IHSG Meroket di Awal Tahun, Selalu Didorong Kenaikan Sektor Konsumer?

Bareksa • 02 Jan 2018

an image
Karyawan beraktivitas saat pembukaan perdagangan saham 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Wapres Jusuf Kalla berharap pasar modal Indonesia dapat menghasilkan efek berganda (multiplier effect) yang lebih besar ke perekonomian nasional guna menjaga momentum perekonomian di tahun 2018. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Perdagangan hari ini IHSG naik 1 persen didorong indeks sektor konsumer yang naik 2,76 persen

Bareksa.com- Pada perdagangan hari pertama di 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka langsung meroket hingga 1 persen ke level 6.418,5 hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini 2 Januari 2018.

Pergerakan IHSG Sesi I perdagangan 2 Januari 2018


Sumber: Bareksa.com

Dari hasil pantauan Bareksa, naiknya IHSG paling besar terdorong indeks sektoral konsumsi yang naik 2,76 persen, lalu indeks manufaktur 2,2 persen, dan industri dasar 1,64 persen. Kemudian indeks pertambangan naik 0,86 persen dan aneka industri 0,74 persen. (Baca : Harga Minyak Merangkak Naik, Ini Dampaknya ke Inflasi Indonesia)

Kenaikan indeks sektor konsumer terdorong oleh hasil survei konsumen oleh Bank Indonesia mengindikasikan bahwa optimisme konsumen pada November 2017 meningkat.

Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2017 sebesar 122,1, naik dari bulan Oktober 2017 yang tercatat 120,7. (Lihat : Meski Asing Net Sell Rp573 Miliar, IHSG Kembali Cetak Rekor Tembus 6.314)

Meningkatnya optimisme IKK disumbang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang naik 1,9 poin dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) yang meningkat 1,0 poin. Kenaikan IKE terutama didorong oleh membaiknya persepsi konsumen pada seluruh kelompok pengeluaran terhadap penghasilan yang diterima saat ini.

Di samping itu, perbaikan IKE juga dipengaruhi oleh meningkatnya pembelian barang tahan lama. Sementara itu, kenaikan IEK dipengaruhi oleh ekspektasi seluruh kelompok pengeluaran terhadap kenaikan penghasilan ke depan dan peningkatan kegiatan usaha. (Baca : IHSG Cetak Rekor Tembus 6.221, HMSP jadi Perusahaan Berkapitalisasi Terbesar)

Hasil survei juga mengindikasikan ekspektasi konsumen terhadap kenaikan harga hingga Februari 2018. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang sebesar 170,9, sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 170,0.

Perkiraan naiknya tekanan harga ini terutama dipengaruhi oleh kekhawatiran responden terhadap kenaikan harga energi, potensi kenaikan permintaan barang dan jasa jelang Tahun Baru Imlek, serta terkait ketersediaan pasokan bahan makanan pokok seperti beras. (Lihat : IHSG Cetak Rekor dalam Tiga Hari Berturut-turut, Saham Ini Pendorongnya)

Indeks Sektoral Sesi I perdagangan 2 Januari 2018


Sumber: Bareksa.com

Menurut analisis Bareksa, jika dilihat secara historikal, indeks saham konsumer selalu naik paling tinggi selama dua tahun terakhir pada perdagangan sepekan pertama di awal tahun. Pada tahun 2017, dalam satu pekan pertama saham konsumer naik hingga 3,45 persen. (Baca : Ulasan Lengkap Prospek Pasar Saham Jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019)

Indeks Perdagangan Sektoral Pekan Pertama di 2017
Sumber: Bareksa.com

Tidak berbeda pada sepekan pertama perdagangan di 2016, indeks sektoral konsumer juga berhasil naik paling tinggi sebesar 2,04 persen. (Lihat : Jauh di Atas Benchmark, Sektor Konsumer Dongkrak Kinerja Reksa Dana Ini)

Indeks Perdagangan Sektoral Pekan Pertama di 2016
Sumber: Bareksa.com

Jika ditelisik lebih dalam, saham-saham dari sektor konsumer yang paling menggerakan pada tahun 2017 dan 2016 ada lima saham. Di antaranya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) seminggu pertama pada 2017 naik 5,26 persen, lalu pada 2016, saham produsen rokok ini naik 1,5 persen. (Baca : Daya Beli Membaik, Bahana Proyeksi Prospek Saham Konsumer Positif Tahun Depan)

Sama seperti HMSP, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) selalu naik sepekan pertama pada awal tahun. Pada awal tahun 2016, GGRM naik 2,56 persen dan pada 2017 naik 1,78 persen. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga naik 3,88 persen pada awal 2017, dan 7,08 persen pada awal 2016.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga selalu naik. Pada 2017, UNVR naik hingga 4,57 persen dan pada 2016 naik 0,49 persen. Kemudian saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga naik 3,64 dan 10,16 pada pekan pertama awal tahun di 2017 dan 2016. (AM) (Lihat : Manulife Proyeksikan IHSG Tahun Depan Tembus 7.000)