Bareksa.com – Sebanyak 31 dari total 105 perusahaan sekuritas anggota bursa (AB) aktif menguasai pangsa pasar (market share) nilai transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 73,73 persen. Ke-31 AB tersebut merupakan perusahaan sekuritas kategori I dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) di atas Rp 250 miliar.
Direktur Perdagangan dan Pengawasan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia, Alpino Kianjaya, menuturkan bahwa hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dengan MKBD besar memang mendominasi transaksi saham di BEI. Sementara AB dengan MKBD terbatas market sharenya juga kecil.
“Jadi mau tidak mau AB dengan MKBD kecil harus meningkatkan modal serta lebih inovatif dan meningkatkan memberikan pelayanan kepada investor,” ujar dia di Jakarta, Senin, 25 September 2017. (Baca juga : Yuanta Sekuritas Tangani Tiga IPO Tahun Depan, Salah Satunya UKM Penjual Udang)
Alpino menerangkan, jumlah AB kategori I berdasarkan data akhir Agustus 2017, meningkat dibandingkan dengan akhir Januari tahun ini. Pada awal tahun, AB kategori I tercatat hanya sebanyak 23 perusahaan sekuritas..
Ada tiga hal yang membuat jumlah AB kategori I meningkat. Pertama adalah perusahaan sekuritas itu memperoleh keuntungan, kedua, AB menambah permodalannya. Sementara faktor ketiga karena terpengaruh peraturan relaksasi margin.
Menurut dia, dengan semakin banyaknya saham yang masuk kepada list saham margin maka banyak AB yang diuntungkan. Hal itu terjadi karena jika sebelumnya AB memiliki saham yang bukan list margin maka kepemilikan saham tersebut dihitung mengurangi MKBD. (Lihat juga : Diawasi Otoritas Bursa, Gerak Liar Saham LEAD Berakhir?)
“Saat saham tersebut masuk list margin, maka nilai saham itu tidak terkena pengurangan nilai MKBD,” jelas dia.
Dia melanjutkan, BEI membagi AB ke dalam empat kategori. Kategori I dengan MKBD di atas Rp 250 miliar sebanyak 31 AB, kategori II MKBD Rp 100-250 miliar sebanyak 19 AB, kategori III MKBD Rp 50-100 miliar sebanyak 23 AB serta kategori IV MKBD Rp 25-50 miliar sebanyak 39 AB.
Dia merinci market share AB kategori I sebesar 73,73 persen, kategori II sebesar 12,77 persen, kategori III sebesar 8,23 persen dan kategori IV sebesar 5,26 persen.
Jumlah AB Bukukan Keuntungan Meningkat
Alpino mengatakan bahwa jumlah AB yang membukukan keuntungan sejak 2015 hingga 2017 terus meningkat. Berdasarkan data BEI, jumlah AB yang mendapatkan laba bersih sepanjang 2015 sebanyak 62 AB sedangkan yang membukukan kerugian 43 AB. (Baca : Berpeluang IPO, Bursa Efek Pelajari Perkembangan Industri Fintech)
Pada 2016, jumlah AB yang memperoleh laba bersih meningkat menjadi sebanyak 74 AB, sedangkan yang mencatakan rugi sebanyak 39 AB. Sementara hingga semester I 2017, jumlah AB yang memperoleh laba bersih komperhensif menjadi 76 AB dan yang rugi 25 AB.
“Sementara ada empat AB yang belum melaporkan kinerja keuangan semester I 2017 karena waktu laporan keuangannya berbeda,” kata Alpino.
Meningkatnya jumlah AB yang membukukan keuntungan tidak terlepas dari performa indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mencapai rekor baru tahun ini. Selain itu, kebijakan relaksasi margin membuat transaksi meningkat. Meningkatnya transaksi saham akan berpengaruh positif terhadap laba bersih AB.
Selain meningkatnya jumlah AB yang membukukan keuntungan, jumlah laba bersih semua AB juga meningkat setiap tahun. Pada 2015, jumlah laba bersih dari total 62 AB yang untung mencapai Rp 1,3 triliun. Kemudian pada 2016 jumlah keuntungan 74 AB mencapai Rp 2,91 triliun. Sementara hingga semester I 2017, laba bersih 76 AB tercatat sudah mencapai Rp 1,22 triliun. (Lihat : Bidik Dana IPO Rp 30-60 Miliar, Dua UKM Listing di Bursa Akhir Tahun Ini)