Begini Prospek Pasar Modal dan Obligasi Negara Versi Mandiri Investasi
MMI kembali merekomendasikan agar investor tetap membeli obligasi pemerintah
MMI kembali merekomendasikan agar investor tetap membeli obligasi pemerintah
Bareksa.com - PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) atau Mandiri Investasi dalam Quarterly Report berjudul "Ekonomi dan Pasar Modal, Analisa Kuartal Keempat 2020 dan Prospek Kuartal Pertama 2021", menyebutkan rally pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi selama kuartal keempat 2020, berhubungan erat dengan optimisme akan pemulihan ekonomi tahun ini.
"Kami melihat beberapa dasar pemikiran yang bisa menjadi bahan pertimbangan investor untuk membeli kelas aset saham pada saat ini di tengah kondisi fundamental perusahaan-perusahaan yang telah menunjukkan tren pemulihan sejak kuartal III 2020," sebut Mandiri Investasi dalam Quarterly Report yang diterima Bareksa akhir pekan lalu.
Beberapa dasar pemikiran Mandiri Investasi di antaranya vaksinasi akan dilaksanakan secara gratis kepada hampir seluruh masyarakat sehingga aktivitas normal diharapkan bisa kembali dilakukan pada akhir 2021. Aktivitas normal itu diyakini akan berimbas pada kenaikan permintaan barang dan jasa secara signifikan.
Promo Terbaru di Bareksa
Produsen dan penyedia jasa tentu akan meningkatkan produksi dan tenaga kerja sehingga meningkatkan pendapatan. Likuiditas perbankan yang sangat besar dan suku bunga pinjaman yang terus menurun membuat perusahaan-perusahan bisa mendapatkan pinjaman yang relatif murah. Mandiri Investasi menilai ROE (return on equity) dan profit margin saat ini sudah berada di level yang sangat rendah dan diharapkan bisa kembali naik jika permintaan sudah kembali naik.
Selain itu, dana investasi melalui investasi asing dan Souvereign Wealth Fund (SWF) yang diciptakan pemerintah diharapkan bisa terwujud di semester II tahun 2021 dan menjadi mesin baru perekonomian. Mandiri Investasi juga menilai harga komoditas yang naik saat ini membantu meningkatkan daya beli masyarakat terutama di luar Jawa.
Di sisi lain kepemilikan dana asing atas kelas aset saham dan obligasi cukup rendah saat ini dan diperkirakan dapat kembali, di mana Indonesia diprediksi memiliki pertumbuhan positif yang cukup baik dibanding negara berkembang lainnya. Dari sisi valuasi, Mandiri Investasi menilai discount rate dapat turun seiring dengan menurunnya suku bunga dan yield obligasi acuan sehingga nilai perusahaan dapat naik.
"Melihat perubahan positif baik dari dalam maupun luar negeri, kami menetapkan asumsi pertumbuhan EPS (earning per share) naik 35 persen dan asumsi net profit margin di 10,5 persen untuk 2021. Dengan asumsi itu, kami mendapatkan target IHSG 2021 berada pada 6.300-6.400 untuk base case dengan standard deviasi +1x," sebut Mandiri Investasi.
Menurut mereka, asumsi tersebut masih cukup konservatif mengingat penurunan EPS tahun 2020 pada kisaran minus 35 persen hingga minus 40 persen.
Jika kita berasumsi ekonomi dapat kembali seperti semula, maka pertumbuhan EPS 2021 harus lebih tinggi dari itu."Kami melihat, jika pertumbuhan EPS 2021 bisa mencapai 45 persen (bull case scenario), maka target IHSG bisa mencapai 6.800 dengan standar deviasi +1x," Mandiri Investasi menyampaikan.
Yield Obligasi
Di sisi lain pada Desember 2020, Gubenur Bank Sentral Amerika Serikat The Fed, Jerome Powel kembali menyatakan Fed Rate akan dijaga di level rendah seperti saat ini untuk beberapa waktu ke depan dan melanjutkan program pembelian obligasi sampai terjadi kemajuan dari data ekonomi yang lebih baik. Pernyataan tersebut pernah diucapkan pertama kali pada akhir Agustus 2020 dan hal tersebut memberi sinyal kepada investor bahwa US Treasury yield akan relatif rendah.
Terkait itu, Mandiri Investasi melihat kesempatan bagi investor asing untuk memburu obligasi pemerintah negara lain yang dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi pemerintah Indonesia. Mandiri Investasi menyebutkan pada bulan Agustus, kami merekomendasikan investor untuk membeli obligasi pemerintah.
Rekomendasi itu membuahkan hasil yang baik di akhir tahun di mana yield obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun menyentuh 5,9 persen pada Desember 2020, dari 6,9 persen pada Agustus 2020.
"Melihat fundamental keuangan Indonesia yang cukup baik, kami kembali merekomendasikan investor untuk tetap membeli obligasi pemerintah Indonesia di mana kami memiliki target yield obligasi pemerintah 10 tahun antara 5,5 persen - 6 persen untuk 2021," sebut Mandiri Investasi.
Mandiri Investasi mengaku beberapa asumsi ekonomi yang mereka gunakan dalam penyusunan target tersebut adalah US Treasury yield berkisar antara 1 – 1,2 persen, CDS 5 tahun yang berkisar antara 70 – 75bps, JIBOR 1 bulan yang relatif stabil di 3,75 persen, spread IDR antara spot dan forward rate 1 bulan pada kisaran 75 bps, BI rate di 4,75 persen, dan rupiah stabil di Rp 14,200 per dolar AS.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.