Berita Hari Ini : BEI Minta Penjelasan Investigasi AISA, Laba LPKR Rp695 Miliar
Dividen WTON Rp145,92 milar, laba ADES naik 38,48 persen, laba FAST naik 26,95 persen
Dividen WTON Rp145,92 milar, laba ADES naik 38,48 persen, laba FAST naik 26,95 persen
Bareksa.com-Berikut informasi terkini seputar ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi yang disarikan dari berita media massa dan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 28 Maret 2019 :
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) pada Jumat pekan ini (29/3/2019), untuk meminta penjelasan terkait dengan keluarnya hasil investigasi laporan keuangan 2017 oleh PT Ernst & Young Indonesia (EY).
Promo Terbaru di Bareksa
Hasil investigasi EY terhadap laporan keuangan tersebut menunjukkan ada temuan terhadap dugaan penggelembungan pos akuntansi senilai Rp4 triliun serta beberapa dugaan lain.
Laporan keuangan 2017 Tiga Pilar diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan yang terafiliasi dengan firma audit, pajak, dan konsultasi dunia terkemuka yaitu RSM International.
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)
Emiten beton pracetak, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) membagikan dividen Rp145,92 miliar dengan besaran per saham Rp17,50. Nilai tersebut setara dengan 30 persen dari laba bersih perusahaan di tahun 2018 sebesar Rp486,64 miliar.
Besaran pembagian dividen kepada pemegang saham tersebut diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (27/3/2019) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Rapat yang berlangsung selama tiga jam tersebut membahas enam mata acara, di antaranya memutuskan perubahan pengurus perseroan dan penetapan tantiem untuk tahun buku 2018 serta gaji dan tunjangan bagi dewan komisaris dan direksi pada tahun 2019.
PT Akasha Wira International Tbk (ADES)
Emiten penyedia air minum merek ADES, PT Akasha Wira International Tbk (ADES) berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 38,48 persen pada tahun lalu menjadi Rp52,96 miliar dari tahun sebelumnya Rp38,24 miliar.
Uniknya, kenaikan laba bersih tersebut dapat dicapai ADES meskipun penjualan perusahaan terkoreksi 1,25 persen menjadi Rp 804,3 miliar dari pencapaian tahun 2017 sebesar Rp 814,49 miliar.
Namun di lain pihak, perusahaan mampu mencatatkan pendapatan tambahan yang cukup besar dari bunga yang diperoleh lewat tabungan giro dan investasi pada deposito berjangka. Perolehan bunga tersebut dicatatkan pada pos pendapatan keuangan perusahaan.
Tahun lalu, pendapatan keuangan ADES meroket 523,36 persen YoY menjadi Rp1,86 miliar dari sebelumnya hanya Rp304 juta. Kenaikan pendapatan keuangan disokong oleh meningkatnya jumlah kas dan setara kas perusahaan yang tumbuh hingga 4 kali lipat dibanding tahun 2017, menjadi Rp102,27 miliar.
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)
Konsumsi ayam goreng KFC terus naik hingga 2018. Ini tampak dari kinerja PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) yang berhasil membukukan peningkatan pendapatan 13,48 persen YoY menjadi Rp6,02 triliun dari yang sebelumnya Rp5,3 triliun di tahun 2017.
Penjualan makanan dan minuman dari gerai KFC yang membuat FAST secara konsisten mampu tumbuh positif. Pasalnya, sektor usaha FAST lainnya mencatatkan penurunan penjualan tahun ini.
Kinerja pos pendapatan yang memuaskan membuat laba bersih FAST meningkat 26,95 persen menjadi Rp212,01 miliar dari yang sebelumnya Rp166,7 miliar pada 2017.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2018 senilai Rp695,14 miliar, naik 13,18 persen dari posisi Rp614,17 miliar pada 2017.
Dalam laporan keuangan 2018 Lippo Karawaci yang dirilis pada Rabu (27/3/2019), pendapatan yang dibukukan mencapai Rp12,46 triliun, naik 18,44 persen dari posisi Rp10,52 triliun. Beban pokok pendapatan LPKR pada 2018 senilai Rp6,5 triliun, naik 12,26 persen dari posisi Rp5,79 triliun.
Segmen pendapatan LPKR dari yang terbesar hingga terkecil yakni healthcare, urban development, large scale integrated development, hospitality & infrastructure, properti dan portofolio manajemen serta ritel masing-masing senilai Rp5,96 triliun, Rp3,55 triliun, Rp1,17 triliun, Rp1,06 triliun, Rp451,9 miliar dan Rp367,79 miliar.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.