BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

IHSG rontok didera Peso, investasi ini bisa menguntungkan

Bareksa27 Januari 2014
Tags:
IHSG rontok didera Peso, investasi ini bisa menguntungkan
Proyeksi IHSG (ANTARAFOTO/Widodo S. Jusuf)

Sentimen negatif bertubi-tubi datang dari eksternal: China, Argentina, Turki, dan Ukraina.

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dalam kondisi tertekan pada awal pekan ini, Senin 27 Januari 2014. Mengutip data RTI, pada pukul 09.07 WIB, indeks langsung jatuh 2,8 persen menjadi 4.311.5. Pasar di negara-negara berkembang dilanda kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi China serta kemelut ekonomi dan politik di Turki, Argentina, dan Ukraina. AnalisaDaily.com mengabarkan Peso Argentina drastis merosot setelah pemerintah Argentina mendevaluasi mata uangnya sekitar 12,7 persen, dalam upaya menahan penurunan cadangan devisa. Devaluasi itu -- yang terbesar sejak 2002 -- menandai usaha terakhir pemerintah Argentina untuk menopang perekonomian yang dihantam hiper-inflasi, yang diperkirakan mencapai hingga 28,4 persen.

Menurut data Bareksa.com, IHSG sesi pertama 27 Januari 2014 ditutup melemah ke level 4300,18 dengan penurunan sebesar 129,15 poin (2,91 persen).

Sentimen negatif dari perekonomian global tersebut menyebabkan nilai Rupiah kembali terperosok dan membuat pasar saham Indonesia kembali terkoreksi. Sementara itu, dari sisi internal, ekonomi Indonesia pada tahun ini masih dianggap mengkhawatirkan. Musibah banjir yang melanda sejumlah wilayah dikhawatirkan akan menyebabkan laju inflasi pada tahun ini masih tetap tinggi.

Promo Terbaru di Bareksa

Dipaparkan Hendri Prasetyo, analis PT Jisawi Finance, kepada Bareksa.com, sentimen negatif yang muncul dari beberapa emerging market seperti Argentina, Thailand, ataupun Turki, hanya akan berdampak hingga dirilisnya hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) - The Fed besok, 28 Januari 2014. Secara teknikal, Hendri memperkirakan support (titik bawah) IHSG akan berada di level 4.180. Dia menyarankan investor untuk saat ini beralih dulu ke instrumen safe-haven seperti emas atau surat utang. Untuk reksa dana, Hendri memperkirakan jenis pendapatan tetap berpotensi menghasilkan return paling tinggi. Ini karena gejolak di emerging market akan memicu minat pasar terhadap instrumen safe-haven seperti obligasi. Karena itu, permintaan untuk obligasi akan meningkat dan harganya berpotensi naik.

Hal senada diungkapkan M. Supriyadi, Kepala Divisi Riset PT OSO Securities, kepada Bareksa.com. Menurut dia, penurunan IHSG antara lain didorong aksi profit taking sementara, karena secara teknikal memang sudah menunjukkan sinyal deadcross atau pelemahan. Meskipun, dia juga tidak memungkiri muncul sentimen makro ekonomi yang negatif dari eksternal. Salah satunya adalah keluarnya data Purchasing Managers' Index (PMI) China yang dirilis HSBC/Markit, yang menyebutkan bahwa indeks manufaktur turun mencapai level 49,6 pada Januari 2014, dibandingkan 50,5 pada Desember lalu. Hal ini dipicu oleh melambatnya permintaan domestik yang mencerminkan melemahnya momentum pertumbuhan di sektor manufaktur Tiongkok. Hal lain, dari sisi internal, pasar tengah mengantisipasi laju inflasi yang diperkirakan bakal bertengger tinggi di bulan Januari ini.

Analisis berbeda diungkapkan Desmond Wira, praktisi dan analis pasar modal, kepada Bareksa.com. Dia melihat pelemahan ini hanya sementara, setidaknya hingga bulan Februari. Setelah itu, pasar akan kembali bergairah. Dari sisi teknikal, IHSG berpotensi mencapai support di kisaran 4.200. Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, instrumen saham masih menjadi andalan, dan secara umum, reksa dana jenis saham juga masih bisa menjadi pilihan investasi. Desmond tidak menyarankan investor untuk masuk ke instrumen emas. Dengan membaiknya ekonomi Amerika Serikat dan berlanjutnya tapering oleh The Fed, emas akan cenderung ditinggalkan. Desmond menyarankan trader untuk menepi terlebih dahulu atau buy on weakness (membeli di posisi harga yang rendah) saat IHSG mendekati support. Sedangkan untuk investor, dia melihat dalam jangka menengah IHSG cenderung bullish (menguat). Karena itu, dia merekomendasikan investor untuk melakukan akumulasi beli. (Selengkapnya, bisa dibaca di situs Desmond, JurusCuan.com). (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,12%
Up7,77%
Up8,02%
Up19,27%
Up38,33%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,20%
Up4,14%
Up7,20%
Up7,44%
Up2,99%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,57%
Up4,03%
Up7,67%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,55%
Up3,90%
Up7,24%
Up7,38%
Up17,49%
Up40,84%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,81%
Up4,14%
Up7,41%
Up7,53%
Up19,89%
Up35,81%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua