Meski Asing Net Sell, IHSG Naik 1,2 Persen Berkah Penguatan Rupiah

Bareksa • 18 Feb 2019

an image
Petugas beraktifitas pada sekitar ruang yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/7).(ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)

Diperkirakan support resistance IHSG berada di kisaran 6.300-6.429

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah kompak menguat setelah sebelumnya sama-sama melemah pada Jumat, 15 Februari 2019. IHSG pada sesi I hari ini (Senin, 18 Februari 2019) naik 1,2 persen ke level 6.466,04, sementara Rupiah berada pada level Rp14.106 per US$.

Sejak membuka perdagangan, IHSG langsung menguat ke level 6.428,27 dari posisi Jumat, 15 Februari 2019 saat menutup perdagangan di level 6.389,08. IHSG Sepanjang sesi I hari ini sempat menyentuh level tertinggi 6.471,93 dengan level terendah 6.425,92.

Dalam setengah hari perdagangan, nilai transaksi IHSG mencapai lebih dari Rp4 triliun. Meski begitu, investor asing melanjutkan aksi jual (net sell) dengan nilai Rp34,25 miliar.

Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas Lanjar Nafi sudah memprediksi, pergerakan IHSG secara teknikal mengarah pada pergerakan bearish setelah tidak mampu bertahan di area level 6.400. “Indikator Stochastic mengarah bearish dengan pergerakan terkonsolidasi pada area oversold begitu juga RSI yang telah menjenuh namun tidak berindikasi rebound secara momentum,” tulis Lanjar dalam risetnya.

Lanjar menambahkan, IHSG akan cenderung bergerak kembali tertekan mendekati level support MA50 di kisaran level 6.300 jika tidak mampu berbalik kembali di atas level 6.400. “Sehingga diperkirakan support resistance IHSG berada di kisaran level 6.300-6.429,” imbuhnya.

Intraday IHSG Sesi I Perdagangan Senin, 18 Februari 2019

Sumber: Bareksa.com

Di sisi lain, setelah melemah menjadi Rp14.116 per US$ pada Jumat, 15 Februari 2019 dari posisi Kamis, 14 Februari 2019 Rp14.093 per US$, hari ini Rupiah mencatat penguatan ke level Rp14.106 per US$ berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.

Pada Jumat lalu, pelemahan Rupiah ditenggarai karena Indonesia membukukan defisit perdagangan hingga US$1,16 miliar pada Januari 2019 akibat penurunan ekspor. Namun menurut Research Analyst FXTM Lukman Otunuga, perlu diingat bahwa ekonomi Indonesia berkembang pada jalur tercepat dalam 5 tahun di sepanjang 2018 lalu meskipun kondisi global sedang tidak menentu. (hm)