Direktur BNI AM: Perbaikan Ekonomi Domestik Jadi Penopang Pasar Modal Tahun Ini
Di tengah ketidakpastian pasar global, kondisi ekonomi dalam negeri mampu meredam fluktuasi di pasar keuangan Indonesia
Di tengah ketidakpastian pasar global, kondisi ekonomi dalam negeri mampu meredam fluktuasi di pasar keuangan Indonesia
Bareksa.com – Dengan kondisi ekonomi domestik yang tetap tumbuh, diperkirakan kinerja pasar modal pun turut meningkat. Hal ini juga berarti potensi return yang dihasilkan oleh reksa dana bisa ikut tumbuh karena memiliki aset saham dan obligasi dalam portofolio pengelolaan investasi.
Isbono M. I. Putro, Direktur PT BNI Asset Management, menilai bahwa kondisi ekonomi domestik yang cenderung stabil akan mampu meredam atau menyeimbangkan fluktuasi di pasar keuangan meskipun terjadi peningkatan ketidakpastian pasar global pasca Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Simak petikan wawancaranya bersama Bareksa.com berikut ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Pasar saham Indonesia yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun hingga saat ini (per tanggal 03 Maret 2017), menghasilkan return positif 1,78 persen. Menurut Anda, faktor apa saja yang mendorong kinerja pasar saham ini hingga berpengaruh pada pertumbuhan reksa dana?
Kinerja IHSG saham sejak tahun lalu banyak ditopang sektor komoditas, khususnya sektor pertambangan. Hal ini tentunya memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan return reksa dana saham yang memiliki saham-saham di sektor pertambangan itu sendiri.
Salah satunya, produk reksa dana saham yang kami kelola yaitu BNI-AM Inspiring Equity Fund. Dalam pengelolaan reksa dana ini kami memasukkan saham-saham potensial yang memiliki prospek pertumbuhan cukup bagus di tahun ini, seperti sektor pertambangan.
Dalam jangka pendek, hal atau sentimen apa yang harus dicermati investor dalam pergerakan pasar saham ini?
Dalam waktu dekat ini, IHSG masih akan berpotensi mengalami koreksi yang berasal dari kebijakan proteksionisme yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat yang membaik pun turut meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan. Dengan begitu, hal ini akan meningkatkan capital outflow (arus dana keluar) di negara emerging market seperti Indonesia sehingga turut menyebabkan fluktuasi pasar yang tinggi.
Namun, kondisi ekonomi domestik yang terus membaik di tahun ini akan mampu meredam gejolak atau sentimen dari ekonomi global. Seperti saat ini suku bunga acuan masih rendah, kemudian investasi di sektor riil seperti pembangunan infrastruktur pun masih terus dilakukan pemerintah untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di tahun 2017 ini, menurut Anda sektor apa saja yang masih cukup potensial untuk menopang kinerja reksa dana? Mohon dijelaskan.
Menurut kami, sektor infrastruktur masih cukup prospektif di tahun ini. Dengan anggaran infrastruktur dari pemerintah sekitar Rp308 triliun, sektor ini bisa tumbuh sekitar 22 persen. Selain itu, di industri batu bara yang termasuk dalam sektor pertambangan juga cukup positif. Perlambatan supply dari China bisa meningkatkan volume penjualan perusahaan batubara dalam memasok kebutuhan global.
Dengan kondisi ekonomi global dan domestik yang demikian, menurut Anda berapa perkiraaan level IHSG untuk tahun ini?
Kami memperkirakan IHSG hingga akhir tahun ini bisa menyentuh ke level 5.976 dengan nilai Price to Earning Ratio (PER) sekitar 16,8 kali. Ini artinya jika IHSG pada tahun lalu ditutup pada level 5.296, maka di tahun ini pasar saham sendiri bisa tumbuh 12,83 persen. Dengan mengacu pada indeks saham sebagai alpha portofolio pengelolaan reksa dana, target return reksa dana yang kami kelola sekitar bisa tumbuh minimal 2 persen lebih tinggi dari indeks saham.
**
Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382 | 0,62% | 4,28% | 7,49% | 8,46% | 19,12% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,88 | 0,50% | 4,52% | 7,03% | 7,49% | 2,59% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.079,02 | 0,66% | 3,97% | 7,02% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.843,81 | 0,57% | 3,89% | 6,62% | 7,39% | 16,97% | 40,15% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,18 | 0,86% | 3,86% | 6,49% | 7,17% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.