Bareksa.com – Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi target investor asing pada perdagangan hari ini (Jumat, 28 September 2018). Hal ini setelah beredar kabar bank spesialis kredit mikro ini resmi mengambilalih sebagian besar saham PT Danareksa Sekuritas.
Menutup perdagangan hari ini, saham BBRI naik 2,61 persen menjadi Rp3.150 dari penutupan hari sebelumnya Rp3.070. Sepanjang hari, saham BBRI ditransaksikan sebanyak lebih dari 1,5 juta lot dengan frekuensi 9.897 kali bernilai lebih dari Rp485 miliar.
Saham BBRI sempat menyentuh level tertinggi Rp3.170 dengan level terendah Rp3.080. Dari harga yang terbentuk, level Rp3.150 menjadi yang paling banyak ditransaksikan dengan volume 538.529 lot bernilai lebih dari Rp169,64 miliar.
Hanya saja, penguatan pada hari ini belum membawa saham BBRI memberi return positif secara year to date. Hingga hari ini, saham BBRI secara year to date dibandingkan akhir tahun 2017 masih minus 13,46 persen dari Rp3.640.
Intraday Saham BBRI Perdagangan Jumat, 28 September 2018
Sumber: Bareksa.com
Terlepas dari situ, saham BBRI hari ini menjadi buruan investor asing. Saham BBRI menduduki posisi pertama saham yang banyak dibeli asing. Tercatat nilainya mencapai Rp192,95 miliar.
Namun dengan catatan itu, saham BBRI masih berada di posisi nomor satu saham yang paling banyak dijual asing. Total hingga hari ini, net sell asing pada saham BBRI telah mencapai Rp11,08 triliun.
Jika dibandingkan dengan net sell asing secara total di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencapai sekitar Rp52 triliun, maka saham BBRI berkontribusi 21,28 persen.
Seperti diketahui, sejak Kamis, 27 September 2018, Kementerian BUMN mengabarkan BRI telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat (PJBSB) dengan PT Danareksa (Persero) untuk mengambilalih Danareksa Sekuritas.
Hanya saja, sampai saat ini baik Kementerian BUMN maupun BRI belum membeberkan nilai pengambilalihan tersebut.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.