Bareksa.com – Melebarnya defisit anggaran akan mendorong peningkatan supply obligasi pemerintah guna membiayai defisit. Bagaimana efeknya terhadap yield obligasi pemerintah?
Ekonom PT Bank Mandiri (persero) Tbk, Destry Damayanti memprediksi hingga akhir tahun yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun berada pada kisaran 8,2 – 8,3 persen dengan asumsi tidak ada kenaikan BI rate, yang sekarang ini berada pada level 7,5 persen.
Peningkatan supply obligasi sudah terefleksi (priced-in) pada besaran yield tersebut sesuai dengan prediksi investor, ungkap Destry kepada Bareksa.com.
Obligasi pemerintah FR0070 yang bertenor 10 tahun diperdagangkan dengan yield sebesar 8,2052 persen kemarin (13/8), menurut data Indonesia Bond Pricing Agency.
Terkait dengan kekhawatiran investor akibat kenaikan supply dapat mendorong yield menuju 8,5 persen, menurut Destry sepanjang transisi politik berjalan lancar dan tidak ada kenaikan BI Rate maka koreksi di pasar obligasi tidak akan sebesar itu.
“Selain itu dana asing ke investasi portofolio juga masih positif,” tambah Destry.
Sejalan dengan hal itu, Rangga Cipta, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia menyampaikan pengaruh supply pemerintah tidak berdampak besar pada pergerakan yield.
“Faktor fundamental ekonomi serta eksternal lebih berpengaruh signifikan” ungkap Rangga kepada Bareksa.com. (QS)
*oleh Ni Putu Kurnia Sari