Bareksa.com – Tingginya tekanan jual yang didorong oleh kondisi eksternal membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi. Akibatnya, support kuat IHSG pada level 4.575 berhasil dilewati. Padahal, support ini telah dua kali berhasil menahan koreksi besar yang terjadi pada 2011 dan 2013. Support dari fibonacci retracement juga ikut ditembus pada perdagangan kemarin (Rabu, 12 Agustus 2015)
Tekanan jual juga tampak dari indikator Relative Strength Index (RSI) IHSG yang mengalami penurunan tajam pada dua hari perdagangan terakhir. Tampaknya IHSG masih akan tertekan yang ditunjukkan indikator RSI IHSG yang belum menunjukkan adanya tanda pembalikan arah. IHSG pun berpeluang melemah untuk menguji level support selanjutnya pada 4.399,44.
Grafik Pergerakan IHSG Berdasarkan Analisa Teknikal
Sumber: Bareksa.com
RSI adalah indikator momentum yang membandingkan besaran kenaikan dan penurunan harga saham dalam rentang nilai 0 sampai 100. Harga saham cenderung turun apabila telah memasuki area overbought dan cenderung naik apabila telah memasuki area oversold. Saham bisa dikatakan overbought bila mempunyai nilai RSI di atas 70 dan oversold jika berada di bawah 30.
RSI merupakan tolak ukur sederhana dalam melihat kurva teknikal yang dapat digunakan sebagai penyaring (screening) awal dalam pemilihan saham-saham yang bisa dicermati untuk melakukan pembelian dan juga yang perlu diwaspadai untuk melakukan penjualan. Namun, RSI hanya menunjukkan kecenderungan, bukan kepastian arah gerakan harga saham ke depan. Pasalnya masih ada faktor lain yang mempengaruhi dari pergerakan harga saham.
Saham Berkapitalisasi Besar Alami Aksi Jual
Tekanan jual IHSG dalam beberapa hari ini tidak terlepas dari aksi jual pelaku pasar terhadap saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Saham BBRI pada perdagangan kemarin membentuk big gap down akibat besarnya tekanan jual. Nilai indikator RSI pun langsung turun tajam dan melewati support dari fibonacci retracement.
Pada perdagangan hari ini, saham BBRI berpotensi menguji support kuat pada harga Rp9.500. Support ini merupakan level support yang pada akhir Juli sebelumnya membuat harga saham BBRI menguat.
Sumber: Bareksa.com
Tekanan jual juga diperkirakan terjadi pada saham bank BUMN lainnya, BMRI. Seperti halnya BBRI, support fibonacci retracement saham BMRI pada perdagangan kemarin juga berhasil dilewati.
Saham BMRI pun diperkirakan akan menguji support Rp8.150, yaitu support yang mampu menahan koreksi pada November tahun lalu. Jika support ini dilewati, maka saham BMRI berpeluang melemah menuju Rp7.850.
Sumber: Bareksa.com
Disclaimer: Publikasi ini hanya berasal dari satu metode analisa teknikal dan tidak dimaksudkan untuk menjadi dasar keputusan investasi apapun. Investor harus menetapkan sendiri keputusan investasi sesuai dengan strategi dan tujuan investasi.