MARKET FLASH: Laba Waskita Naik 2 Kali Lipat; PTBA Akan Tarik Pinjaman China
RALS target operasikan 25 gerai tahun ini; KREN kerja sama dengan Navayo Research
RALS target operasikan 25 gerai tahun ini; KREN kerja sama dengan Navayo Research
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
WSKT mencatatkan laba bersih sepanjang 2015 sebesar Rp1,05 triliun, melonjak dua kali lipat dibandingkan dengan perolehan pada tahun sebelumnya. Laba bersih per saham juga naik 74 persen menjadi Rp90,18 dibanding sebelumnya Rp51,9. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis hari ini (Rabu, 10 Februari 2016), pendapatan usaha perusahaan konstruksi ini naik 38 persen menjadi Rp14,15 triliun pada 2015 dibanding angka pada tahun sebelumnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Perseroan menikmati selisih penilaian properti investasi sebesar Rp99,24 miliar yang tidak ada pada 2014. Selain itu, ada juga pendapatan lainnya sebesar Rp185,65 miliar dibanding sebelumnya Rp37,12 miliar. Dari sisi neraca, aset perseroan melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi Rp30,31 triliun per akhir 2015 dibanding Rp12,54 triliun per akhir 2014. Hal ini seiring dengan penambahan modal melalui rights issue sebesar Rp5,3 triliun pada tahun lalu.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
PTBA akan menarik pendanaan dari The Export-Import Bank of China pada tahun ini untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banko Tengah atau Sumsel 8. Perusahaan tambang milik negara ini telah memperoleh komitmen pendanaan senilai US$1,2 miliar pada 2015 meski belum menggunakannya.
Direktur Utama PTBA Milawarma mengatakan masih menunggu kepastian perihal transmisi dari PT PLN. Setelah ada letter of intent, PTBA akan mencairkan pinjaman itu.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
RALS mengklaim telah mengoperasikn 15 gerai dengan merek SPAR hingga saat ini. Perusahaan ritel itu berencana menghadirkan 25 gerai asal Belanda itu dengan belanja modal senilai Rp120 miliar. Pulau Jawa masih menjadi andalan pasar yang tahun lalu menyumpang 58,9 persen pendapatan bagi RALS.
Perseroan akan meningkatkan standar pelayanan karyawan dan teknologi untuk menyesuaikan dengan patokan dasar SPAR. Selain itu, perseroan pun melakukan konsolidasi internal untuk meningkatkan efisiensi pada beban tenaga kerja.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
LPKR mengumumkan rencana akuisisi Lippo Mall Kuta oleh Lippo Mall Indonesia Retail Trust (LMIRT) serta rencana akuisisi bersama atas Lippo Plaza Jogja dan Siloam Hospitals Yogyakarta oleh LMIRT dan First REIT dengan total nilai Rp1,7 triliun. Sebelumnya, LPKR sudah meneken perjanjian jual beli bersyarat senilai Rp800 miliar untuk penjualan Lippo Mall Kuta.
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN)
KREN, lewat anak usahanya PT Dini Nusa Kusuma, akan bekerja sama dengan perusahaan Hungaria, Navayo Research untuk memperkuat bisnis solusi komunikasi. Dini Nusa dan Navayo akan membentuk kerja sama dalam sistem komunikasi terestrial yang aman dan berbasi satelit di Indonesia dan regional.
Produk sistem ini termasuk telepon genggam berpengaman ultra untuk komunikasi suara terenkripsi serta terminal data berpengaman ultra untuk machine to machine dan internet of things. Dini Nusa dimiliki oleh KREN dengan porsi saham 25 persen lewat PT Kresna Usaha Kreatif.
PT Astra International Tbk (ASII)
ASII melalui anak usaha PT Astratel Nusantara akan memperluas bisnis pelabuhan tahun ini. Astratel masuk dalam daftar 12 perusahaan yang mengajukan diri untuk mengelola Pusat Logistik Berikat (PLB). PT Pelabuhan Penajam Buana Taka (Eastkal), anak usaha Grup Astra), telah mengatakan kesiapan 80 persen untuk mengelola pelabuhan di Kalimantan Timur. Perseroan sedang berkonsultasi dengan bea cukai untuk aplikasi PLB.
PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)
PPRO dan KIJA mendirikan perusahaan patungan (joint venture/JV) pada 4 Februari 2016 dengan investasi Rp73,8 miliar. Perusahaan patungan tersebut akan beroperasi di bidang jasa, pembangunan dan perdagangan.
KIJA memegang kepemilikan 51 persen dalam perusahaan patungan tersebut dan PPRO sisanya. Masing masing akan menyetor modal sesuai porsinya, yaitu KIJA sebesar Rp73,6 miliar dan PPRO Rp36,1 miliar. Setelah itu, kedua pihak akan mengatur pendirian perusahaan, kepemilikan dan pengoperasian perusahaan patungan itu.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.