Chart Of The Day: Sektor Konsumsi Tahan Dari Dampak Anjloknya IHSG

Bareksa • 19 Feb 2016

an image
Perbandingan sektor konsumsi dengan IHSG

Sektor barang konsumsi mencatatkan kenaikan paling tinggi sebesar 1,06 persen di tengah terkoreksinya IHSG

Bareksa.com – Kabar pemerintah untuk membatasi marjin laba bersih (net interest margin/NIM) membuat saham-saham sektor perbankan berguguran. Akibatnya, IHSG pun ikut anjlok karena 19 persen kapitalisasi pasar bursa Indonesia terdiri dari empat saham perbankan besar yaitu BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI. (Baca juga: NIM Bank Akan Dibatasi, Saham BNI, Mandiri, BRI Kompak Melorot)

Meskipun menurut Deutsche Bank kabar ini kurang tepat karena dalam pertemuannya dengan regulator, pemerintah tidak berniat untuk membatasi NIM perbankan melainkan meminta bank untuk meningkatkan efisiensi. Namun koreksi di pasar saham sejak awal perdagangan tidak dapat dihindarkan.

Grafik: Pergerakan IHSG Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Dari semua sektor di IHSG, pada penutupan perdagangan sesi pertama sektor barang konsumsi mencatatkan kenaikan paling tinggi sebesar 1,06 persen, di mana tiga saham yang memiliki imbal hasil (return) tertinggi yaitu PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Unilever Tbk (UNVR) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Grafik: Tiga Saham Sektor Konsumsi Dengan Kenaikan Tertinggi

Sumber: Bareksa.com

Semenjak awal tahun atau year-to-date, sektor barang konsumsi juga mengalahkan kinerja IHSG di mana IHSG hanya membukukan return 4,04 persen, sedangkan sektor barang konsumsi mencapai 11,43 persen. Hal ini disokong oleh inflasi yang terkendali, turunnya harga BBM yang meningkatkan daya beli, stabilnya nilai tukar Rupiah dan mulai pulihnya kepercayaan konsumen sehingga membuat sektor konsumsi menjadi lebih menarik. 

Grafik: Perbandingan Return IHSG dan Sektor Konsumsi

Sumber: Bareksa.com