Bareksa.com – Dalam periode proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), PT Yelooo Integra Datanet Tbk atau Passpod mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 10,27 kali selama periode bookbuilding yang berlangsung pada tanggal 18 - 22 Oktober 2018.
Dari periode ini, dana yang terkumpul mencapai hampir Rp501 miliar, dari target perolehan dana Rp48 miliar.
Perusahaan yang akan menggunakan kode emiten YELO ini akan menjadi startup keempat yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Sinarmas Sekuritas selaku penjamin pelaksana efek IPO Passpod menyatakan setidaknya terdapat tiga faktor yang menyebabkan tingginya antusiasme masyarakat saat penawaran umum perdana saham Passpod.
Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli menyebutkan, faktor pertama adalah pergerakan bisnis Passpod yang fokus pada teknologi dan big data yang relatif baru.
Faktor kedua, Bursa Efek Indonesia sedang gencar mengampanyekan gerakan Yuk Nabung Saham yang sangat atraktif bagi investor ritel pemula.
"Faktor ketiga, bisnis Passpod ada di industri yang menarik, yakni pariwisata. Industri ini termasuk yang mencatat tingkat pertumbuhan tinggi," ujar Kelly, Selasa, 23 Oktober 2018.
Passpod merupakan salah satu startup yang termasuk dalam binaan IDX Incubator sejak Februari 2018. Dengan menjadi perusahaan terbuka, Passpod akan fokus menggarap pasar wisatawan selama perjalanan ke luar negeri yang diawali dengan penyediaan koneksi mobile broadband dan penjualan tiket atraksi melalui aplikasi Passpod dan situs http://www.passpod.com.
Hingga April 2018, Passpod mampu mengantongi laba bersih periode berjalan Rp475 juta. Jumlah tersebut meningkat drastis dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya menyentuh Rp26,5 juta.
Menanggapi tingginya permintaan masyarakat, CEO Passpod Hiro Whardana mengatakan pihaknya merasa senang melihat antusiasme tersebut. Menurutnya hal ini membuktikan bahwa bisnis yang dijalani Passpod sangat potensial dan menjanjikan.
Hiro mengutip laporan Mastercard Future of Outbound Travel in Asia Pacific yang menyebutkan pada tahun 2021 nanti jumlah outbound traveler dari Indonesia diprediksi akan mencapai angka 10,6 juta orang.
"Kami berterima kasih pada masyarakat atas kepercayaannya sehingga ikut berinvestasi dalam bisnis yang dijalankan oleh Passpod. Sesuai rencana kerja perusahaan, dana ini akan digunakan untuk pengadaan billing management system hingga kebutuhan research dan development. Kami juga akan menggunakan dana ini untuk menghadirkan beragam fitur baru pada aplikasi Passpod," jelas Hiro.
Sebagai informasi, sejak Passpod beroperasi pada tahun 2016 terjadi pertumbuhan jumlah pelanggan 700 persen atau total 58.500 pengguna per Juni 2018 dengan returning customers sebesar 30 persen.
Passpod juga mencatat 100 persen pertumbuhan pada pemesanan tiket atraksi. Saat ini modem 4G Passpod sudah dapat digunakan di lebih dari 70 negara di dunia seperti Amerika Serikat, Singapura, Hongkong, Thailand, Jepang, Korea Selatan, serta negara-negara di kawasan Eropa dan Timur Tengah.
(AM)