Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 18 Oktober 2018.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Target waktu mengambilalih PT Pertamina Gas (Pertagas) bertambah panjang. PGAS membuka opsi untuk mengakuisisi sisa empat anak usaha Pertagas yang belum masuk dalam klausul transaksi pada 29 Juni 2018.
Dampaknya, nilai transaksi akuisisi Pertagas akan membengkak, melampaui Rp16,6 triliun. Dalam penandatanganan perjanjian jual beli saham bersyarat atau conditional sales purchase agreement (CSPA) 29 Juni lalu, PGAS hanya mengambil 51 persen saham Pertagas yang di dalamnya hanya ada satu anak usaha, yakni PT Pertagas Niaga.
Adapun anak usaha lain Pertagas tidak masuk dalam transaksi itu. Yang terbaru, PGAS akan memborong seluruh anak usaha Pertagas, yakni PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta-Samtan Gas, dan PT Perta Kalimantan Gas.
Seperti dikutip Kontan, Direktur Utama PGAS Gigih Prakoso menyebutkan, nilai akuisisi keempat anak usaha itu memang di luar nilai yang telah disepakati dalam CSPA. Di perjanjian itu, PGAS wajib membayar Rp16,6 triliun kepada Pertamina untuk mengakuisisi 51 persen saham Pertagas yang di dalamnya hanya ada Pertagas Niaga.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
Perseroan belum berhenti mencari dana segar. Emiten pelat merah itu akan merilis obligasi bunga abadi (perpetual bond) dalam waktu dekat. Nilainya sekitar Rp1 triliun.
"Rencananya diterbitkan bulan depan, untuk memperkuat posisi ekuitas kami," ujar Direktur Utama WIKA Tumiyana seperti dikutip Kontan.
Perpetual bond tersebut merupakan emisi tahap pertama. Perusahaan konstruksi ini berniat menerbitkan perpetual bond dengan plafon maksimal Rp10 triliun untuk lima tahun ke depan.
Perpetual bond merupakan emisi obligasi tanpa waktu jatuh tempo. Tapi, jika selama periode tertentu si penerbit tidak membeli kembali emisinya, maka bunga akan bertambah sesuai perjanjian.
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Bersih-bersih utang masih menjadi salah satu agenda utama perseroan. Energi Persada berharap bisa mengantongi kesepakatan dengan para kreditur, sehingga restrukturisasi utang bisa dilaksanakan sebelum akhir tahun ini.
Manajemen ENRG saat ini terus melakukan negosiasi dengan para kreditur. "Negosiasi sudah mendekati 80 persen di Oktober ini," ujar Investor Relations ENRG Herwin Hidayat seperti dikutip Kontan.
Sayang, Herwin belum bersedia membeberkan utang mana yang bakal direstrukturisasi. Yang terang, ENRG masih memiliki utang US$264 juta per kuartal I-2018. Angka ini berkurang 63 persen dibanding empat tahun yang lalu.
Dia menambahkan, restrukturisasi rencananya dilakukan melalui skema pembiayaan kembali atawa refinancing. Dengan demikian, saldo utang ENRG tidak bertambah, hanya tenornya saja yang menjadi lebih panjang
PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS)
Perseroan optimistis bakal mengantongi laba bersih sekitar Rp270 miliar hingga Rp275 miliar pada akhir 2018, naik sekitar 33 - 35 persen dari raihan tahun lalu yang mencapai Rp201,82 miliar.
Direktur Utama Bintraco Dharma Sebastianus H. Budi menuturkan, kinerja perseroan hingga kuartal III 2018 masih sejalan dengan target. Hingga kuartal III 2018, emiten bersandi saham CARS itu telah mengantongi reali sasi penjualan lebih dari Rp5 triliun.
Hingga akhir tahun, Sebastianus mengestimasi perseroan akan meraih penjualan senilai Rp7 triliun. Nilai tersebut naik dari capaian penjualan otomotif pada 2016 dan 2017 yang masing-masing tercatat Rp5,87 triliun dan Rp6,13 triliun.
“Target laba kami sekitar Rp270 miliar hingga Rp275 miliar, tumbuh 35 persen year on year,” ucap Sebastianus seperti dikutip Bisnis Indonesia.
PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN)
Perseroan sukses mengantongi dua kontrak baru untuk 2019. Kedua kontrak tersebut berasal dari proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Muara Karang dan Cirebon II.
Dalam keterangan resminya, Direktur Utama SKRN Yafin Tandiono Tan, mengatakan nilai kedua kontrak baru tersebut lebih dari Rp40 miliar. Sehingga pada 2019 total kontrak yang akan digarap mencapai Rp300 miliar.
Kontrak baru akan direalisasikan pada Februari-Maret 2019 dengan masa kerja tujuh sampai sembilan bulan. Emiten yang bergerak di bidang jasa penyewaan crane ini juga sedang mengincar kontrak di proyek jalan tol Cillincing-Cibitung dan proyek windmill Atambua.
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Jiwasraya menerima banyak permintaan dari nasabah untuk roll over atau perpanjangan kontrak polis, menyusul peristiwa telat bayar polis produk bancassurance JS Proteksi Saving Plan senilai total Rp802 miliar pada pekan lalu.
“Sementara ini masih menyelesaikan pembayaran bunga dan banyak yang tertarik roll over,” kata Direktur Investasi dan Teknologi Informasi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko seperti dikutip Bisnis Indonesia.
Hexana mengaku belum dapat menyebutkan jumlah nasabah yang meminta roll over. Namun demikian, dia berjanji pihaknya terus berupaya memenuhi kewajiban kepada nasabah.
Salah satu jalan ditempuh adalah menawarkan pembayaran di muka bagi pemegang polis yang ingin melakukan roll over sebesar 7 persen per annum netto atau setara dengan 7,49 persen per annum nett efektif.
(AM)