Berita Hari Ini : Kenaikan Harga BBM Premium Ditunda, BBNI Bidik KUR Rp13,5 T
Morinaga sumbang 10 persen pendapatan KINO, Bursa Saham AS tertekan aksi jual, TRAM bidik pengangkutan logistik
Morinaga sumbang 10 persen pendapatan KINO, Bursa Saham AS tertekan aksi jual, TRAM bidik pengangkutan logistik
Bareksa.com - Berikut ini intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 11 Oktober 2018 :
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Simpang siur di balik kabar kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium yang berubah-ubah dalam waktu satu jam terjawab sudah. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno diketahui menjadi penyebab utama batalnya kenaikan harga BBM Premium.
Promo Terbaru di Bareksa
Semula, pada Rabu, pukul 16.30 WIB, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengumumkan rencana kenaikan harga BBM Premium dari Rp6.550 per liter jadi Rp7.000 per liter di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Kenaikan harga berlangsung efektif pada pukul 18.00 WIB di seluruh SPBU.
Satu jam sesudah itu, tersebar pesan tertulis bahwa kenaikan harga BBM Premium ditunda.
"Sesuai arahan bapak Presiden (Joko Widodo) rencana kenaikan harga BBM Premium di Jamali menjadi Rp7.000 dan di luar Jamali menjadi Rp6.900, secepatnya pukul 18.00 hari ini, agar ditunda dan dibahas ulang sambil menunggu kesiapan PT Pertamina," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
BBNI terus mengejar target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) hingga akhir tahun. Hingga September 2018, penyaluran KUR pada bank berlogo 46 ini sudah mencapai 95 persen dari target tahunan Rp13,5 triliun.
General Manager Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo menyatakan, sambil mengejar sisa target tahunan sebesar 5 persen lagi, BNI sudah mengantongi izin dari Kementerian Perekonomian untuk menambah kuota KUR sebesar Rp 3 triliun. Karena itu, BBNI akan fokus dalam merealisasikan tambahan kuota KUR ini.
PT Kino Indonesia Tbk (KINO)
Presiden Direktur KINO, Harry Sanusi, mengatakan PT Morinaga Kino Indonesia akan menyumbang 10 persen dari total penjualan perseroan, setelah KINO menjadi pengendali perusahaan tersebut.
"Kontribusinya sekitar 9 persen-10 persen dari total sales Kino di Indonesia," ungkapnya
KINO membeli 51 persen saham Morinaga & Co., Ltd. pada PT Morinaga Kino Indonesia. Emiten bersandi saham KINO itu mengeluarkan dana senilai Rp74,89 miliar dalam transaksi tersebut.
Kata Harry, transaksi ini baru akan direalisasikan pada awal tahun depan. Namun beberapa waktu lalu kedua belah pihak telah menjalin komitmen dan persetujuan terkait transaksi tersebut.
Yield Obligasi
Aksi jual melanda bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street yang membuat indeks terkapar di zona merah pada penutupan bursa kemarin.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average anjlok 2,2 persen (831,83 poin) menjadi 25.598,74. S&P 500 anjlok 3,29 persen (94,66 poin) menjadi 2,785.68 dan Nasdaq Composite 4,08 persen (315,97 poin) menjadi 7.422,05.
Bagi indeks S&P 500 koreksi ini merupakan yang terdalam sejak Februari 2018. Sedangkan bagi indeks Nasdaq menjadi koreksi harian terbesar sejak 24 Juni 2016.
Aksi jual saham yang terjadi Wall Street karena kenaikan yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun yang menjadi patokan menjadi 3,19 persen. Yield untuk obligasi pemerintah bertenor 3 tahun baru-baru ini diperdagangkan di kisaran 3 persen. Kenaikan yield ini membuat persaingan return saham.
PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM)
TRAM menargetkan volume pengangkutan logistik batu bara melalui anak usahanya PT Gunung Bara Utama (GBU) mencapai 1 juta ton.
Emiten pelayaran itu memang makin mantap melangkah ke bisnis batu bara setelah mengakuisisi 100 persen saham GBU pada akhir 2017. Selain dari produksi dan penjualan batu bara, TRAM kini mengambil pemasukan dari lini infrastruktur logistik.
Direktur Utama Trada Alam Minera Soebianto Hidayat menyampaikan perseroan mulai merealisasikan rencana pengembangan infrastruktur logistik pertambangan batu bara di Kab. Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Sebagai langkah awal, GBU menandatangani perjanjian kerja sama penggunaan logistik pertambangan dengan PT Citra Dayak Indah (CDI).
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.