Cadangan Devisa Indonesia Meningkat, IHSG Menguat ke 6.470
BoJ mulai mengkhawatirkan dampak perlambatan global
BoJ mulai mengkhawatirkan dampak perlambatan global
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan pagi ini 9 April 2019 dibuka menguat tipis setelah kemarin ditutup melemah. Sentimen dari dalam negeri terpantau positif meskipun ada tekanan dari pasar global terhadap bursa Indonesia.
IHSG hingga pukul 10:21 WIB pagi ini terpantau menguat 0,69 persen atau 44,39 poin ke 6.470,13. Seluruh sektor saham di Bursa Efek Indonesia hari ini mencatatkan penguatan sehingga mendorong kinerja IHSG.
Telah terjadi transaksi senilai Rp2,39 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 4,13 miliar. Investor asing terpantau mencatatkan beli bersih (net buy) Rp161,78 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Kemarin, IHSG berakhir melemah 0,75 persen di level 6.425. Sektor infrastruktur yang turun 2,15 persen dan sektor pertanian yang melemah 1,30 persen menjadi penekan utama IHSG. Walau demikian, asing mencatat net buy Rp842,28 miliar, melanjutkan reli selama empat hari berturut-turut.
Di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,32 persen sedangkan indeks S&P 500 naik 0,10 persen dan Nasdaq Composite menguat 0,19 persen. Bursa Wall Street ditutup variatif di tengah investor yang masih wait and see menantikan rilis laporan keuangan emiten kuartal pertama tahun 2019.
Analis memperkirakan akan adanya penurunan laba di perusahaan-perusahaan S&P 500 di kuartal pertama. Selain itu juga, investor juga masih di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Cadangan Devisa Indonesia
Pada bulan Maret 2019, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi US$124,5 miliar. Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 7 bulan impor, di atas standar minimum kecukupan impor internasional sebesar 3 bulan impor. Menurut Direktur Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, kenaikan ini didorong oleh penerimaan devisa migas dan penerimaan lainnya pada bulan Maret.
Kekhawatiran BOJ
Kemarin, Bank of Japan (BoJ), memotong proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi di 3 wilayah di Jepang. Menurut Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, pertumbuhan ekonomi di Jepang ke depannya masih akan mengalami ekspansi yang ditopang oleh konsumsi domestik.
Namun, ia juga menyatakan bahwa perlambatan permintaan global akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Jepang, dalam bentuk penurunan ekspor, yang mana akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di 3 wilayah Jepang tersebut.
Rencana Akuisisi Permata
Rencana PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk mengakuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) semakin dekat. Salah satu emiten perbankan berkapitalisasi pasar besar yang dikendalikan oleh negara ini tengah melakukan kajian dan negosiasi harga dengan Bank Permata.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan hasil due diligence rencana akuisisi akan diumumkan bulan ini. Bank Mandiri mengaku kelebihan modal sebesar Rp30 triliun, sehingga bermaksud mengakuisisi bank kelas medium.
Proses akuisisi diharapkan selesai tahun ini. Namun, semuanya belum pasti, masih tergantung negosiasi. Bila negosiasi tidak cocok maka bisa juga proses akuisisi dibatalkan.
(KA02/hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.