Semakin Menyala! Bloomberg Intelligence Prediksi Harga Emas Bisa Tembus US$3.000
Ada persamaan pola yang aneh antara kondisi sekarang dengan krisis keuangan pada 2008
Ada persamaan pola yang aneh antara kondisi sekarang dengan krisis keuangan pada 2008
Bareksa.com - Mike McGlone, Ahli Strategi Komoditas Senior di Bloomberg Intelligence, memprediksi harga emas bisa segera menembus US$3.000 per ounce. Emas diramal semakin menyala didukung perannya sebagai alat lindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang, selama masa ketidakstabilan ekonomi. Kondisi itu bisa memposisikan emas sebagai aset yang kuat dan bergerak maju.
"Saya pikir ini adalah masalah waktu sebelum emas mencapai US$3.000 per ons. Lonjakan emas dapat mencapai level yang sama seperti indeks S&P 500,” ungkap McGlone dilansir Kitco News (8/8).
Namun McGlone tidak merinci kapan prediksi waktu emas bisa segera menembus US$3.000 tersebut. Perkiraan itu didasarkan pada kondisi pasar modal yang saat ini bergejolak akibat pelemahan ekonomi Amerika Serikat (AS). Dia menekankan pentingnya mengalihkan strategi investasi ke aset yang tidak berisiko. "Dalam lingkungan saat ini, bersikap hati-hati dengan mengurangi bobot aset berisiko dan beralih ke aset yang tidak berisiko seperti emas dan obligasi jangka panjang Treasury AS. Emas, khususnya, menonjol sebagai aset yang tangguh,” dia menjelaskan.
Promo Terbaru di Bareksa
Harga Emas Hari Ini, Senin (12/8/2024)
Emas | Harga Beli Emas Hari Ini |
Emas spot | US$2.428,87 per ounce |
Emas Treasury | Rp1.285.766 per gram |
Emas Pegadaian | Rp1.313.000 per gram |
Emas Indogold | RpRp1.270.500 per gram |
Emas Antam | Rp1.401.000 per gram |
Sumber: Bareksa Emas, harga-emas.org, emas spot per pukul 10.56 WIB
Untuk diketahui, pasar saham global termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan aksi jual (panic selling) akibat investor cemas soal potensi resesi AS merespons data pengangguran Negara Paman Sam bulan Juli 2024 yang tercatat 4,3%, lebih tinggi dari perkiraan, serta jumlah tenaga kerja non pertanian lebih rendah dari harapan.
Sebab jika ekonomi AS melemah signifikan sebelum suku bunga dipangkas, maka bisa memicu resesi dan bisa jadi sentimen negatif bagi pasar saham global, termasuk IHSG. Pasar juga berspekulasi The Federal Reserve terlambat dalam menurunkan suku bunga, sehingga muncul ekspektasi bunga acuan akan dipangkas 50 basis poin atau 0,5% atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya 0,25% pada rapat September, dari level saat ini 5,25-5,5%.
Tekanan pasar disinyalir juga akibat praktik carry trade yen Jepang. Carry trade adalah skema transaksi investasi dengan cara meminjam di mata uang berbunga rendah seperti yen, Jepang yang kemudian bisa diinvestasikan ke mata uang yang berbunga lebih tinggi misalnya real Brasil, dolar Australia, dolar AS dan lainnya. Di tengah gejolak pasar modal akibat pelemahan ekonomi inilah, emas biasanya dipilih sebagai safe haven.
McGlone menjelaskan ada persamaan pola yang aneh antara kondisi sekarang dengan krisis keuangan pada 2008. Dia memperingatkan situasi saat ini bahkan berpotensi lebih buru. Indikasi itu tampak dari indeks volatilitas yang besar, yakni rata-rata pergerakan 52 minggu dikurangi suku bunga T-bill di level rendah sama seperti di 2007. Kemudian Rasio kapitalisasi pasar saham AS terhadap PDB saat ini sekitar 2 kali lipat dari tingkat sebelum krisis, dibandingkan dengan sekitar 1,3 kali sebelum krisis keuangan, yang menunjukkan risiko signifikan peningkatan volatilitas di masa mendatang.
McGlone menyatakan kekhawatiran yang signifikan atas potensi resesi global dengan menekankan situasi kritis di Tiongkok. Sebab China dinilai sedang menuju resesi yang cukup parah, atau mungkin depresi. Hal ini terlihat dari imbal hasil Obligasi Pemerintah China tenor 10 tahun di level 2,15% (8/8), jauh di bawah imbal hasil Treasury AS di 3,78%. "Sekarang saya pikir ini adalah makro global. Perspektif global ini menggarisbawahi tantangan ekonomi yang meluas yang dihadapi banyak negara ekonomi utama, yang berkontribusi pada meningkatnya turbulensi pasar global,” dia menjelaskan.
Beberapa faktor lain yang juga bisa mendukung emas ialah Konflik Timur Tengah yang berkepanjangan dan semakin memanas, serta belum diketahui kapan akan berakhir. Aksi borong emas oleh bank sentral negara-negara di dunia, salah satunya Bank Sentral China (PBoC), hingga meningkatnya minat investor ritel dalam membeli logam mulia juga semakin mengerek prospek logam kuning semakin glowing.
Prediksi Harga Emas 2025
Sebelumnya Citi memperkirakan permintaan bank sentral yang tinggi akan mendorong harga emas hingga US$2.600 di semester II 2024 dan US$3.000 pada 2025. Permintaan emas bank sentral memang melambat dalam beberapa bulan terakhir, setelah harganya naik tinggi pada awal tahun. Namun, beberapa analis tetap optimistis pilar pasar ini akan lebih kuat dari sebelumnya pada 2024.
Meskipun harga emas sedang dalam fase konsolidasi, analis komoditas di Citi mengatakan permintaan emas yang kuat pada paruh kedua tahun ini bisa mendorong harga hingga menembus US$2.600 per ons. Para analis memperkirakan permintaan bank sentral akan mencapai rekor berikutnya tahun ini. Menurut pemodelan mereka, bank sentral akan membeli sekitar 1.100 ton tahun ini, naik 5,8% dari tahun lalu dengan kemungkinan melebihi 1.250 ton dalam skenario bullish.
Citi juga memprediksi pertumbuhan konsumen ritel dan investor juga akan mendorong harga emas. "Kami tetap konstruktif terhadap penyerapan fisik emas selama 12 bulan ke depan dengan potensi siklus pemotongan suku bunga The Fed dan hambatan pasar tenaga kerja AS yang menopang permintaan logam kuning," tulis para analis Citi.
Citi melihat harga emas bisa diperdagangkan antara US$2.800 hingga $3.000 per ons pada pertengahan 2025.
Investasi Emas di Bareksa Emas
Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa. Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas yaitu Treasury berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sementara Pegadaian dan Indogold juga memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi emas secara online bukan berarti tidak ada wujudnya. Sekarang, setelah membeli emas digital di Bareksa Emas, Smart Investor juga bisa memiliki wujud fisiknya yang diantar langsung ke rumah dengan fitur Cetak Fisik.
Emas batangan yang tersedia di Bareksa Emas adalah emas murni dengan kadar 99,99%. Smart Investor dapat memilih emas Antam ataupun emas UBS untuk Tarik Fisik di Bareksa Emas. Jangan tunda lagi, terus tingkatkan investasi emas kamu dan raih potensi keuntungannya.
(AM)
***
Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.