Broker Ini Banyak Jual Saham MABA di Pasar Reguler, Tapi Borong di Nego

Bareksa • 17 Jan 2019

an image
Ilustrasi pergerakan harga saham IHSG, reksadana, investasi, obligasi, surat utang

Volume dan nilai transaksi saham MABA menjuarai perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia

Bareksa.com-  Pada perdagangan hari ini, 17 Januari 2019,  pergerakan saham  PT Marga Abhinaya Abadi Tbk. (MABA) cukup menarik perhatian. Hal ini terlihat dari volume perdagangan dan nilai transaksinya di Bursa Efek Indonesia sepanjang hari ini, meski harga sahamnya menurun.

Hingga pukul 15.01 WIB hari ini, volume transaksi saham ini menjadi juara perdagangan yang tembus 13,6 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp240 miliar. Sementara itu, nilai total transaksi saham emiten pengelola hotel dan restoran ini mencapai Rp7,9 triliun hari ini di Bursa.

Meskipun demikian, harga saham MABA terpantau melemah 2,27 persen menjadi Rp172 dari penutupan hari sebelumnya di Rp176.

Grafik: Pergerakan Harga Saham  MABA  Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Di pasar reguler, Reliance Scurities (LS) tercatat sebagai salah satu broker yang banyak menjual saham MABA hingga1,7 juta lot pada harga rata-rata Rp177 per saham. Nilai transaksi saham MABA oleh LS mencapai Rp30,2 miliar.

Menariknya, LS justru tercatat sebagai pembeli saham MABA terbesar di pasar negosiasi dengan volume hingga 1 juta lot saham. LS membeli saham MABA pada harga rata-rata Rp115 per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp11,9 miliar di pasar negosiasi.

Selain LS, di pasar reguler Valbury Sekuritas (CP) juga tercatat banyak menjual saham MABA. Broker ini menjual 1,8 juta lot saham MABA senilai Rp31,7 miliar.

Selain itu, Bosowa Sekuritas (SA) juga melepas saham MABA sebanyak 1,4 juta lot saham pada harga rata-rata Rp176 per saham, senilai Rp25,4 miliar. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.