Bareksa.com - Harga emas dunia hari ini turun tajam, setelah hasil Pemilu Amerika Serikat (AS) pada 5 November 2024, memenangkan Donald Trump sebagai presiden ke-47 Negara Adidaya tersebut. Trump yang mantan presiden AS periode 2017-2021 dari Partai Republik unggul melawan inkumben, Kamala Harris dari Partai Demokrat dengan perolehan suara masing-masing 295-226 electoral vote.
Harga emas anjlok sekitar 2% pada Rabu waktu AS (6/11), atau Kamis pagi WIB, menjadi US$2,689.98 per ons, seiring nilai tukar dolar melesat dengan kenaikan tertinggi sejak 2020.
Ini merupakan penurunan harga emas pertama kali dalam 2 pekan, yang harganya longsor menyentuh di bawah
US$2.700.
Harga Emas Hari Ini, Kamis (7/11/2024)
Emas | Harga Beli Emas Hari Ini |
Emas spot | US$2.660,03 per ounce |
Emas Treasury | Rp1.395.419 per gram |
Emas Pegadaian | Rp1.417.000 per gram |
Emas Indogold* | Rp1.439.640 per gram |
Emas Antam | Rp1.539.000 per gram |
Sumber: Bareksa Emas, harga-emas.org, emas spot per pukul 10.58 WIB, emas Indogold per 6/11
Menurut Tim Analis Bareksa, tekanan harga emas saat ini karena beberapa faktor yang bersifat sementara, di antaranya:
Pelaku pasar menilai kebijakan luar negeri presiden yang dilantik pada 20 Januari 2025 itu, utamanya soal perang, lebih stabil dibanding pendahulunya. Emas yang sebelumnya melesat didukung memanasnya konflik Timur Tengah, kini berpotensi mereda, karena Trump berpeluang menyelesaikan konflik tersebut agar tidak berkepanjangan.
Meski begitu, baik Harris atau Trump belum memiliki kebijakan strategis untuk mengatasi bengkaknya defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN) AS. Hal ini bisa mengerek imbal hasil (yield) Obligasi Pemerintah Negara Adidaya ke level cukup tinggi seiring kecemasan investor bahwa ke depannya AS akan terus menerbitkan surat utang dalam jumlah besar. Kondisi ini tentu membuat supply Obligasi Pemerintah AS akan membanjiri pasar.
Tim Analis Bareksa memprediksi dolar AS bisa kembali melesat dalam waktu dekat, karena membanjirnya supply Obligasi AS di pasar akan jadi kesempatan beli surat utang itu di harga murah. Namun mempertimbangkan materi kampanye Trump yang lebih pro terhadap pasar modal negara maju, maka hal ini bisa membuat emas menyala di masa depan.
Mengutip laporan Dewan Emas Dunia (World Gold Council/WGC) yang menganalisis dampak beberapa kali penyelenggaraan Pemilu AS terhadap harga emas, logam kuning memang cenderung stagnan selama 6 bulan pasca Pemilu, apabila Partai Republik yang menang. Namun hal itu sifatnya jangka pendek. Sebab, secara jangka panjang siapapun pemenangnya, pasca Pemilu emas berpeluang memberikan imbal hasil 5%.
Perlu dicatat juga, harga emas melesat sekitar 60% selama kepemimpinan Trump jadi Presiden AS di periode 2017-2021 lalu. Kenaikan harga ini terbagi jadi dua periode yakni peningkatan 30% sebelum pandemi Covid-19 dan 30% selama masa pandemi.
Sumber: World Gold Council, Bloomberg
Meskipun ada tekanan cukup dalam secara jangka pendek, namun Tim Analis Bareksa memprediksi harga emas dalam negeri pada bisa menutup 2024 di kisaran Rp1,4 juta hingga Rp1,45 juta per gram. Prediksi ini untuk harga emas fisik digital, tanpa mempertimbangkan biaya cetak.
Pada tahun 2025, harga emas dalam negeri dalam mata uang rupiah diprediksi menembus Rp1,5 juta hingga Rp1,55 juta. Dibandingkan saat ini, harga emas masih punya potensi kenaikan sekitar 4,3% untuk target harga hingga akhir 2024 dan 11,5% untuk target harga 2025.
Adapun untuk harga emas spot global, Tim Analis Bareksa memprediksi harganya pada 2024 di kisaran US$2.700 per ons, yang sudah terlampaui beberapa waktu lalu, meskipun saat ini turun di kisaran US$2.600-an. Pada tahun 2025, harga emas global diprediksi menembus US$3.000 hingga US$3.100 per ounce, atau ada potensi kenaikan 16,5%, dibandingkan saat ini.
Prediksi Harga Emas 2024 dan 20205
Prediksi Harga Emas | Tahun 2024 | Tahun 2025 |
Dalam negeri | Rp1,4-1,5 juta per gram | Rp1,5-1,55 juta per gram |
Spot global | US$2.700 per ons | US$3.000-3.100 per ons |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Prediksi itu mempertimbangkan beberapa faktor di antaranya, Tim Analis Bareksa memproyeksi aksi borong emas fisik oleh bank sentral masih akan terus berlanjut untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi dan politik global. Meningkatnya permintaan emas untuk pasar perhiasan dan minat investor ritel dalam mengoleksi emas batangan.
Selain itu, seiring bergairahnya pasar saham negara-negara maju pasca terpilihnya Trump menjadi presiden AS, maka akan mendorong naiknya permintaan emas fisik di instrumen exchange traded fund (ETF). Ini karena para investor di negara maju yang mendapatkan keuntungan di pasar berpeluang mengamankan keuntungannya di ETF emas dan sebagai upaya diversifikasi di aset safe haven.
Secara teknikal, harga emas masih memiliki potensi kenaikan di bulan Desember 2024. Menurut analis logam senior dan kolomnis Kitco, Jim Wickoff, tren bullis harga emas memang memudar hari ini seiring terpilihnya Trump. Target level resisten harga emas terdekat ialah di level US$2.801,8 per ons dan level support terdekat di US$2.618,8 per ons yang merupakan level terendah bulan Oktober. Level resisten pertama harga emas di US$2.700 dan kemudian di US$2.708,7 per ons, dengan level support pertama di US$2,680 dan kemudian di US$2.665 per ons.
Dilansir Kitco News (6/11), James Hyerczyk Analis FX Empire menyatakan penurunan tajam harga emas pada Rabu akibat kemenangan Donald Trump yang mengerek kurs dolar AS melesat di level tertinggi dalam 4 bulan. Logam kuning kini menghadapi kini sedang menguji level supportnya, jelang putusan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada Kamis.
“Harga emas turun signifikan pada Rabu akibat para trader melakukan aksi ambil untung seiring lonjakan dolar AS dan melesatnya imbal hasil Obligasi Pemerintah AS (US Treasury yield). Aksi sell off di emas menekan harga, sehingga menguji level supportnya di US$2.708,7 per ons, atau berpeluang tren menurun menuju level kunci US$2.697,28 per ons,” dia mengungkapkan.
Menurut dia, emas kini menghadapi level kritis mendekati harga rata-rata pergerakannya dalam 50 hari yakni di level US$2.636,66 per ons, akibat pasar sedang menanti kebijakan The Fed.
Untuk diketahui, saat ini negara-negara melalui bank sentralnya sedang ramai-ramai memborong emas guna mengantisipasi risiko ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Kamu juga ingin mengoleksi emas batangan? Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa.
Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas yaitu Treasury berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sementara Pegadaian dan Indogold juga memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi emas secara online bukan berarti tidak ada wujudnya. Sekarang, setelah membeli emas digital di Bareksa Emas, Smart Investor juga bisa memiliki wujud fisiknya yang diantar langsung ke rumah dengan fitur Cetak Fisik.
Emas batangan yang tersedia di Bareksa Emas adalah emas murni dengan kadar 99,99%. Smart Investor dapat memilih emas Antam ataupun emas UBS untuk Tarik Fisik di Bareksa Emas. Jangan tunda lagi, terus tingkatkan investasi emas kamu dan raih potensi keuntungannya.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.