Bareksa.com - China pada hari ini merilis data neraca dagang untuk ekspor dan impor pada bulan Oktober 2018. Ekspor dalam dolar AS naik 15,6 persen YoY. Kenaikan ekspor China melebihi perkiraan ekonom 11 persen. Bahkan ekspor ini melebihi pertumbuhan bulan lalu, yakni 14,5 persen.
Sementara itu impor dalam dolar AS naik 21,4 persen jauh di atas perkiraan ekonom yang 14 persen usai tumbuh 14,3 persen pada bulan sebelumnya.
Secara keseluruhan surplus perdagangan untuk bulan Oktober 2018 diraih US$34,01 miliar lebih rendah dari perkiraan ekonom yang US$35 miliar dan melambat 7,85 persen dibanding Oktober 2017 yang mampu catatkan surplus US$36,9 miliar.
Historikal Neraca Dagang China (US$ Miliar)
Sumber : Tradingeconomics.com
Meskipun ketegangan perang dagang dengan AS kian intens, ekspor China tercatat masih bertumbuh di periode YoY. Data ekspor China bertumbuh karena perusahaan meningkatkan pengiriman sebelum tarif diberlakukan.
Di bulan September, ekspor produk alumunium naik 37 persen YoY ke 507.000 ton, tetapi turun 0,6 persen MoM dari 510,000. China adalah produsen baja dan aluminium terbesar di dunia.
AS telah memberlakukan tarif 25 persen pada impor baja China dan 10 persen pada impor aluminium sejak 23 Maret. Namun, yuan yang lebih rendah telah membantu ekspor logam China.
Ekspor produk baja China naik 15,8 persen tahun ke tahun menjadi 5,95 juta ton pada September dan naik 1,4 persen dari angka revisi 5,87 juta ton pada Agustus.
Ekspor aluminium China diperkirakan akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang setelah Beijing mendorong potongan pajak untuk ekspor aluminium semi-fabrikasi.
Surplus perdagangan dengan AS melebar ke rekor tertinggi baru sebesar US$34,13 miliar pada September dari US$31,05 miliar pada Agustus. Ekspor ke negara itu naik 13 persen, sedangkan impor meningkat 9 persen.
(AM)