Berita Hari Ini : Penerimaan Negara Tumbuh 8,21 Persen, VIVA Private Placement
BBYB private placement Rp158 Miliar, WTON target kontrak baru Rp9 triliun, MPPA bantah diakuisisi CT Corp
BBYB private placement Rp158 Miliar, WTON target kontrak baru Rp9 triliun, MPPA bantah diakuisisi CT Corp
Bareksa.com - Berikut informasi terkini mengenai pasar modal, aksi korporasi dan ekonomi yang disarikan dari berita media massa dan informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia, Rabu, 20 Maret 2019 :
Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara hingga Februari 2019 mencapai Rp217,221 triliun. Angka ini mencapai 10,03 persen dari target Rp2.165,1 triliun atau tumbuh 8,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu
Promo Terbaru di Bareksa
Apabila dirinci, penerimaan negara berasal dari perpajakan sebesar Rp177,24 triliun, PNBP Rp 39,91 triliun dan hibah Rp62,7 miliar. Dengan demikian, masing-masing sudah mencapai 9,92 persen, 10,55 persen, dan 14,4 persen terhadap target yang ditetapkan pada APBN 2019.
PT Bank Yudha Bhakti
PT Bank Yudha Bhakti (BBYB) menerbitkan 469.591.963 saham baru dengan mekanisme private placement. Harga pelaksanaan aksi korporasi ini pada Rp338 per saham atau total Rp158,72 miliar.
Saham baru yang diterbitkan dalam private placement ini diterima oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia, perusahaan e-commerce dan financial technology, asal China. Nantinya dilusi kepemilikan saham setelah penempatan terbatas sebanyak 8,29 persen.
PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP)
PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) mengantongi laba bersih US$50,31 juta atau turun 14,19 persen secara tahunan pada 2018.
Berdasarkan laporan keuangan 2018 yang dipublikasikan, Selasa (19/3/2019), Mitrabara Adiperdana mengantongi pendapatan US$258,13 juta. Jumlah itu turun 0,17 persen dari realisasi US$258,58 juta pada 2017.
Sebaliknya, beban pokok pendapatan perseroan naik 9,63 persen secara tahunan pada 2018. Nilai yang dikeluarkan naik dari US$143,38 juta pada 2017 menjadi US$157,19 juta.
Dari situ, total laba usaha yang dibukukan perseroan senilai US$67,36 juta pada 2018. Tercatat, terjadi penurunan 14,27 persen dari US$78,58 juta pada 2017. Dengan demikian, emiten berkode saham MBAP itu mengantongi laba bersih US$50,31 juta pada 2018. Realisasi itu turun dari US$58,63 juta pada 2018.
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) optimis bakal mencatat pertumbuhan kontrak baru 17 persen. Tahun 2018, WTON mencatat pendapatan dari kontrak Rp7,7 triliun.
Manajer Investor Relation WTON Yushadi mengatakan pihaknya optimistis bisa mencatat kontrak baru Rp9 triliun tahun ini. Salah satu potensinya adalah beberapa rencana ekspansi perusahaan BUMN seperti PT Pelabuhan Indonesia I, II, II, dan IV.
“Kalau dari belanja infrastruktur pemerintah, tahun ini pemerintah hanya meningkatkan 1 persen belanja infrastruktur jadi enggak berbanding lurus sama target kami,” katanya pada Selasa (19/3).
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menepis adanya kabar yang menyebutkan sebagian sahamnya akan diakuisisi oleh Para Group yang merupakan konglomerasi milik taipan Chairul Tanjung. Sebelumnya, beredar kabar rencana akuisisi ini dalam rangka membawa brand Transmart masuk ke pasar modal.
Danny Konjogian, Direktur Public Relation and Communications MPPA menjelaskan kabar tersebut tidak benar. Manajemen tidak mengetahui asal rumor tersebut dan membantah segala kabar yang menyebutkan adanya rencana penjualan saham perusahaan.
PT Visi Media Asia Tbk (VIVA)
PT Visi Media Asia Tbk. akan melakukan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement setelah mengantongi izin dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 25 April 2019.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan perseroan melalui keterbukaan informasi, melalui rencana itu, VIVA akan menerbitkan 1,6 miliar lembar saham baru atau 10 persen dari modal yang ditempatkan. Saham baru yang diterbitkan dengan nominal Rp100 per saham.
Tujuan private placement tersebut untuk pembayaran sebagian utang berdasarkan senior facility agrement yang jatuh tempo pada Oktober 2019 (akhir tahun kedua dari tenor senior facility agreement) US$9,4 juta yang menjadi kewajiban PT Lativi Mediakarya, entitas anak perusahaan.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.