BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Investor Asing Beli Rp1,1 Triliun, IHSG Nyaris Balik ke 6.000

09 November 2018
Tags:
Investor Asing Beli Rp1,1 Triliun, IHSG Nyaris Balik ke 6.000
Pekerja membersihkan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (21/3). IHSG ditutup menguat 1,11 persen atau 69,25 poin ke level 6.312,83. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

IHSG rawan profit taking setelah momentum reli 8 hari berturut-turut

Bareksa.com - Pasar modal Indonesia bergerak positif dan mengulang reli untuk delapan hari perdagangan berturut-turut. Kondisi nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat menjadi sentimen yang mendorong pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini 8 November 2018.

IHSG ditutup menguat 0,62 persen atau 36,92 poin di level 5.976,81 pada perdagangan hari ini. Total transaksi mencapai nilai Rp9,27 triliun dengan 9,7 miliar saham diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia.

Investor asing mencatat beli bersih (net buy) Rp1,1 triliun dalam perdagangan hari ini. Adapun nilai tukar rupiah berakhir menguat 51 poin atau 0,35 persen di level Rp14.539 per dolar AS sehingga mendorong penguatan pasar saham hari ini.

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik Pergerakan IHSG Intraday 8 November 2018

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Rawan Profit Taking

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan mengumumkan rilis terbaru Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2018 besok, yang bisa menjadi sentimen bagi IHSG. Salah satu komponen yang ditunggu-tunggu adalah transaksi berjalan.

Komponen ini menjadi isu yang ditunggu oleh investor karena gambaran spesifik kinerja perekonomian bisa didapatkan dari rilis data ini. Informasi terkait neraca perdagangan barang dan jasa, neraca pendapatan primer hingga sekunder bisa didapatkan.

Ketika masing-masing variabel menghasilkan angka minus, hal ini memperbesar peluang terjadi defisit transaksi berjalan. Dampaknya ketika defisit terjadi, artinya aliran valuta asing yang keluar jauh lebih besar. Mata uang domestik akan rentan terhadap perekonomian global, sehingga menyebabkan terjadi depresiasi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang akrab dengan masalah ini. Sejak kuartal III-2011, Indonesia belum lagi merasakan surplus transaksi berjalan.

Hingga periode kuartal II-2018, Indonesia mengalami defisit 3 persen dari Produk Domestik Bruto. Pada pengumuman besok, para ekonom pun memproyeksikan jika defisit transaksi berjalan bisa lebih dari 3 persen.

Seiring dengan sentimen tersebut, analis Bareksa memperkirakan IHSG bisa mendapatkan tekanan setelah reli yang terjadi 8 hari berturut-turut. Pelaku pasar diperkirakan memanfaatkan momentum ini untuk mengambil keuntungan atau profit taking. (KA02/hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,92

Up0,45%
Up4,28%
Up7,56%
Up8,65%
Up19,15%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,59

Up0,42%
Up4,45%
Up7,00%
Up7,43%
Up2,51%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.080,08

Up0,60%
Up4,04%
Up7,13%
Up7,77%
--

Capital Fixed Income Fund

1.845,41

Up0,53%
Up3,95%
Up6,71%
Up7,40%
Up16,95%
Up40,32%

Insight Renewable Energy Fund

2.272,15

Up0,82%
Up3,96%
Up6,62%
Up7,24%
Up20,21%
Up35,65%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua