BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Dana Asing Masuk ke Pasar Saham Indonesia Rp1,2 Triliun, Lima Saham Ini Diborong

22 Oktober 2018
Tags:
Dana Asing Masuk ke Pasar Saham Indonesia Rp1,2 Triliun, Lima Saham Ini Diborong
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sepanjang pekan lalu IHSG menguat 1,4 persen di level 5.837 dan rupiah menguat 0,09 persen di Rp15.185 per dolar AS

Bareksa.com - Menutup pekan ketiga di bulan Oktober 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami periode yang cukup positif sepanjang pekan kemarin dengan mengalami penguatan secara mingguan, meskipun di dua hari terakhir cenderung mengalami pelemahan.

Tercatat dalam periode 15 hingga 19 Oktober 2018, IHSG mengalami penguatan 1,4 persen dengan ditutup pada level 5.837,29.

Secara sektoral, mayoritas sektor berakhir positif pada pekan kemarin, kecuali sektor pertambangan dan perdagangan yang masing-masing melemah 0,84 persen dan 0,21 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Tiga sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi pada pekan kemarin yaitu aneka industri (5,54 persen), pertanian (3,43 persen), dan konsumer (1,78 persen).

Di sisi lain, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net foreign buy) dalam sepekan kemarin senilai Rp1,21 triliun.

Namun jika diakumulasikan sejak awal tahun, investor asing masih tercatat keluar dari pasar saham domestik senilai Rp56,51 triliun.

Saham-saham yang terbanyak diborong investor asing dalam sepekan kemarin :

1. Saham TLKM (Rp180,64 miliar)
2. Saham BBRI (Rp173,99 miliar)
3. Saham ASII (Rp148,70 miliar)
4. Saham TKIM (Rp127,80 miliar)
5. Saham SRIL (Rp104,32miliar)

Sentimen Positif

Faktor domestik menjadi pendorong laju IHSG pada pekan kemarin antara lain data penjualan mobil nasional dan neraca perdagangan internasional.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, penjualan mobil pada periode September sebanyak 93.103 unit atau naik 6,24 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sedangkan penjualan periode Januari hingga September 2018 tercatat sebanyak 856.439 unit, tumbuh 6,82 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, rilis data perdagangan internasional juga turut menjadi motor pergerakan IHSG. Badan Pusat Statistik mengumumkan data perdagangan internasional periode September 2018 surplus US$230 juta. Capaian tersebut merupakan surplus perdagangan pertama sejak Juni 2018.

Ekspor tercatat US$14,83 miliar atau tumbuh 1,7 persen yoy. Meskipun kinerja ekspor kurang meyakinkan, tetapi impor pun juga ikut tertekan. Pada September 2018, nilai impor tercatat US$14,6 miliar atau tumbuh 14,18 persen yoy.

Surplus tersebut sedikit memberikan harapan soal transaksi berjalan pada kuartal III 2018 akan lebih baik. Setidaknya ada angin segar karena neraca perdagangan Juli dan Agustus masing-masing tercatat defisit sebesar US$2,03 miliar dan US$900 juta.

Pelaku pasar bisa bernafas lega, karena devisa dari perdagangan membaik pada September. Rupiah bisa mempunyai pijakan untuk menguat karena terus melemah akibat devisa dari sektor keuangan (portofolio) yang masih terhambat karena arus modal yang memusat ke Amerika Serikat (AS).

Sepanjang pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat menguat tipis 0,09 persen. Mengawali pekan di level Rp15.200 per dolar AS, rupiah mengakhiri pekan kemarin di level Rp15.185 per dolar AS.

Padahal sejatinya dolar AS sedang dalam momentum positifnya pada pekan kemarin. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap hadapan enam mata uang utama) menguat 0,52 persen selama pekan kemarin.

Kekuatan greenback berasal dari rilis notulensi rapat (minutes of meeting) bank sentral AS (The Fed) edisi September 2018 pada Rabu malam waktu Indonesia.

Gubernur The Fed, Jerome Powell menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada rapat tersebut, tetapi investor ingin mengetahui lebih jauh seperti apa “suasana kebatinan” di dalamnya.

Saat ini suku bunga acuan AS telah berada di median 2,125 persen. The Fed menargetkan suku bunga akan naik menjadi ke median 3,1 persen pada akhir 2019 dan 3,4 persen pada akhir 2020. Dalam jangka panjang, suku bunga diperkirakan baru berangsur turun ke arah 3 persen.

Kondisi tersebut mengonfirmasi bahwa The Fed tetap dan masih akan hawkish setidaknya sampai 2020. Tren kenaikan suku bunga di Negeri Paman Sam sudah tidak bisa dihindari lagi, ucapkan selamat tinggal kepada era suku bunga rendah.

Sebab kalau tidak, pertumbuhan ekonomi dan inflasi Negeri Adidaya akan melaju tanpa kendali, atau yang dikenal dengan istilah overheating dalam ekonomi, yakni kenaikan inflasi akibat tidak terkendalinya tingkat permintaan.

Analisis Teknikal IHSG

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan IHSG selama sepekan kemarin cukup positif, meskipun pada dua hari terakhir perdagangan cenderung sedikit mengalami tekanan.

Pergerakan IHSG saat ini masih berada di sekitar area support-nya. Adapun indikator relative strength index (RSI) terpantau sedikit mengalami penurunan dan masih berada di area netral mengindikasikan IHSG masih mengalami momentum kenaikannya yang sedikit tertahan.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.376,71

Up0,93%
Up4,99%
Up7,08%
Up8,70%
Up19,23%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.088,99

Up0,51%
Up5,30%
Up6,55%
Up7,01%
Up2,47%
-

Capital Fixed Income Fund

1.835,62

Up0,55%
Up3,90%
Up6,15%
Up7,44%
Up17,15%
Up40,55%

STAR Stable Amanah Sukuk

1.073,64

Up0,62%
Up3,89%
Up6,49%
---

Insight Renewable Energy Fund

2.253,61

Up0,73%
Up3,60%
Up5,75%
Up6,90%
Up19,62%
Up35,48%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua