Bareksa.com - Menjalani pekan kedua perdagangan di awal tahun 2019, pergerakan pasar saham Tanah Air terlihat cukup positif. Dalam periode 7 hingga 11 Januari 2019, IHSG mengalami kenaikan1,39 persen dengan ditutup pada level 6.361,46.
Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona hijau pada pekan kemarin, kecuali sektor konsumer dan perdagangan yang masing-masing melemah 0,65 persen dan 0,26 persen.
Tiga sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi pada pekan kemarin yaitu infrastruktur (4,09 persen), properti (2,91 persen), dan industri dasar (2,67 persen).
Di sisi lain, investor asing terpantau banyak masuk ke pasar saham domestik dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) sepanjang pekan lalu senilai Rp2,98 triliun.
Alhasil sepanjang dua pekan berjalannya perdagangan di tahun 2019, investor asing telah mencatatkan net buy senilai Rp4,04 triliun dengan tanpa ada sehari pun investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell).
Saham-saham yang terbanyak diborong investor asing sepekan kemarin :
1. Saham TLKM (Rp508,5 miliar)
2. Saham BMRI (Rp467,5 miliar)
3. Saham BBRI (Rp438,4miliar)
4. Saham BBNI (Rp399,5 miliar)
5. Saham ASII (Rp241,6miliar)
Performa yang dibukukan IHSG sepanjang pekan lalu memang terbilang cukup positif, namun jika dibandingkan dengan mayoritas bursa utama kawasan Asia, penguatan bursa saham Tanah Air relatif tertinggal.
Indeks Strait Times (Singapura) meroket 4,56 persen, Indeks Nikkei (Jepang) melesat 4,08 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) melaju 4,06 persen, Indeks Kospi (Korea) terapresiasi 3,25 persen, dan Indeks Shanghai (China) menguat 1,55 persen.
Sentimen Positif
Kinerja bursa saham benua kuning dimotori oleh sentimen positif yang berasal dari damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Pada tiga hari pertama pekan kemarin (7-9 Januari), AS dan China menggelar negosiasi dagang setingkat wakil kementerian di Beijing, China.
Pelaku pasar banyak yang cukup skeptis dalam menanggapi pertemuan tersebut, lantaran hanya setingkat wakil kementerian. Namun, seiring berjalannya pertemuan, ada perkembangan yang cukup mengejutkan.
Wakil Perdana Menteri China Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang tampil dalam negosiasi hari pertama. Dari sini, optimisme pelaku pasar muncul bahwa akan ada gebrakan yang signifikan dari pertemuan tersebut.
Setelah pertemuan selesai digelar, US Trade Representatives (USTR) mengatakan China berkomitmen untuk membeli lebih banyak produk asal Negeri Adidaya, mulai dari produk pertanian, energi, hingga manufaktur.
Sementara di sisi lain, Kementerian Perdagangan China mengatakan negosiasi dagang dengan AS berlangsung ekstensif dan dalam, menghasilkan fondasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dimiliki kedua negara dengan ekonomi terbesar di bumi tersebut.
Kemudian, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan ada perkembangan yang dicapai terkait dengan isu-isu struktural seperti pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual.
Pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual merupakan permasalahan yang sangat sulit untuk diselesaikan sejauh ini. Lantas, pernyataan dari Gao Feng berhasil menenangkan pelaku pasar.
Hal yang lebih menggembirakan lagi, Liu He dikabarkan akan “main” ke Washington untuk bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang juga merupakan tokoh kunci dalam negosiasi dagang, seperti dilansir dari Reuters.
Sentimen Negatif
Penguatan IHSG yang relatif terbatas sepanjang pekan lalu, dikarenakan sektor konsumer (-0,65 persen) menjadi pemberat yang sedikit menahan laju kenaikan IHSG.
Padahal sebenarnya ada sentimen positif bagi saham-saham konsumer berupa rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada hari Senin (07/12/2019), Bank Indonesia (BI) mengumumkan IKK periode Desember 2018 di level 127, meningkat dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 122,7. Posisi IKK bulan Desember menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2018.
Saham-saham konsumer dilepas pelaku pasar lantaran tingginya angka IKK tidak diimbangi dengan semakin tinggi masyarakat Indonesia dalam melakukan konsumsi. Pada bulan Desember, porsi dari konsumsi terhadap total pengeluaran hanya 67,2 persen, turun dari posisi November yang sebesar 68,2 persen.
Kemudian porsi untuk cicilan pinjaman juga turun menjadi 12,3 persen, dari yang sebelumnya 12,8 persen. Sebaliknya, porsi yang digunakan untuk tabungan naik menjadi 20,4 persen, dari yang sebelumnya 19 persen. Ada kemungkinan, masyarakat menahan konsumsinya seiring dengan ketidakpastian yang masih cukup tinggi sampai akhir 2019.
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan IHSG terlihat masih terus bergerak naik dalam fase uptrend yang cukup kuat.
Dengan pergerakannya yang berhasil menembus garis upper middle bollinger band, menandakan posisi uptrend IHSG cukup kokoh meskipun sempat diiringi beberapa koreksi sehat.
Indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak naik, meskipun mulai mendekati area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target berikutnya untuk menguji level psikologis 6.400.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.