BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Dalam 6 Tahun Terakhir, 'January Effect' Hanya Gagal 1 Kali

04 Januari 2016
Tags:
Dalam 6 Tahun Terakhir, 'January Effect' Hanya Gagal 1 Kali
Ilustrasi pialang mendiskusikan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Jakarta. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

Januari 2011 IHSG ambrol 6% didorong tingginya Inflasi

Bareksa.com - Awal tahun biasanya menjadi momentum yang dimanfaatkan investor untuk meraih keuntungan lebih di pasar saham. Banyak analis memandang akan terjadi 'January Effect' atau peningkatan harga saham pada Januari 2016 ini. Seberapa besar kemungkinan terjadinya hal tersebut?

Berdasarkan data Bareksa, probabilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat pada Januari memang cukup tinggi. Dalam enam tahun terakhir, IHSG berhasil menguat rata-rata satu persen pada awal tahun. Pada Januari 2010, IHSG berhasil menguat lebih dari 2 persen, sementara pada Januari 2012 - 2015, IHSG berhasil melompat di atas 1 persen.

Dalam enam tahun terakhir, kegagalan untuk meningkat hanya terjadi pada 2011, di mana IHSG negatif hampir 6 persen. Apa penyebabnya?

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Perubahan IHSG Bulan Januari 2010-2015

Illustration
sumber: bareksa.com

Melemahnya indeks saham pada 2011 antara lain dipicu pengumuman angka inflasi Desember 2010 yang berada di level 6,95 persen year-on-year (YoY), atau tertinggi sejak awal 2010. Inflasi Desember mengerek angka inflasi tahunan menjadi 6,96 persen, melonjak dari tahun sebelumnya yang hanya 2,78 persen.

Lonjakan inflasi pada akhir 2010 meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya peningkatan inflasi lanjutan pada 2011. Pasalnya, harga minyak dunia saat itu masih terus meningkat di atas kisaran $100 per barel. Sementara di sisi lain, Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Pemerintah masih dibebani oleh subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang cukup tinggi.

Grafik: Pergerakan Harga Minyak

Illustration
sumber: indexmundi.com

Sementara pada awal 2016 ini, kondisinya cukup berbeda. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (Senin, 4 Januari 2016), inflasi pada Desember 2015 berada pada level 3,35 persen atau di batas bawah target Bank Indonesia sebesar 4 ± 1 persen dan di bawah target APBN-P sebesar 5 persen. Angka inflasi tahunan ini terendah dalam lima tahun terakhir.

Tingkat inflasi berada di level rendah didorong harga minyak dunia yang berada di level $37 per barel atau terendah dalam 11 tahun terakhir. Rendahnya harga minyak mendorong pemerintah untuk menurunkan harga BBM sehingga berpotensi menekan laju inflasi yang sebelumnya berada di kisaran 4,8 persen. "Ekspektasi inflasi diperkirakan tetap rendah pada awal 2016 di tengah penurunan harga minyak serta keputusan pemerintah memangkas harga BBM serta tarif listrik," kata Rangga Cipta Ekonom Samuel Sekuritas dalam riset ekonomi hariannya.

Rendahnya inflasi memang memberi harapan akan terjadinya peningkatan IHSG pada awal tahun ini. Namun di sisi lain, sejumlah faktor eksternal masih menghambat laju pergerakan indeks hari ini. Sampai dengan jam 10.50 wib hari ini, IHSG menurun 0,09 persen ke level 4.588,49 atau turun 4,51 poin dari penutupan sebelumnya.

Lemahnya IHSG mengikuti turunnya sebagian besar bursa Asia, di mana indeks China turun 3,98 persen, Hong Kong turun 2,59 persen dan Jepang turun 2,47 persen.

Rontoknya bursa Asia menyusul naiknya tensi ketegangan di Timur Tengah di mana Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, serta data ekonomi China yang belum menunjukan perkembangan berarti. Data Tradingeconomics.com hari ini menunjukan bahwa Caixin Manufacturing PMI (indeks manufaktur atas 430 perusahaan industri) berada di level 48,2 lebih rendah dari bulan sebelumnya 48,6 serta perkiraan konsensus di level 49.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.337,76

Up0,50%
Up3,71%
Up0,04%
Up4,77%
Up18,50%
-

Capital Fixed Income Fund

1.793,05

Up0,58%
Up3,35%
Up0,04%
Up6,97%
Up16,56%
Up39,91%

I-Hajj Syariah Fund

4.872,25

Up0,61%
Up3,20%
Up0,04%
Up6,18%
Up22,01%
Up40,68%

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.047,87

Up0,54%
Up3,63%
Up0,04%
---

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.147,05

Up0,31%
Up2,62%
Up0,03%
Up4,98%
Up14,26%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua