Bareksa.com - Saham-saham di sektor konsumer (Consumer) masih menunjukkan tren yang terus melambat atau melemah dalam setahun terakhir (terhitung sejak Oktober 2017), hal ini seiring dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih cenderung melambat atau melemah.
Perlambatan saham sektor konsumer ini justru berbanding terbalik dengan pergerakan harga saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), yang masuk ke sektor Konsumer. Saham ini telah memberikan keuntungan kepada para investor dan reksadana yang memegang saham ini dalam portofolionya.
Indeks saham sektor Konsumer di Bursa Efek Indonesia sejak 25 Oktober 2017 hingga penutupan 24 Oktober 2018 (setahun terakhir) minus 5,25 persen. Kondisi itu senada IHSG yang juga negatif 5,24 persen.
Perbandingan IHSG dan Indeks Konsumer
Sumber : Bareksa
Namun kondisi berbeda dialami saham HOKI yang telah mencatatkan kenaikan cukup signifikan hingga 150 persen setahun terakhir. Pada 25 Oktober 2017 saham HOKI berada di level Rp318 per saham dan pada penutupan perdagangan 24 Oktober 2018 ditutup di Rp795 per saham.
Perbandingan Indeks Konsumer Saham HOKI
Sumber : Bareksa
Portofolio Reksadana
Seiring dengan meningkatnya harga saham HOKI ini, kinerja sejumlah reksadana yang memiliki saham ini di portofolio juga ikut terkerek.
Setidaknya ada tiga produk reksadana saham yang memegang saham HOKI ini di dalam portofolionya, seperti Simas Syariah Unggulan, Sucorinvest Maxi Fund, dan Sucorinvest Sharia Equity Fund, yang masing-masing dikelola PT Sinarmas Asset Management dan PT Sucorinvest Asset Management.
Return Reksadana Setahun Terakhir (per 24 Oktober 2018)
Sumber : Bareksa
Simas Syariah Unggulan
Dalam fund fact sheet periode September 2018, lima besar alokasi aset Simas Syariah Unggulan, yaitu pada saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
NAB Simas Syariah Unggulan
Sumber : Bareksa
Reksadana saham ini telah memberikan return dalam setahun 26,76 persen, sedangkan secara year to date sudah memberikan keuntungan kepada investornya 25,89 persen.
Sucorinvest Maxi Fund
Sedangkan untuk reksa dana Sucorinvest Maxi Fund memiliki alokasi aset pada saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), Money Market, dan PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA).
NAB Sucorinvest Maxi Fund
Sumber : Bareksa
Reksadana saham ini telah memberikan return dalam setahun 17,29 persen. Secara year to date Sucorinvest Maxi Fund sudah memberikan keuntungan sebesar 14,43 persen kepada para investornya.
Sucorinvest Sharia Equity Fund
Sumber : Bareksa
Kemudian, untuk reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund memiliki alokasi aset pada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bisi International Tbk (BISI), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI), dan PT Samindo Resources Tbk (MYOH).
Reksadana saham ini telah memberikan return dalam setahun terakhir 15,2 persen. Sedangkan sejak awal tahun, Sucorinvest Sharia Equity Fund sudah memberikan keuntungan 10,65 persen (year to date) kepada para investornya.
Tabel perbandingan kinerja Reksadana Saham
Sumber : Bareksa
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.