Bareksa.com – PT PP Properti Tbk (PPRO) telah resmi memecahkan nilai nominal saham untuk menurunkan harga saham atau yang biasa disebut stock split dengan rasio 1:4. Harga baru yang lebih murah ini telah efektif sejak hari ini 16 Februari 2017 dan bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tersebut.
Sejak efektif di harga yang baru, saham PPRO terpantau melesat naik. Pada pembukaan pagi ini, PPRO dibuka di Rp320 per saham, dan telah naik 9,4 persen hingga jeda siang ini menjadi Rp350. Perlu diketahui, bahwa PPRO merupakan perusahaan pertama yang melakukan stock split di tahun 2017.
Saham perusahaan properti ini sejak penawaran perdana (initial public offering/IPO) pertengahan 2015 memang sudah melonjak tinggi hingga mencapai tujuh kali lipat harga perdana dalam waktu 1,5 tahun. Manajemen pun akhirnya memutuskan untuk memecah nilai saham PPRO agar perdagangannya lebih ramai.
Grafik : Pergerakan Intraday Saham PPRO
Sumber : Bareksa.com
Lantas, bagaimana pergerakan saham-saham yang telah melakukan aksi korporasi di tahun lalu? Sejumlah saham telah melakukan stock split tahun lalu. Sejumlah di antaranya adalah PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Grafik : Pergerakan Saham MYOR Setelah Stock Split
Sumber : Bareksa.com
Pada 4 Agustus 2016, MYOR melakukan stock split dengan rasio 1 : 25. Saham MYOR pada saat tanggal efektif harga baru pasca stock split tercatat turun 1,20 persen menjadi Rp1.640 per lembar saham. Hingga perdagangan 14 Februari 2017, saham MYOR telah menguat hingga 15 persen menjadi Rp 1.885 per lembar saham.
Grafik : Pergerakan Saham ICBP Setelah Stock Split
Sumber : Bareksa.com
Pada 1 Agustus 2016, ICBP efektif melakukan stock split dengan rasio 1 : 2. Pada hari efektif diperdagangkan dengan harga baru, saham ICBP naik 3,78 persen menjadi Rp8.925 per lembar saham. Hingga perdagangan 14 Februari 2017, saham ICBP terpantau tidak banyak berubah di Rp 8.450 per lembar saham.
Grafik : Pergerakan Saham HMSP Setelah Stock Split
Sumber : Bareksa.com
Pada 16 Juni 2016, HMSP melakukan stock split dengan rasio 1 : 25. Pada tanggal efektif harga baru yang lebih murah itu, saham HMSP ditutup naik 2,19 persen ke Rp3.740. Hingga perdagangan 14 Februari 2017, saham HMSP telah menguat 5,19 persen menjadi Rp3.850 per lembar saham.
Pada umumnya, harga saham yang melakukan aksi korporasi stock split mempunyai peluang untuk menguat karena jumlah saham yang beredar semakin banyak dan harganya semakin murah untuk investor ritel. Hal ini berbeda bila dibandingkan dengan saham-saham yang berencana melakukan reverse stock split (Baca Juga : Bagaimana Nasib Saham Rp50 Setelah Reverse Stock? Ini Datanya).
Kecenderungan tersebut dikarenakan adanya perbedaan tujuan aksi korporasi di antara keduanya. Berdasarkan data historical saham-saham yang melakukan reverse stock split cenderung akan menurun dikarenakan harga saham yang ditingkatkan dan diikuti menurunnya jumlah saham kepemilikan dengan ketentuan rasio tertentu. Sedangkan saham-saham yang melakukan aksi stock split cenderung menguat setelah aksi korporasi tersebut dilaksanakan.
Meski begitu, kinerja fundamental perusahaan melalui laporan keuangan tetap menjadi salah satu yang harus dianalisa mengingat murah atau mahalnya suatu saham dapat dinilai dari performa emiten tersebut dari tahun ke tahun. (hm)