Bareksa.com -Harga emas sedikit melemah pasca Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (1/11/2023) waktu setempat atau Kamis dinihari WIB, mengumumkan tetap mempertahankan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) di kisaran 5,25% hingga 5,5%. Meski begitu emas dinilai bisa terkerek oleh semakin memanasnya konflik di Timur Tengah. Bagaimana prediksi terbaru harga emas?
Harga emas dunia pada pekan ini sempat menembus level psikologis utama yaitu US$2.000 per troy ounce, pada Senin (30/11/2023). Kenaikan harga emas dunia ini karena tingginya permintaan atas aset safe haven akibat konflik di Timur Tengah yang semakin memanas.Kemudian pada Selasa (31/11/2023), harga emas ditutup sedikit melemah karena pasar berfokus ke pertemuan Bank Sentral AS (FOMC) di US$1,980.71 per ounce.
Pada penutupan Rabu, setelah Bank Sentral AS mengumumkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga seperti perkiraan pasar, harga emas spot turun 0,3% menjadi US$1,976.39 per ounce. Pada hari ini, Kamis (2/11/2023), harga emas di pasar spot siang ini per pukul 13.40 WIB seperti dilansir Investing, tercatat di level US$1.985,88 per ounce.
Harga Emas Hari Ini, Kamis (2/11/2023)
Emas | Harga Beli Emas Hari Ini |
Emas Comex | US$1.985,88 per troy ounce |
Emas Treasury | Rp1.043.460 per gram |
Emas Pegadaian | Rp1.015.000 per gram |
Emas Indogold | Rp1.019.000 per gram |
Emas Antam | Rp1.123.000 per gram |
Sumber: Investing (14.55 WIB), Antam (08.30 WIB), dan Bareksa Emas
Prediksi Terbaru Harga Emas
Tim Analis Monex Investindo Futures menjelaskan secara teknikal setelah membentuk pola reversal pattern double top, emas kini semakin menjauhi level tertingginya dalam 5 bulan. Kemampuan harga menembus level support daily juga menjadi sinyal bahwa potensi penurunan harga logam mulia masih tetap terbuka.
"Dengan menggunakan pola zigzag, struktur penurunan juga kian tampak, adanya pola harga lower high dan diikuti dengan dengan lower low menjadi sinyal penurunan harga emas,” tulis Analis Monex seperti dikutip Bisnis, Kamis (2/11/2023).
Potensi penurunan harga emas juga disampaikan Analis Standard Chartered, Suki Cooper. Seperti dilansir CNBC Indonesia, menjelaskan harga emas melemah karena pelaku pasar melihat The Fed masih hawkish. "Tekanan dari ekonomi makro masih membayangi emas mulai dari inflasi tinggi sampai suku bunga dan kenaikan dolar. Emas masih tertolong oleh konflik Timur Tengah," kata Cooper kepada Reuters.
Pendapat berbeda disampaikan Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities yang menyampaikan kombinasi dari suku bunga yang lebih rendah, melemahnya dolar AS, dan pembelian sektor resmi yang kuat akan membantu emas dalam jangka panjang.
Penurunan harga emas di pasar spot dunia, belum diikuti secara otomatis dengan harga di dalam negeri. Sebagai gambaran, harga emas keluaran Antam stabil Rp1.123.000 per gram seperti harga kemarin. Sementara itu harga emas di fitur Bareksa Emas hari ini, Kamis (2/11/2023), baik emas Pegadaian dan Treasury kompak turun dibandingkan kemarin. Harga emas Pegadaian tercatat turun Rp5.000 per gram menjadi Rp1.015.000 per gram.
Harga emas Treasury hari ini Rp1.043.460 per gram, atau turun Rp8.109 per gram. Sedangkan emas Indogold tercatat naik Rp500 per gram menjadi Rp1.019.000 per gram. Harga emas di dalam negeri antara lain dipengaruhi oleh harga emas global. Selain itu ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi harga emas di Tanah Air.
Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berikut lima faktor penyebab naik turunnya harga emas :
Berbagai situasi yang terjadi seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Kenapa seperti itu?
Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Makanya saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik. Investasi emas disebut-sebut salah satu aset aman (safe haven).
Pada sebuah kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho bahwa emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini. Setidaknya ada tiga alasan emas baru dipilih manakala ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat gejolak geopolitik. Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi.
Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang. Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas. Tak perlu heran, pamor emas umumnya melejit ketika sedang krisis.
Contoh kasus terakhir efek dari ketidakpastiaan kondisi global, konflik yang berujung perang antara Rusia dengan Ukraina, sempat mendorong harga emas meningkat seiring dengan pelemahan dolar AS.
Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik.
Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya. Satu hal yang juga perlu dicatat bahwa ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas.
Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.
Saat The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Alasannya, dolar menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas batangan dan begitu juga sebaliknya.
Pendorong harga emas berikutnya inflasi. Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas.
Penyebabnya masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.
Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Makanya, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS.
Saat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.
Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa. Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun.
Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas yaitu Treasury berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sementara Pegadaian juga memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi emas secara online bukan berarti tidak ada wujudnya. Sekarang, setelah membeli emas digital Treasury di Bareksa Emas, Smart Investor juga bisa memiliki wujud fisiknya yang diantar langsung ke rumah dengan fitur Cetak Fisik.
Emas batangan yang tersedia di Bareksa Emas adalah emas murni dengan kadar 99,99%. Smart Investor dapat memilih emas Antam ataupun emas UBS untuk Tarik Fisik di Bareksa Emas. Ayo investasi emas dan lakukan cetak fisik di Bareksa!
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.