BMRI dan BBCA Optimistis Transaksi Uang Elektronik Naik 30 Persen Tahun Ini
BCA akan meningkatkan transaksi dan jumlah pengguna melalui ekspansi akseptasi uang elektronik
BCA akan meningkatkan transaksi dan jumlah pengguna melalui ekspansi akseptasi uang elektronik
Bareksa.com - Sebanyak dua bank papan atas, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) optimistis transaksi uang elektronik (e-money) bisa meningkat pada 2019. Pertumbuhan jumlah kartu dan nilai transaksi tahun ini ditarget bisa mencapai 30 persen.
SEVP Consumer and Transaction Bank Mandiri Jasmin menjelaskan pada tahun ini, jumlah kartu Mandiri e-Money ditarget bisa bertambah 5 juta kartu atau bertumbuh 30 persen dari jumlah saat ini sebanyak 16,4 juta kartu.
Sedangkan untuk nilai transaksi, Jasmin berharap bisa bertumbuh 30-40 persen dari Rp 13,4 triliun pada 2018 menjadi Rp18 triliun pada tahun ini.
Saat ini, penetrasi Mandiri e-Money ke masyarakat sangat baik. Frekuensi transaksi Mandiri e-Money pada Januari - Desember 2018 mencapai 1,1 miliar dengan nilai transaksi Rp13,4 triliun.
Frekuensi transaksi terbesar terjadi di sektor transportasi yang mencapai 94 persen, terutama jalan tol seperti ruas tol Trans Jawa, tol Bali Mandara, ruas tol Medan-Kualanamu serta ruas tol Ujung Pandang Seksi 1 dan 2.
Untuk mencapai target tersebut, Bank Mandiri akan memperluas akseptasi Mandiri e-Money melalui kerjasama dengan berbagai merchant di berbagai lini bisnis seperti di convenience store, SPBU, parkir dan sektor lainnya.
"Termasuk nantinya di MRT dan LRT," ucap dia kepada Bareksa, Kamis (10/1).
Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memperluas layanan top-up Mandiri e-Money dengan menggandeng PT Pos Indonesia (Persero). Dengan kerjasama ini, Bank Mandiri secara bertahap akan menempatkan mesin pembaca (reader) e-money di loket-loket Kantor Pos di seluruh Indonesia.
Rencananya, layanan top up e-money ini akan dapat dinikmati pada 3.000 loket Kantor Pos.
"Melalui kerja sama ini, pengguna layanan pos yang merupakan pemegang Mandiri e-Money akan dapat melakukan transaksi top up secara tunai di jaringan loket Kantor Pos. Harapan kami, langkah ini dapat semakin mensosialisasikan penggunaan uang elektronik ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk para pengguna jasa Kantor Pos,” kata Jasmin.
Direktur Keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Eddi Santosa menambahkan keberadaan outlet Pos Indonesia yang saat ini berjumlah lebih dari 4.800 (operate by own) dan 24.500 titik layanan dan agen Pos yang terkoneksi secara real time online, terus ditingkatkan peran dan fungsinya dalam melayani kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang pengiriman barang, pengiriman uang dan pembayaran.
Salah satu upaya peningkatan utilitas outlet Pos Indonesia adalah melalui penambahan fitur layanan. Dengan semakin lengkapnya layanan pengiriman barang, pengiriman uang dan berbagai pembayaran maka masyarakat akan lebih mudah melakukan berbagai transaksi (one stop service).
Jasa Keuangan Pos Indonesia melayani pengiriman uang baik cash2cash, cash2account, giropos, penerimaan setoran, tabungan, pendistribusian dana dan berbagai pembayaran biller.
"Kami terkoneksi ke lebih dari 420 biller dengan 180 juta transaksi selama tahun 2018. Kerja sama dengan Bank Mandiri dalam top up Mandiri e-Money ini akan memudahkan masyarakat dalam melakukan top up dan transaksi secara non tunai. Ke depan akan terus dikembangkan kerja sama khususnya dalam rangka mendukung penggunaan uang elektronik ke berbagai lapisan masyarakat," kata dia.
Uang Elektronik BBCA
Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) Santoso mengatakan transaksi uang elektronik BCA tahun ini diperkirakan masih bisa tumbuh sekitar 20-30 persen baik dari sisi pengguna maupun transaksi. Per November 2018, transaksi uang elektronik BCA sudah mencapai Rp5,7 triliun.
"Perkembangan transaksi sejalan dengan kesadaran, edukasi, promosi serta semakin banyaknya pengguna yang mulai nyaman menggunakan uang elektronik BCA baik yang server base yaitu Sakuku maupun yang non-server based yaitu Flazz," kata dia.
Seperti halnya Bank Mandiri, BCA akan meningkatkan transaksi dan jumlah pengguna melalui ekspansi akseptasi uang elektronik BCA di berbagai lini bisnis strategis misalnya transportasi, rekreasi atau entertainment, restoran dan mini market.
"Kami juga melakukan berbagai aktivitas promosi dan edukasi untuk mendukung pertumbuhan tersebut," ucap dia.
Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi uang elektronik periode Januari - November 2018 mencapai Rp41,31 triliun. Nilai tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp10,41 triliun.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.