BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Beberapa MI Asing Masuk Indonesia Setahun Terakhir. Bagaimana Kinerjanya?

17 November 2015
Tags:
Beberapa MI Asing Masuk Indonesia Setahun Terakhir. Bagaimana Kinerjanya?
Victor Rodriguez, Kepala Fixed Income Asia Pacific Aberdeen Asset Management Asia Limited (AAMAL) (kiri) bersama Sigit Wiryadi, Presiden Direktur PT Aberdeen Asset Management (tengah) dan Bharat Joshi, Direktur Investasi (kanan) hadir sebagai pembicara di acara peluncuran kembali produk reksa dana PT Aberdeen Asset Management.

Perusahaan investasi asing masuk ke Indonesia dengan cara mengakuisisi perusahaan manajer investasi di Indonesia

Bareksa.com - Dalam setahun terakhir, banyak investor asing yang masuk dalam pasar modal Indonesia. Tidak hanya pada saham maupun obligasi, tetapi juga pada reksa dana. Bahkan ada dua perusahaan asing yang masuk ke Indonesia untuk mengakuisisi perusahaan pengelola reksa dana di Indonesia.

Dua perusahaan tersebut adalah Aberdeen Asset Management Plc dan Yuanta Financial Holdings Co Ltd. Aberdeen Asset Management Plc, manajer investasi terbesar di dunia asal Skotlandia, mengakuisisi 80 persen saham PT NISP Asset Management pada September 2014. Pasca akuisisi, NISP Asset Management mengubah namanya menjadi PT Aberdeen Asset Management.

Sementara perusahaan jasa keuangan asal Taiwan, Yuanta Financial Holdings Co Ltd, mengakuisisi 99 persen saham PT AmCapital Indonesia dan kemudian AmCapital berubah nama menjadi PT Yuanta Asset Management.

Promo Terbaru di Bareksa

Lalu bagaimana kinerja dari perusahaan aset manajemen tersebut?

Pasca diakuisisi asing, dana kelolaan kedua perusahaan tersebut dalam setahun terakhir menurun. Dana kelolaan Yuanta AM turun 15,4 persen, sementara Aberdeen turun 44,1 persen.

Tabel : Perubahan Dana Kelolaan Manajer Investasi yang Baru Diakuisisi Perusahaan Asing

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Dana kelolaan Yuanta AM setelah diakuisisi menjadi Rp37,5 miliar dan setahun berikutnya pada Oktober 2015 turun menjadi Rp31,7 miliar. Dana kelolaan Aberdeen AM pasca diakuisisi juga mengalami penurunan dari Rp1,65 triliun menjadi Rp926 miliar pada Oktober 2015.

Jika dibandingkan dengan perusahaan investasi asing yang sudah lebih dahulu menjalankan usaha di Indonesia, ternyata perusahaan yang baru diakuisisi asing tersebut menghasilkan penurunan return yang lebih dalam.

Misalnya PT Dongsuh Securities yang telah berganti nama menjadi PT Kiwoom Investment Management Indonesia sejak 2011 ini, menghasilkan penurunan dana kelolaan hanya 2,2 persen dalam satu tahun. Sementara manajer investasi asing PT First State Investments Indonesia mengalami penurunan dana kelolaan sebesar 26,5 persen.

Tabel: Perubahan Dana Kelolaan Perusahaan Investasi Asing

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Penurunan dana kelolaan perusahaan tersebut disinyalir akibat menurunnya nilai aset yang dikelola perusahaan karena pasar modal memang sedang berfluktuasi. Penurunan dana kelolaan Aberdeen juga mungkin karena banyaknya produk reksa dana yang mengalami penurunan sehingga akumulasi penurunannya menjadi lebih besar.

Sementara dari segi return yang dihasilkan reksa dana kelolaan manajer investasi yang baru saja diakuisisi asing, return dari AM Obligasi Jibor 1 Year Plus -- kelolaan Yuanta Asset Management -- sebesar 4,49 persen setahun, melebihi return indeks reksa dana pendapatan tetap yang sebesar 3,35 persen.

Untuk reksa dana kelolaan Aberdeen AM, tiga dari enam reksa dana pendapatan tetap miliknya, kinerjanya berada di atas indeks reksa dana pendapatan tetap, yakni berkisar 5 - 8 persen per tahun.

Reksa dana saham milik Aberdeen juga berhasil menahan penurunan return, sehingga tidak turun lebih dalam dari IHSG yang tergelincir hingga 13,18 persen dalam setahun.

Sedangkan kinerja reksa dana kelolaan manajer investasi asing Kiwoom Investments Management Indonesia, Kiwoom Indonesia Optimum Fund mencatat penurunan return sebesar 0,76 persen dalam setahun, lebih rendah dibandingkan indeks reksa dana campuran yang tergelincir 6,53 persen.

Dan kinerja mayoritas reksa dana yang dikelola oleh First State berada di atas benchmark-nya. Misalnya empat dari reksa dana saham kelolaan First State catat penurunan return yang tidak sedalam indeks reksa dana saham yang turun hingga 13,18 persen.

Juga First State Indonesian Money Market Fund, reksa dana pasar uang kelolaan First State, menghasilkan return 5,84 persen, lebih tinggi dibanding indeks reksa dana pasar uang yang mencatat kenaikan return sebesar 4,93 persen.

Tabel: Kinerja Reksa Dana Manajer Investasi Asing

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua