Gara-Gara Sri Mulyani Effect, Para Analis Naikkan Target IHSG

Bareksa • 29 Jul 2016

an image
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Mandiri Sekuritas menaikan target IHSG 2016 dari 5.000 menjadi 5.450

Bareksa.com – Hasil perombakan kabinet (reshuffle) jilid II menempatkan Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan Kabinet Kerja yang dikomandoi oleh Presiden Jokowi. Pasar saham pun menyambut positif masuknya Sri Mulyani ke jajaran menteri ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,93 persen. (Baca juga: Pasar Sambut Positif Sri Mulyani Masuk Kabinet, IHSG Lompat Hingga 1,3%). Dengan latar belakang sentimen itu, sejumlah analis pun merevisi naik target IHSG untuk tahun ini.

Dalam laporan risetnya tanggal 27 Juli 2016, John Rachmat dari Mandiri Sekuritas langsung mengubah rekomendasi untuk Indonesia menjadi overweight pasca terpilihnya Sri Mulyani. Target IHSG tahun ini juga dinaikkan dari 5.000 menjadi 5.450 dan pada akhir tahun depan, IHSG diperkirakan akan bertengger di level 6.050. 

Grafik: Proyeksi Pergerakan IHSG Periode 2016 – 2017

Sumber: Bloomberg, Mandiri Sekuritas

Mandiri Sekuritas meyakini kehadiran Sri Mulyani dalam kabinet akan meningkatkan belanja investasi (investment spending) khususnya dalam sektor infrastruktur. Sri Mulyani memiliki reputasi berhasil melakukan reformasi dan mendukung pasar semasa 2005 -2010, saat dia menjabat posisi yang sama di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selama periode lima tahun itu, investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) bertambah 43,5 persen dari $6,2 miliar di 2005 menjadi $8,9 miliar di tahun 2010.

Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan fundamental ekonomi. Beberapa periode terakhir, Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia terus menurun. Tidak heran pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah Filipina dan Vietnam. Salah satu sebabnya adalah pembentukan modal tetap bruto atau disebut investment spending yang rendah. Oleh karena itu, Sri Mulyani diharapkan dapat meningkatkan investment spending.

“Estimasi target IHSG yang baru ini didasarkan pada perbaikan laba dipicu peningkatan investment spending”, tulis John dalam risetnya.    

Senada dengan Mandiri Sekuritas, Kim Eng Securities dalam laporan risetnya menyebutkan pasca reshuffle, pasar lebih optimis terhadap stabilitas makro ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Sri Mulyani. Target IHSG yang diusung oleh sekuritas asal Malaysia ini pada akhir tahun 2016 yaitu 6.000.  

Berkaitan dengan sektor dan saham pendukung IHSG, Mandiri Sekuritas memilih emiten pengembang kawasan industri yang memiliki valuasi murah seperti PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) serta emiten konsumsi yaitu  PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Saham-saham ini diyakini memiliki potensi imbal hasil (return) yang lebih tinggi untuk jangka panjang.

Sementara itu, saham pilihan Kim Eng adalah PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), BEST, PT Indofood CBP Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).