana Syariah ini juga banyak ditopang dari pasar obligasi korporasi syariah yang meningkat, mencapai 76,77 persen dari total dana kelolaan seperti yang tercantum pada fund fact sheet reksa dana. Adapun secara umum peningkatan harga sukuk di pasar obligasi korporasi syariah ini sebesar 14,22 persen yang tecermin dari pertumbuhan return Indeks Komposit Sukuk Korporasi Indonesia (ICSX), year-to-date

Dalam hal ini, investor yang menginginkan produk investasi berbasis syariah dapat menjadikan sukuk ataupun reksa dana pendapatan tetap syariah sebagai alternatif investasi yang menarik. Pertumbuhan return yang dihasilkan kedua instrumen investasi syariah ini mampu memberikan imbal hasil yang lebih besar dari suku bunga acuan dan inflasi tahunan yang sebesar 3,07 persen. (hm)

**

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.