Moody's Tegaskan Rating Telkom dan Telkomsel, Ini Analisa Teknikal Saham TLKM
Kemarin TLKM diperdagangkan melonjak 2,07 persen dan merupakan saham yang paling diburu asing
Kemarin TLKM diperdagangkan melonjak 2,07 persen dan merupakan saham yang paling diburu asing
Bareksa.com - Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) pada perdagangan Selasa, 15 Januari 2019 ditutup menguat 2,07 persen dengan berakhir pada level Rp3.930 per saham.
TLKM bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 9.046 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp325,03 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham TLKM pada perdagangan kemarin antara lain Citigroup Sekuritas (CG) senilai Rp87,23 miliar, kemudian Macquarie Sekuritas (RX) Rp45,32 miliar, dan JP Morgan Sekuritas (BK) Rp39,16 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan TLKM masing-masing 26,84 persen, 13,94 persen, dan 12,05 persen.
Rating Moody’s
Perusahaan pemeringkat investasi Moody's Investors Service menegaskan peringkat Baa1 ke perusahaan telekomunikasi Tanah Air, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular, Senin (14/1).
"Peringkat Baa1 Telkom mencerminkan posisi yang ditetapkan perusahaan sebagai operator telekomunikasi nirkabel terbesar di Indonesia, dengan pangsa pasar 50 persen," kata Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's Nidhi Dhruv dalam keterangannya.
Peringkat tersebut sekaligus mencerminkan kekuatan neraca keuangan Telkom, diikuti dengan likuiditas yang baik. Pada saat yang sama, Telkom masih harus menghadapi persaingan lingkungan bisnis, belanja modal atau belanja modal (capital expenditures/capex) yang besar dan menghasilkan dividen untuk pemegang saham.
Moody's memperkirakan, TLKM akan mempertahankan belanja modal sekitar 25 persen dari total pendapatan dalam beberapa tahun ke depan. Belanja modal tersebut bisa didanai oleh aliran kas dan kas dari operasional. Menurut Moody's, Telkom mempertahankan profil finansial yang kuat meski menghabiskan belanja modal lebih dari Rp20 triliun per tahun sejak 2013.
Hal tersebut tampak pada rasio debt/EBITDA yang berada di bawah level 1 kali dalam empat dari lima tahun terakhir sejak 2013. Sedangkan RCF/debt berada di atas 40 persen pada periode yang sama. Menurut Moody’s, Telkom akan mempertahankan profil finansial dengan rasio debt/EBITDA di bawah 1,5 kali dan RCF/debt di atas 25 persen.
Pada sektor seluler, Moody's memperkirakan pertumbuhan pendapatan sektor telekomunikasi di Indonesia mencapai 3-4 persen tahun ini. Hal tersebut didukung oleh adanya kompetisi tipis dan pertumbuhan penetrasi ponsel pintar. Setelah pada 2018 perusahaan dalam sektor tersebut bertahan di tengah penurunan lalu lintas suara, SMS dan penerapan pendaftaran kartu prabayar.
Analisis Teknikal Saham TLKM
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham TLKM pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short lower shadow.
Kondisi tersebut menggambarkan saham ini bergerak sangat positif karena berhasil berakhir pada level tertingginya, meskipun sempat bergerak satu tick di bawah level pembukaannya.
Volume terlihat sedikit mengalami kenaikan dibandingkan sehari sebelumnya menandakan adanya aksi beli yang meningkat dari pelaku pasar.
Kemudian investor asing juga terpantau banyak memburu saham TLKM dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp187,19 miliar, atau yang terbesar dibandingkan seluruh saham lain di bursa.
Apabila diperhatikan, posisi saham TLKM mulai bergerak naik dan keluar dari fase konsolidasi jangka pendeknya yang ditandai dengaa upper bollinger band yang mulai bergerak naik.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terlihat mulai bergerak naik meskipun mulai mendekati area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level Rp4.110.
Saham TLKM kemarin juga merupakan saham di urutan pertama yang paling diburu asing dengan catatan net buy senilai Rp187,19 miliar.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.