Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya sejak 1 Agustus 2019 hingga hari ini (Selasa, 6 Agustus 2019). Tercatat, IHSG sudah turun 4,19 persen secara akumulasi dari 6.390,5 pada akhir Juli menjadi 6.119,5.
Gejolak di pasar saham itu tentu saja akan berpengaruh kepada kinerja reksadana, khususnya yang menjadikan saham sebagai portofolionya.
Namun bagi kamu yang menjadi investor reksadana, tidak perlu khawatir terhadap gejolak pasar saham seperti terjadi belakangan ini. Bahkan, gejolak seperti itu bisa jadi momentum untuk terus menambah dana investasi kamu agar menghasilkan keuntungan yang optimal.
Seperti penuturan Senior Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia Adrian Maulana. Kepada Bareksa, Adrian menghimbau para investor reksadana tetap tenang dan jangan ikut panik.
“Selama keranjang portofolio investor adalah saham-saham dari perusahaan berfundamental baik dan likuid di pasaran,” ujar Adrian kepada Bareksa, Selasa, 6 Agustus 2019.
Adrian juga menyampaikan beberapa wejangan lain agar investasi kamu di reksadana bisa untung secara optimal. Berikut saran dari Adrian:
1. Fokus pada Tujuan
Ingat kembali tujuan kita berinvestasi reksadana saham idealnya untuk jangka panjang (umumnya di atas 5 tahun).
2. Ambil Kesempatan
Jadikan penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebagai kesempatan untuk menambah investasi reksadana saham yang kita miliki.
3. Percaya Manajer Invesatsi
Reksadana Saham terdiri dari minimal 80 persen aset saham perusahaan. Manajer Investasi profesional akan berfokus pada fundamental perusahaan, bukan pada rumor sesaat. Sehingga bila market saham turun, umumnya reksadana saham yang dikelola demikian akan lebih tahan banting menghadapi gejolak sesaat.
Pada saat pasar saham sedang bergejolak kita bisa lihat ada saham yang merosot dalam, namun reksadana saham yang dikelola manajer investasi profesional tidak jatuh terlalu dalam. Karena reksadana saham terdiri dari puluhan saham perusahaan (diversifikasi), sehingga risiko lebih terkelola.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.