Bareksa.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,65 persen atau 97,1 poin ke level 5.777 pada Senin, 12 November 2018. Senada rupiah turut ditutup melemah 142 poin atau 0,97 persen ke level Rp14.820 per dolar AS.
CAD Bukan Penyebab Rupiah Melemah
Bank Indonesia membantah pelemahan nilai tukar, pasca penguatan selama delapan hari berturut-turut, sebagai bagian dari sentimen terhadap pelebaran defisit transaksi berjalan CAD (current account deficit) kuartal III 2018.
Mengutip CNBC Indonesia, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menuturkan faktor utama pelemahan rupiah dikarenakan perlambatan ekonomi di China.
"Pelemahan rupiah hari ini pun sejalan dengan melemahnya seluruh mata uang regional lainnya," ungkap Nanang, Senin (12/11/2018).
Pelemahan Terjadi di Regional
"Pelemahan rupiah hari ini sejalan dengan melemahnya seluruh mata uang regional, dipicu sentimen negatif atas indikasi pelemahan ekonomi China dan reaksi pemerintah Italia yang belum akan melakukan penyesuaian budget plan sesuai dengan permintaan Uni Eropa."
Semua sentimen ini memicu pelepasan saham mulai dari pasar modal AS hingga ke pasar Asia, akibatnya investor melakukan aksi beli surat utang pemerintah AS sebagai instrumen yang aman (flight to quality).
Kondisi tersebut juga diikuti oleh menurunnya sejumlah harga komoditas.
Menurutnya sampai Senin siang kemarin, BI melihat terjadi outflow atau dana keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN). "Namun masih kecil," tutur Nanang.
(AM)