BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Pemilik Fintech Tunaiku, Amar Bank Resmi Melantai di Bursa

Bareksa09 Januari 2020
Tags:
Pemilik Fintech Tunaiku, Amar Bank Resmi Melantai di Bursa
Direktur Utama PT Bank Amar Indonesia Tbk Vishal Tulsian (tengah) menekan tombol bersama Head of Finance David Wirawan (kanan), disaksikan Direktur Penilaiain Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna, saat pencatatan saham perdana PT Bank Amar Indonesia Tbk, di BEI, Jakarta, Kamis (9/1/2020). Antara Foto

Dengan layanan personal loan, Tunaiku membantu meningkatkan inklusi keuangan Indonesia

Bareksa.com - PT Bank Amar Indonesia resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (9/1/2020). Bank Amar melepas 1,2 miliar saham melalui penawaran perdana atau initial public offering ( IPO) dengan kode saham AMAR.

Amar mematok harga penawaran umum sebesar Rp174 per saham. Jumlah nilai penawaran umum perdana saham secara keseluruhan bernilai Rp 209,8 miliar.

Amar Bank didirikan sejak 1991 dan sejak 2004 susah menjadi bagian dari Tolaram Group. Sementara dalam beberapa tahun terakhir Bank Amar mengalami transformasi digital sebagai bank pertama yang bergerak pada personal loan financial technology (fintech) dengan nama Tunaiku.

Promo Terbaru di Bareksa

Tunaiku menjadi produk layanan personal loan yang didirikan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan inklusi keuangan, terutama bagi mereka yang undeserved atau kurang terlayani oleh perbankan.

"Amar bank memiliki keunggulan sebagai bank pertama yang memasuki sektor fintech yang didukung dengan teknologi yang memumpuni. Kami akan fokus dengan berbagai layanan produk digital untuk melayani masyarakat, seiring pesatnya pertumbuhan digital," ungkap Vishal Tulsian, President Director Amar Bank, Kamis (9/1/2020).

Tunaiku sebagai pioner fintech memiliki prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kreditnya. Maka dari itu, salam menyalurkan kredit, Tunaiku mengacu pada credit scoring yang telah dikembangkan sejak tahun 2014.

Amar Bank menjadi bank buku 2 dengan total ekuitas Rp 1 triliun. Pertubuhannya terbilang pesat, terlihat dari aset yang tumbuh 88,89 persen mencapai Rp3,4 triliun per November 2019, dibandingkan Rp1,8 triliun per Desember 2018.

Di sisi lain, per November 2019 penyaluran kredit mencapai Rp 1,9 triliun. Sementara untuk total profit sebelum pajak mencapai Rp98 miliar dengan pendapatan bunga sebesar Rp570 miliar.

Dorong Inklusi Keuangan

Memanfaatkan teknologi digital, Tunaiku sebagai fintech berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberikan dampak sosial yang positif. Hal ini berkaitan juga dengan meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.

Untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, Tunaiku menggunakan credit scoring yang kinerjanya sudah teruji. Dalam melakukan analisa kreditnya, Tunaiku menggunakan sebuah algoritma dan predictive analysis, sembari tetap melakukan proses Know Your Customer melalui berbagai cara, seperti verifikasi KTP dan pertemuan secara langsung dengan debitur.

Tunaiku telah menyalurkan kredit lebih dari Rp3 triliun sejak diluncurkan pada 2013. Maka dari itu, Tunaik berhasil meraih penghargaan di ajang Indonesia Best Brand Awards 2019 dan Financial Awards 2019 Kategori Millennial's Admirable Brand in Brand Awareness dari RRi.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai ada sekitar 100 juta orang dari golongan yang belum tersentuh atau belum mendapat pelayanan dari bank. Mereka yang terutama berasal dari golongan pekerja informal diharapkan bisa mendapat layanan finansial dari financial technology (fintech) peer-to-peer lending.

Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hendrikus Passagi menjelaskan mereka yang berprofesi sebagai petani, pengrajin, hingga nelayan masih belum bisa tersentuh oleh layanan perbankan (underbanked). Padahal, golongan ini memberikan sekitar 70 persen pendapatan nasional dalam bentuk produk domestik bruto (PDB) dan merupakan 90 persen jumlah tenaga kerja di Indonesia.

Hendrikus menyebut, dari seluruh populasi Indonesia 260 juta jiwa, baru sekitar 15 juta orang yang bisa menikmati layanan perbankan. Ada 100 juta orang Indonesia yang masih membutuhkan layanan keuangan dalam bentuk pinjaman sehingga fintech lending bisa menjadi satu jawaban untuk mereka yang belum tersentuh bank.

Di juga menyebutkan sekitar US$70 miliar (Rp98,7 triliun) pendanaan dibutuhkan. Dari 100 juta orang yang membutuhkan, baru sekitar 50 juta orang yang telah mendapatkan pendanaan dari fintech.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,01

Up0,33%
Up4,11%
Up7,65%
Up8,53%
Up19,56%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,34

Up0,43%
Up4,30%
Up7,08%
Up7,44%
Up3,35%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.081,79

Up0,60%
Up4,03%
Up7,28%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.848,01

Up0,56%
Up3,87%
Up6,86%
Up7,41%
Up17,86%
Up40,92%

Insight Renewable Energy Fund

2.277,12

Up0,87%
Up3,97%
Up6,86%
Up7,35%
Up20,27%
Up35,71%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua