Bareksa.com - PT Bank DBS Indonesia dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia meluncurkan produk investasi, Manulife Dana Investasi Real Estat Asia Pasifik Dollar (MDIREAPD). Produk investasi ini merupakan pilihan dana investasi khusus untuk produk unit link yang ditempatkan di sektor properti Asia Pasifik.
Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna mengatakan, nasabah menggali beragam cara untuk mengoptimalkan perencanaan keuangan mereka guna menghadapi pasar yang semakin bergejolak dan ketidakpastian saat ini. Dengan MDIREAPD, nasabah Bank DBS Indonesia dapat melakukan diversifikasi aset propertinya dengan tetap menikmati perlindungan asuransi jiwa.
“Dengan menciptakan produk baru ini bersama Manulife Indonesia, kami memberikan kesempatan kepada nasabah untuk mendapatkan benefit dari beragam jenis aset real estat, fungsi dan lokasi properti di seluruh kawasan Asia Pasifik dengan jumlah modal awal yang fleksibel,” ujar Paulus dalam keterangan resmi pada Selasa, (10/11).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan ekonomi Indonesia triwulan III 2020 terhadap triwulan III 2019 mengalami kontraksi 3,49 persen (year on year/YoY). Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam 16,7 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam yakni 10,82 persen.
Kontraksi YoY ini merupakan yang kedua kali setelah pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia minus hingga 5,32 persen. Artinya ekonomi Indonesia telah masuk ke jurang resesi pada triwulan III tahun ini, atau merupakan pertama kali sejak 1999. BPS menyebutkan ada 7 sektor dari 17 sektor lapangan usaha yang masih tumbuh positif secara tahunan. Sektor real estat atau properti dan jasa keuangan adalah dua sektor yang termasuk dalam pertumbuhan positif di tengah pandemi.
Presiden Direktur dan CEO Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Ryan Charland mengatakan Manulife Indonesia dan Bank DBS Indonesia tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga Indonesia yang terus berubah. “Kami menawarkan MIDREAPD sebagai cara bagi nasabah unit-linked kami untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan di sektor properti di Asia Pasifik dan menjaga tujuan keuangan dan impian-impian masa depan mereka berjalan sesuai dengan yang diharapkan,” terang Ryan.
Perkembangan DIRE
Sebelumnya PT Mandiri Manajemen Indonesia juga berencana meluncurkan produk investasi DIRE. Namun, Direktur Sales Mandiri Manajemen investasi Endang Astharanti mengatakan, perusahaan masih dalam proses penjajakan untuk meluncurkan produk tersebut. Selain DIRE, pihaknya juga bersiap merilis sejumlah produk reksadana, meski kondisi ekonomi masih dalam suasana pandemi Covid-19. Salah satu produk yang siap dirilis adalah, kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) syariah dengan menggandeng PT Jasa Marga Tbk.
Menurut Endang, perseroan telah menggandeng PT Jasa Marga Tbk untuk merilis KIK-EBA Syariah. Targetnya, produk ini akan meluncur pada semester II 2020. "KIK-EBA Syariah Jasa Marga ini akan menggunakan ruas tol JORR Cilincing-Cikunir sebagai underlying asset," kata Endang.
Selain itu, perseroan akan meluncurkan beberapa produk reksadana penyertaan terproteksi (RDT). Rilis beberapa RDT ini untuk menggantikan sejumlah produk RDT yang akan jatuh tempo tahun ini, yang nilainya mencapai Rp 4 triliun. “Sejauh ini kita sudah replace Rp1,2 triliun dan masih mencari sekitar Rp2 triliun lagi,” ungkap Endang.
Menurut data Bareksa, ada 8 produk DIRE yang beredar di pasaran. 8 produk tersebut adalah Bowspirit Industrial Infrastructure, Bowspirit Township Development USD, Dana Investasi Infrastruktur Bowspirit Integrated Infrastrucutre 1, Dana Investasi Bowspirit Integrated Infrastructure 2, Bowspirit Integrated Infrastructure 3, Bowspirit Township Development, Dana Investasi Infrastruktur Toll Road Mandiri OO1 dan Dinfra Bowspirit Aoyama Commercial Fund.
Dari 8 DIRE tersebut, 7 di antaranya membukukan imbal hasil positif setahun terakhir (per 6 November 2020). Imbalan imbalan tertinggi dibukukan Bowsprit Townsip Development USD dengan imbal hasil 8,49 persen, disusul Dana Investasi Infrastruktur Bowsprit Integrated Infrastructure 3 (8,11 persen) dan Bowsprit Industrial Infrastructure (7,55 persen).
Sumber : Bareksa
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.