Bareksa.com - Minggu mendatang akan didominasi oleh beberapa peristiwa yang menggerakkan pasar, dengan pertemuan kebijakan moneter The Fed dan laporan pekerjaan bulan Juli masuk dalam agenda.
Pasar juga mencermati kondisi Eropa di tengah spekulasi bahwa Bank of England (BoE) yang akhirnya akan menaikkan suku bunga di atas tingkat darurat mereka yang telah ditetapkan lebih dari sembilan tahun yang lalu.
Sementara dari Asia, pertemuan kebijakan Bank of Japan (BoJ) diperkirakan menjadi titik fokus bagi investor, untuk segera dapat mulai mengurangi stimulus moneter besar-besaran.
Sementara itu, investor akan terus mengikuti perkembangan perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dengan mitra ekonomi utama, seperti China dan Uni Eropa, untuk melihat apakah ada berita lain yang terwujud.
Adapun pengenaan tarif AS senilai US$16 miliar atas barang-barang China diperkirakan akan dilaksanakan pada hari Rabu, sementara China diperkirakan juga mengenakan tarif dengan jumlah yang sama dari barang AS sebagai balasannya. Tarif ini adalah bagian dari paket yang lebih besar, US$50 miliar yang telah diberlakukan pada awal Juli.
Negosiasi perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut telah terhenti dan belum dimulai kembali, menurut pejabat China dan AS yang akrab dengan masalah ini.
Pada saat yang sama, kekhawatiran atas perang perdagangan AS dengan Eropa agak mereda setelah pertemuan positif pekan lalu antara Presiden Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker.
Pemerintahan Trump juga membuat kemajuan dengan Meksiko dan Kanada menuju revisi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Untuk lebih rincinya, berikut beberapa peristiwa penting yang kemungkinan besar mempengaruhi pasar dalam sepekan ke depan yang dilansir dari investing.com:
1. Keputusan Federal Reserve
Bank Sentral AS (The Fed) diperkirakan tidak akan mengambil tindakan terhadap suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan yang dilaksanakan dua hari pada pukul 14:00 siang di hari Rabu waktu setempat, dengan menjaganya dalam kisaran antara 1,75 persen -2,0 persen.
Bank sentral akan merilis pernyataan pasca pertemuannya karena investor mencari petunjuk apakah akan menindaklanjuti dengan kenaikan suku bunga pada bulan September dan Desember.
The Fed telah memperkirakan akan menaikkan suku dua kali lagi pada tahun 2018, karena sebelumnya telah memperketat kebijakan dua kali pada tahun ini.
Ketua Dewan Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan baru-baru ini bahwa kenaikan suku bunga secara bertahap tetap kuat, menandakan bahwa suku bunga akan terus meningkat tahun ini meskipun volatilitas pasar baru-baru ini disebabkan oleh perselisihan perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dengan China.
2. Laporan Pekerjaan AS
Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis laporan nonfarm payrolls untuk bulan Juli pukul 08.30 pagi di hari Jumat waktu setempat, dan akan dicermati lebih banyak untuk apa yang dikatakannya tentang upah daripada perekrutan.
Perkiraan konsensusnya adalah data akan menunjukkan pertumbuhan pekerjaan sebesar 190.000, setelah pertambahan 213.000 pada bulan Juni, sementara tingkat pengangguran diperkirakan turun ke level 3,9 persen dari sebelumnya 4,0 persen.
Namun, sebagian besar fokus kemungkinan akan berada pada angka rata-rata penghasilan per jam, yang diperkirakan naik 0,3 persen, lebih cepat dari kenaikan 0,2 persen sebulan sebelumnya. Secara tahunan, upah diperkirakan meningkat 2,8 persen, atau hasil yang sama pada bulan Juni.
3. Pengumuman Suku Bunga Bank of England (BoE)
Bank of England (BoE) akan mengumumkan keputusan suku bunga pada pukul 12.00 siang di hari Kamis waktu setempat. Jika semua berjalan sesuai naskah, bank sentral Inggris akan mendorong suku bunga hingga 0,75 persen, melampaui kenaikan bulan November sebesaer 0,5 persen.
Hal tersebut akan menjadi simbol karena akan membuat BoE berada di atas titik terendah darurat dari krisis keuangan global 2007-2008 untuk pertama kalinya, tetapi dengan kemungkinan Brexit yang berantakan, Gubernur Mark Carney mungkin terdengar berhati-hati tentang langkah selanjutnya.
Selain BoE, pelaku pasar juga akan fokus pada tiga laporan tentang aktivitas di sektor manufaktur, konstruksi dan jasa untuk indikasi lebih lanjut pada efek lanjutan bahwa keputusan Brexit terhadap ekonomi.
Istilah hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa masih belum jelas, delapan bulan sebelum Brexit, dan Perdana Menteri Theresa May belum dapat digulingkan oleh Partai Konservatifnya sendiri yang terbagi pada seberapa dekat negara itu harus tetap berada di blok tersebut.
4. Pertemuan Bank Of Japan (BoJ)
Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan mulai mempersiapkan pasar untuk beberapa perubahan kebijakan moneternya yang unik. Pelonggaran kebijakan moneter menjadi konklusi pada akhir pertemuan dua hari pada hari Selasa.
Laporan media pekan lalu menunjukkan bahwa BoJ sekarang sedang mempertimbangkan menyesuaikan program stimulus besar-besaran untuk membuatnya lebih berkelanjutan, seperti memungkinkan perubahan yang lebih besar dalam tingkat suku bunga dan memperluas pilihan pembelian sahamnya.
Perubahan (meskipun kecil) akan menjadi yang pertama sejak 2016 dan tanda terbaru Gubernur Haruhiko Kuroda secara bertahap berjalan menjauh dari program stimulus radikalnya yang dikerahkan lima tahun lalu untuk mengejutkan publik dari pola pikir deflasi yang melekat.
Setelah setengah dasawarsa pencetakan uang gagal memadamkan inflasi, BoJ berada di bawah tekanan untuk mengatasi meningkatnya biaya pelonggaran yang berkepanjangan, seperti pukulan ke laba bank dari tingkat bunga yang mendekati nol, yang akan membutuhkan kenaikan suku bunga.