Garudafood Resmi Melantai di BEI & Raup Dana Rp949 Miliar, Ini Target Bisnisnya

Bareksa • 10 Oct 2018

an image
Komisaris Utama PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) Sudhamex Agoeng Soenjoto (ketiga kiri) bersama Direktur Utama Hardianto Atmadja (ketiga kanan), Direktur Fransiskus Johny (kedua kanan), Direktur Independen Rudy Brigianto (kanan) dan Direktur PT Bursa Efek Indonesia Laksono Widito Widodo (kiri) di Bursa Efek Indonesia (10/10) (ANTARA FOTO)

Pemesanan saham Garudafood mengalami kelebihan permintaan hingga enam kali dari total saham yang ditawarkan

Bareksa.com - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, hari ini, Rabu, 10 Oktober 2018. Garudafood melepas sebanyak 762,84 juta lembar saham. Harga saham perdana GOOD ini ditetapkan Rp1.284 per saham, sehingga perseroan meraup dana Rp979,48 miliar.

Direktur Utama, Garudafood Hardianto Atmadja, menjelaskan penawaran umum perdana saham (IPO) adalah bagian dari rencana Garudafood untuk memperkuat modal kerja guna menjalankan ekspansi bisnis sebagai strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

"Kami berterima kasih atas dukungan dan kerja sama baik dari pemerintah, regulator, penjamin pelaksana emisi dan profesi serta lembaga penunjang pasar modal Indonesia, mitra bisnis, dan para investor yang telah mewujudkan mimpi Garudafood menjadi perusahaan publik. Kami menjadi emiten ke-44 yang IPO pada tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia," kata Hardianto, pada saat pencatatan saham perdana di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/10/2018).

Garudafood menerbitkan saham baru sebanyak 762,84 juta lembar termasuk saham yang diterbitkan kepada Pelican Company Ltd. Sebanyak 727,84 juta saham dalam rangka pelaksanaan konversi mandatory convertible bond (MCB). Berbarengan dengan IPO, Garudafood juga mengadakan program alokasi saham karyawan (employee stock allocation atau ESA) sebanyak-banyaknya 2,8 juta saham.

Hardianto mengatakan IPO ini akan menjadi momentum positif bagi Garudafood untuk terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan peluang dasar yang begitu besar, baik di Indonesia maupun ASEAN. IPO juga akan membawa standar baru dalam tata kelola perusahaan yang baik yang menjadi kebutuhan perusahaan modern.

Sekretaris Perusahaan Garudafod, Paulus Tedjosutikno, menjelaskan sebagai produsen produk makanan dan minuman, Garudafood mencatatkan kinerja yang solid. Selama periode 4 bulan hingga April 2018, penjualan tercatat naik 16 persen menjadi Rp2,9 triliun dari Rp2,5 triliun di periode yang sama pada 2017.

"Laba bersih perusahaan tumbuh 136 persen menjadi Rp222,5 miliar selama 4 bulan hingga April 2018 dibandingkan periode yang sama di 2017 sebesar Rp94,5 miliar," ungkapnya. 

Total aset Garudafood per 30 April 2018 tercatat Rp4,3 triliun atau tumbuh 22,6 persen dibandingkan posisi per 31 Desember 2017 yang sebesar Rp3,5 triliun. 

Garudafood saat ini memproduksi dan menjual produk makanan dan minuman di bawah lima merek unggulannya. Produk-produk tersebut meliputi biskuit, kacang, pilus, keripik, confectionery, minuman susu dan serbuk cokelat dengan total sekitar 100 SKU per 30 April 2018.

Garudafood saat ini telah melakukan penjualan ekspor ke lebih 20 negara dengan fokus pada negara ASEAN, China dan India.

Saham Konsumer

Director Head of Investment Banking PT Indo Premier Sekuritas Rayendra L Tobing, mengatakan saham Garudafood diharapkan akan menjadi salah satu saham konsumer pilihan yang menarik untuk berinvestasi.

''Selama periode penawaran umum yang dilaksanakan dari tanggal 2-4 Oktober 2018, pemesanan saham Garudafood mengalami kelebihan permintaan hingga enam kali dari total saham yang ditawarkan. Hal ini mengindikasikan kepercayaan publik yang besar terhadap kinerja Garudafood dan prospek usaha ke depannya," kata Rayendra.

Secara industri, kata dia, prospek bisnis makanan dan minuman di Indonesia sangat potensial seiring pertumbuhan populasi dan daya beli penduduk kelas menengah di Indonesia.

Nielsen, perusahaan riset global, mencatat pada kuartal I 2018, kuantitas pasar makanan ringan (snack) di Indonesia tumbuh 8 persen, sedangkan khusus untuk pasar biskuit tumbuh sebesar 5 persen.

Intraday Saham GOOD

Pada penutupan perdangan Rabu (10/10), harga saham GOOD ditutup di level Rp1.925 per saham. Nilai itu melonjak 50 persen dibandingkan harga penawaran yang sebesar Rp1.284 per saham.

(AM)