Bareksa.com - Dalam sepekan lalu atau yang merupakan pekan ketiga April 2021, sektor barang baku dan keuangan yang melemah masing-masing 3,49 persen dan 1,3 persen menekan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sekitar 1,14 pesen ke level 6,016.86. Investor asing melakukan aksi jual di pasar saham sekitar Rp1.09 triliun.
Imbal hasil Obligasi Pemerintah 10 tahun turun ke level 6,48 persen pada pekan lalu dari pekan sebelumnya di 6,51 persen didorong pembelian oleh investor asing pada SBN sekitar Rp6.52 triliun pada pekan lalu (22/04).
Laba PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik sekitar 7 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal I 2021 menjadi Rp7.04 triliun. Hal ini mendongkrak kenaikan harga saham bank BCA pada akhir pekan lalu (23/04) sekitar 2,81 persen ke level Rp31,950 per saham.
Sejak awal tahun, kinerja saham BBCA masih lebih rendah dibandingkan beberapa saham bank besar lainnya dengan penurunan sepanjang tahun berjalan (YtD) 5,61 persen. Sehingga, perbaikan kinerja keuangan tersebut dapat menjadi sentimen positif untuk kinerja saham bank BCA.
Grafik Saham Perbankan YtD (30 Dec 2020 – 23 April 2021)
Sumber: Bareksa
Beberapa peristiwa penting pekan lalu adalah :
· Lembaga pemeringkat utang global Standard and Poor's (S&P) mempertahankan peringkat utang Indonesia pada BBB pada 22 April 2021 karena prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan rekam jejak kebijakan yang berhati-hati yang tetap ditempuh otoritas moneter maupun fiskal.
· Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2021, menjadi 4.1 hingga 5.1 persen. Meskipun demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perekonomian Indonesia kini sudah berada dalam tren perbaikan.
· Jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai 24 April 2021 sebanyak 404,167 kasus. Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 390,334 dan total 6,623 orang meninggal dunia.
Menurut analisis Bareksa, proyeksi kinerja IHSG, obligasi pemerintah 10 tahun dan reksadana sepanjang pekan ini atau pekan keempat April 2021 adalah sebagai berikut :
1. IHSG diproyeksikan masih akan bergerak sideways (mendatar) dengan penguatan terbatas di kisaran level 5.950 – 6.125, didorong sentimen positif dari S&P yang mempertahankan peringkat utang Indonesia pada BBB, mengindikasikan prosek pertumbuhan ekonomi yang kuat.
2. Sementara itu, tingkat suku bunga acuan yang dipertahankan di level 3.5 persen turut menjadi sentimen positif untuk reksadana pendapatan tetap. Imbal hasil Obligasi Pemerintah 10 tahun diperkirakan bergerak di rentang 6,4 – 6,6 persen menanti rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal Mei 2021 serta rapat bank sentral The Fed pekan ini yang dapat menentukan arah pertumbuhan inflasi Amerika.
3. Pekan ini akan mulai dirilis kinerja keuangan kuartal I 2021 dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sehingga investor dapat memperhatikan hasil rilis tersebut, yang diproyeksikan akan mempengaruhi pergerakan reksadana saham, indeks, maupun campuran.
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.