Bareksa.com – Investor ritel kembali menjadi perhatian Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memperluas literasi dan inklusi pasar modal. Kali ini, BEI berencana mengembangkan transaksi surat utang (obligasi) korporasi dengan satuan terendah Rp1 juta.
Kepada wartawan di Jakarta, Direktur Utama BEI Inarno Djayadi menyampaikan, rencana tersebut menjadi bagian dari langkah BEI dalam mengembangkan perdagangan elektronik transaksi obligasi ritel. Artinya, rencana itu bisa terealisasi jika perdagangan obligasi sudah menggunakan elektronik.
“Jadi, di pasar sekunder, perdagangan obligasi bisa Rp1 juta,” ujar Inarno.
Atas rencana ini, beberapa perusahaan efek pun memberikan pendapatanya. Salah satunya adalah Sinarmas Sekuritas.
Associate Director Sinarmas Sekuritas Harta Setiawan menuturkan selama ini pihaknya belum mendengar atau mendapat sosialisasi mengenai rencana BEI tersebut. Meski begitu, Harta menilai, angka Rp1 juta untuk transaksi obligasi korporasi terbilang terlalu kecil.
“Karena investor belum banyak mengerti obligasi. Lebih baik jangan Rp1 juta, misalnya Rp20 juta saja,” terang Harta kepada Bareksa.
Pendapat Harta terkait rata-rata transaksi investor ritel di obligasi korporasi yang Sinarmas Sekuritas tangani. Harta mengungkapkan, rata-rata minimal pembelian obligasi korporasi oleh investor ritel adalah Rp1 miliar.
Terlebih, lanjutnya, tipikal investor obligasi korporasi berasal dari institusi. “Bahkan biasanya jatah untuk investor ritel kurang dari 1 persen saja,” tambah dia.
Meski begitu, Harta menilai, ide tersebut boleh saja. Yang jelas, biaya administrasi dan tingkat kerumitan dalam transaksi obligasi di pasar sekunder tetap sama.
Berbeda dengan Sinarmas Sekuritas, pendapat PT Trimegah Sekuritas lebih positif. Direktur Independen Trimegah Sekuritas David Agus menuturkan, ide BEI bagus untuk memasyarakatkan instrumen obligasi korporasi ke investor ritel.
“Supaya in the long term investor based bertambah untuk pasar obligasi korporasi,” ujar dia.
Sebagai informasi, pada hari ini BEI mencatatkan obligasi ritel pertama yang diterbitkan oleh PT Federal International Finance. Bertajuk Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance, obligasi dengan bunga tetap ini memiliki nilai emisi senilai Rp1,3 triliun.
Investor ritel dapat memiliki obligasi tersebut sekurang-kurangnya senilai Rp20 juta.
(AM)