Bareksa,com - Pada perdagangan Kamis, 18 Oktober 2018, harga saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) ditutup melonjak 9,31 persen dengan berakhir di level Rp1.760 per saham.
Saham SMCB bergerak sangat atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 12.371 kali dengan nilai transaksi R192,42 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham SMCB pada perdagangan kemarin antara lain CGS-CIMB Sekuritas (YU) dengan nilai pembelian Rp19,69 miliar, Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp18,64 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp16,63 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham SMCB secara keseluruhan yaitu 10,23 persen, 9,69 persen, dan 8,64 persen.
Daftar Peminat Saham SMCB
Isu sejumlah perusahaan yang berminat memiliki saham PT Holcim IndonesiaTbk (SMCB) terus bermunculan. Sejumlah perusahaan disebut-sebut telah memasukkan penawaran untuk membeli kepemilikan saham SMCB yang dikuasai oleh LafargeHolcim.
Nama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) diurutan teratas yang menjadi kandidat terkuat yang sudah menyampaikan penawaran.
Berdasarkan informasi yang berkembang di kalangan pelaku pasar, SMGR memasukkan nilai penawaran yang cukup tinggi yakni US$1,7 miliar hingga US$1,9 miliar atau sekitar Rp25,5 triliun - Rp28,5 triliun.
Sementara itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dikabarkan menarik diri dari perburuan untuk membeli kepemilikan saham Lafarge. Namun induk usaha INTP, Heidelberg dikabarkan masih melanjutkan proses penawaran.
Kompetitor lainnya yaitu PT Cemindo Gemilang atau Semen Merah Putih, perusahan semen milik Ganda dan Martua Sitorus (Wilmar Grup), akan menggandeng perusahaan asal Tiongkok, China National Materials (Sinoma) untuk membeli kepemilikan SMCB.
Sementara itu, China Anchui Conch dikabarkan batal ikut perburuan ini. Demikian pula dengan Grup Salim yang tidak jadi ikut dalam perburuan ini.
Sementara itu, Taiheiyo Cement Corp, perusahaan semen asal Jepang, yang juga dikabarkan berminat membeli kepemilikan saham SMCB. Selain itu ada juga miliade asal Malaysia Francis Yeoh dari YTL Corp yang juga dikabarkan akan membeli saham Lafarge.
Menurut rencana, pemenang dari perburuan ini akan disampaikan pada pertengahan November. Siapapun yang akan menjadi pemenang dalam perburuan ini, harus melaksakan mandatory tender offer (MTO).
Rumor seputar pelepasan saham SMCB oleh pemegang saham mayoritas LafargeHolcim sudah menggiring harga saham naik berkali-kali lipat. Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, harga saham SMBC sudah naik 120 persen dari level Rp800 ke level Rp1.760.
Analisis Teknikal Saham SMCB
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham SMCB pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan long upper shadow yang menggambarkan saham ini bergerak positif namun ditutup cukup jauh dari level tertingginya akibat aksi profit taking.
Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan atau yang terbesar dalam setahun terakhir menandakan adanya partisipasi yang besar dari para pelaku pasar.
Namun di sisi lain, investor asing tercatat membukukan net sell cukup besar pada perdagangan kemarin senilai Rp74,87 miliar.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan resisten terdekat di level Rp1.950.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.