BeritaArrow iconEmasArrow iconArtikel

Kenapa Harga Emas Berkorelasi Negatif dengan Dolar AS?

Abdul Malik20 Agustus 2021
Tags:
Kenapa Harga Emas Berkorelasi Negatif dengan Dolar AS?
Ilustrasi korelasi antara harga emas logam mulia dibandingkan dolar AS. (Shutterstock)

Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung tertekan, begitu pun sebaliknya

Bareksa.com - ​Emas merupakan logam mulia yang sejak dulu kerap dijadikan alat investasi oleh banyak orang. Bisa dibilang keberadaan emas tidak lekang oleh waktu. Bahkan hingga kini, emas masih menjadi investasi yang cukup mainstream untuk disimpan dan ditunggu kenaikan nilainya.

Pengelolaan dan proses jual-beli yang mudah jadi salah satu alasan emas digandrungi banyak orang dari berbagai lapis generasi.

Layaknya sebuah instrumen investasi, harga emas pun terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga emas, mulai dari supply and demand, cadangan emas di bank sentral, kondisi sosial dan politik, hingga nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Promo Terbaru di Bareksa

Emas dan dolar AS memang mempunyai korelasi negatif yang kuat. Artinya, pergerakan emas dan dolar AS saling berlawanan. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung tertekan. Begitu pun sebaliknya ketika dolar AS melemah, maka harga emas cenderung meningkat.

Alasan kenapa logam mulia seperti emas dan dolar AS dikatakan berkorelasi negatif adalah ketika standar emas (gold standard) masih diberlakukan pada tahun 1900. Saat itu, nilai suatu mata uang berkaitan erat dengan jumlah emas. Kemudian di tahun 1971, keterkaitan dolar AS dan emas mulai dilepaskan dan keduanya diukur dari nilai supply and demand masing-masing.

Korelasi Negatif Antara Harga Emas Terhadap Dolar AS

Menurut analisis Bareksa, korelasi negatif antara harga emas terhadap dolar AS disebabkan oleh :

1. Ketika dolar AS kehilangan daya beli dibandingkan dengan mata uang pembanding lainnya, dalam kata lain nilainya melemah, maka secara otomatis nilai mata uang dari negara lain meningkat. Meningkatnya mata uang memengaruhi permintaan atas komoditas seperti emas yang pada akhirnya akan mendorong harga logam mulia tersebut.

2. Emas ditransaksikan dalam dolar AS. Ketika dolar AS mengalami apresiasi artinya harga emas menjadi semakin mahal, sehingga mengurangi minat beli terhadap aset yang tak berimbal hasil tersebut.

3. Emas adalah aset investasi alternatif di mana jika mata uang dolar AS kehilangan nilainya, maka para investor akan mencari perlindungan alternatif melalui emas. Itulah mengapa, emas kerap menawarkan peluang investasi menjanjikan disaat dolar AS turun.

Setelah mengetahui berbagai alasan tersebut, maka kita sebagai investor sebaiknya sedikit banyak perlu mengikuti perkembangan seputar ekonomi AS dan isu-isu fundamental terkini yang bisa mempengaruhi dolar AS maupun emas.

Dengan demikian, kita dapat bijak dalam mengambil keputusan investasi. Jangan asal-asalan dalam melakukan investasi sebelum melakukan berbagai analisis dan pertimbangan, karena alih-alih mendapatkan untung, yang ada malah buntung.

(K01/Arief Budiman/AM)

​***

​​​Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.380,2

Up1,09%
Up5,00%
Up7,35%
Up8,50%
Up19,34%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.090,33

Up0,49%
Up5,21%
Up6,68%
Up7,14%
Up2,71%
-

Capital Fixed Income Fund

1.838,73

Up0,53%
Up3,93%
Up6,33%
Up7,43%
Up17,20%
Up39,76%

STAR Stable Amanah Sukuk

1.075,71

Up0,66%
Up3,97%
Up6,69%
---

Insight Renewable Energy Fund

2.259,31

Up0,74%
Up3,72%
Up6,02%
Up7,00%
Up19,69%
Up35,52%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua