Misteri Harga Emas Terpecahkan, Ini Grafik Logam Mulia yang Perlu Anda Lihat
Kini inflasi sedang menanjak, sedangkan emas tidak kemana-mana kecuali turun
Kini inflasi sedang menanjak, sedangkan emas tidak kemana-mana kecuali turun
Bareksa.com - Ketika belajar tentang ilmu investasi, emas dipercaya sebagai instrumen investasi yang kebal inflasi. Bahwa harga emas akan naik, ketika inflasi naik. Namun ternyata yang terjadi sekarang, tidaklah demikian.
Dalam tulisan kolomnya di Forbes (15/9/2022), Clem Chambers, kolumnis yang merupakan pendiri dan mantan CEO situs web saham dan investasi ADVFN dan Mitra Umum Ylem Capital, menyatakan saat ini adalah era investasi 101. Sebab kinerja inflasi telah mendatar dalam waktu lama di masa lalu.
Sebaliknya harga emas justru telah naik banyak. Namun kini inflasi sedang menanjak, sedangkan emas tidak kemana-mana kecuali turun. Berikut grafiknya :
Promo Terbaru di Bareksa
Pergerakan harga emas dalam mata uang dolar AS
Sumber : Forbes
Clem Chambers juga mengaku bingung melihat grafik harga emas dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) tersebut. Namun grafik tersebut, kata dia, menjelaskan segalanya. Sebab sementara harga emas jatuh, namun investasinya di emas dalam mata uang poundsterling, Inggris justru naik.
“Jadi ketika saya terluka dalam dolar, namun saya tersenyum dalam mata uang yang saya anggap kekayaan saya. Saya bisa membeli lebih banyak bir hangat bahkan jika saya bisa membeli lebih sedikit Budweiser dengan emas saya,” dia mengungkapkan.
Emas akan kembali naik atau makin turun dalam?
Chambers memberikan penjelasan bahwa banyak pihak telah membaca selama bertahun-tahun bagaimana dolar AS akan mati. Bagaimana dolar hancur oleh kemerosotan. Bagaimana dolar AS akan kehilangan keunggulannya terhadap yuan, euro, bahkan hingga Bitcoin. Namun dolar AS telah merobeknya di panggung mata uang dunia, menghancurkan semua sebelumnya.
“Ini tentu saja soal Federal Reserve dan kebijakan pengetatan kuantitatif,” kata dia.
Jadi ketika inflasi naik, suku bunga naik, kebijakan pengetatan kuantitatif diberlakukan, maka kemudian dolar AS naik. Mengapa Anda repot-repot dengan emas ketika mata uang itu sendiri sedang mengamuk? Tulis Chambers. Menurut dia, emas ditambang dalam mata uang asing di suatu tempat, namun kemudian diperdagangkan dalam mata uang dolar AS. Emas belum turun, tapi dolar AS naik.
“Jadi inflasi naik, dolar AS naik, emas setidaknya untuk saat ini turun,” ujarnya.
Hal ini terbukti pada grafik harga emas pada 13 September 2022, ketika angka inflasi AS menjadi panas. Harga emas turun karena pasar melihat suku bunga AS akan naik, dolar naik dan dengan demikian harga emas turun. “Ingat, kabar buruk adalah kabar baik. Tapi, kabar buruk bisa jadi kabar buruk. Pada titik tertentu situasinya terbalik,” ungkap Chambers.
Namun situasi saat ini akankah membalikkan inflasi atau dolar AS yang kuat? Menurut Chambers, mungkin tidak harus demikian. Dolar AS cukup kuat dan minggu lalu pasar mengisyaratkan hal tersebut. Namun, kata dia, Pemerintah AS tidak akan membiarkan dolar bergerak liar, karena hal itu justru akan membunuh inflasi dengan cepat, dan juga akan membunuh ekonomi.
“Seperti yang telah saya tulis beberapa kali, inflasi yang rendah sepertinya belum diharapkan karena defisit perlu dikikis. Jika saya benar, reaksi ini akan berumur pendek dan Anda akan diberi tahu "berita buruk itu baik." Kemudian pada waktunya "kabar baik akan menjadi buruk" dan bahkan segera, "kabar baik akan menjadi baik," Chambers memaparkan.
Menurut dia, jika inflasi tidak akan mencapai puncaknya, atau jika dolar AS tinggi saat ini, maka emas akan naik ke atas. Chambers menyatakan tidak perlu menjadi jenius untuk memperkirakan apakah emas akan reli atau justru makin anjlok, karena cukup jelas di grafik.
Sumber : Forbes
Dalam grafik terlihat, pola pergerakan harga emas akan membentuk pola huruf W, atau justru akan gagal. “Saya akui saya memiliki banyak eksposur (berinvestasi) emas, jadi Anda bisa menebak kesimpulan saya,” pungkas Chambers.
Harga Emas Pegadaian Hari Ini
Sementara itu harga emas dalam mata uang rupiah, salah satunya harga beli emas Pegadaian yang tersedia di fitur Bareksa Emas hari ini, Jumat (16/9/2022), di level Rp875.000 per gram.
Sumber : Bareksa
Nilai itu merupakan level terendah, sejak 6 Februari 2022 di mana saat itu harga beli emas Pegadaian di Rp874.000 per gram, atau merupakan harga termurah dalam lebih dari 7 bulan terakhir.
Bagi Smart Investor yang ingin berinvestasi emas batangan atau logam mulia, maka bisa jadi sekaranglah saat yang tepat. Sebab jika analisa yang disampaikan Clem Chambers benar, bahwa harga emas akan membentuk pola huruf W, maka harga emas berpeluang menuju reli di masa mendatang.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.