Berita Hari Ini : OJK Targetkan Penghimpunan Dana Pasar Modal Rp192 Triliun

Bareksa • 17 Jun 2019

an image
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keungan (OJK) Wimboh Santoso memberikan sambutan pada Peresmian Badan Usaha Milik Desa (BUMdes)"Maju Sejahtera" di desa Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (17/11/2018). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Target pembiayaan POLA tumbuh 100 persen, DEAL right issue Rp107 miliar, MFIN emisi obligasi Rp500 miliar

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 17 Juni 2019 :

PT Pool Advista Finance Tbk (POLA)

Setelah mencatat peningkatan portofolio pembiayaan 64,63 persen pada tahun lalu, tahun ini PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) menetapkan target yang lebih tinggi. Asal tahu saja, selama 2018 lalu POLA telah menyalurkan pembiayaaan Rp296,78 miliar. Jumlah itu naik setelah di tahun 2017 pembiayaan POLA hanya Rp180,26 miliar.

Tak tanggung-tanggung, tahun ini POLA menargetkan pertumbuhan portofolio pembiayaan R664,35 miliar atau tumbuh lebih dari 100 persen. Sedangkan per Juni 2019, portofolio pembiayaan POLA sudah hampir mencapai separuhnya.

“Per Juni 2019 sudah mencapai Rp310 miliar yang disalurkan,” kata Direktur Keuangan PT Pool Advista Finance Tbk Raden Ari Priyadi, Jumat (14/6).

Dari jumlah itu, Raden mengatakan masih ada sekitar Rp25 miliar hingga Rp30 miliar pembiayaan yang akan terealisasi dalam waktu dekat.

“Sedangkan yang sudah masuk pipeline kami ada sekitar Rp80 miliar. Tapi itu juga masih lihat apakah kreditur masih bisa menyanggupi persyaratan dari kami,” katanya.

Untuk menggenapi target itu, rencananya POLA akan mencari pendanaan dari perbankan. Raden menyebut dalam waktu dekat, pihaknya akan bersepakat dengan sebuah bank lokal untuk bisa meraih dana Rp150 miliar.

Selain dari perbankan, rencananya POLA akan menerbitkan MTN di kuartal III tahun 2019. “Rencananya nilai MTN yang diterbitkan Rp50 miliar hingga Rp75 miliar,” ungkap Raden.  

PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL)

Rencana PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) untuk melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue telah mendapat persetujuan para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Jumat (14/6) di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta.

Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Dewata Freightinternational Tbk, Nur Hasanah, mengatakan pihaknya berharap rights issue ini akan terwujud pada semester II 2019.

“Jangka waktunya sebenarnya 12 bulan setelah RUPSLB tapi kami berharap di semester II tahun ini,” kata dia di Jakarta, Jumat (14/6).  

Menurut dia, DEAL telah memasukkan surat pernyataan permohonan pendaftaran rights issue ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Perusahaan yang baru listing pada 9 November 2018 ini berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 280 juta saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dari aksi korporasi ini, DEAL berharap dapat memperoleh dana segar Rp107,8 miliar.

Dana tersebut akan digunakan untuk menambah modal ke anak usahanya, yakni PT Atas Dayana Kapital (ADK) Rp97 miliar. Sementara sisanya Rp10,86 miliar akan digunakan untuk mengakuisisi 51 persen saham ADK. Efek dilusi dari rights issue ini maksimum 20 persen dari persentase kepemilikan saham.

PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN)

PT Mandala Multifinance Tbk akan menerbitkan sekaligus menawarkan surat utang bertajuk Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap II Tahun 2019. Berdasarkan keterangan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), obligasi ini memiliki jumlah pokok Rp500 miliar.

Obligasi ini terdiri dari dua seri, yakni Seri A dan Seri B. Seri A memiliki nilai pokok Rp251 miliar dengan tingkat bunga tetap yang ditawarkan 8,75 persen per tahun. Seri B memiliki nilai pokok Rp50 miliar dengan tingkat bunga bersifat tetap 10,5 persen per tahun.

Seri A bertenor 370 hari kalender dan akan jatuh tempo pada 9 Juli 2020, sedangkan Seri B bertenor 3 tahun dan akan memasuki waktu jatuh tempo pada 5 Juli 2022.

Sementara itu, sisa nilai penerbitan Rp199 miliar akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort).

Masa penawaran umum obligasi berkelanjutan ini berlangsung pada 28 Juni sampai 2 Juli 2019. Penjatahan akan dilaksanakan pada 3 Juli 2019 sedangkan dua hari berselang akan dilakukan distribusi obligasi secara elektronik. Instrumen ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juli 2019 mendatang.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memasang target penghimpunan dana dari pasar modal lebih tinggi, yaitu Rp192 triliun untuk tahun 2020.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR soal Kerangka Asumsi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2020, Kamis (13/6).

Target tersebut hanya naik 3,2 persen dibandingkan target penghimpunan dana dari pasar modal di tahun ini Rp186 triliun. Wimboh menyampaikan, prospek perlambatan ekonomi global pada tahun 2019-2020 menjadi salah satu tantangannya.

“Kita betul-betul harus ada strategi yang cocok, bagaimana demand bisa menyerap pertumbuhan kredit maupun initial public offering (IPO) di pasar modal dalam rangka pembiayaan berbagai proyek,” ujar Wimboh.

Sepanjang tahun 2018, OJK mencatat ada penghimpunan dana Rp166 triliun dari pasar modal melalui total 168 penawaran umum. Adapun, OJK melaporkan, penghimpunan dana di pasar modal hingga Mei lalu telah mencapai Rp54,71 triliun yang berasal dari 52 penawaran umum.

"Saat ini, ada sekitar Rp40,6 triliun yang sedang dalam proses penawaran,” lanjut Wimboh.

Untuk tahun 2020, pemerintah memperkirakan kebutuhan investasi mencapai Rp5.823,2 triliun. Ini dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6 persen dan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) alias pertumbuhan investasi pada level 7,4 persen.

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) akan melaksanakan transaksi material berupa restrukturisasi pinjaman antara SMSS dan perusahaan afiliasi. SSMS juga akan mengonversi hak tagih yang timbul akibat restrukturisasi tersebut.

SSMS akan merestrukturisasi pinjaman antar perusahaan SMSS yang melibatkan emiten sawit ini dan perusahaan-perusahaan afiliasi. Beberapa perusahaan afiliasi yang terlibat adalah PT Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit Abadi, PT Mitra Mendawai Sejati, PT Tanjung Sawit Abadi, PT Sawit Multi Utama, PT Menteng Kencana Mas, PT Mirza Pratama Putra, dan PT Surya Borneo Industri.

"Restrukturisasi termasuk namun tidak terbatas pada rencana pengalihan, pemberian atau perjumpaan utang piutang yang telah ada di antara SSMS dan afiliasi, penandatanganan perjanjian pengalihan piutang, perjanjian pinjaman, pernyataan utang, perjumpaan utang dan atau dokumen terkait lain," ungkap SSMS dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.

Untuk melancarkan transaksi material ini, SSMS akan meminta persetujuan pemegang saham. SSMS akan meminta restu pemegang saham pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Selasa, 25 Juni 2019.

Emiten ini juga akan meminta persetujuan terkait konversi hak tagih SSMS kepada PT Suraya Borneo Industri. Konversi ini berdasarkan pelaksanaan rencana transaksi dengan saham di PT Surya Borneo Industri.

(AM)