BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Meroket Tajam saat IHSG Melemah, Ini Alasan Saham INAF Masih Berpeluang Naik

Bareksa25 September 2018
Tags:
Meroket Tajam saat IHSG Melemah, Ini Alasan Saham INAF Masih Berpeluang Naik
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pada perdagangan Senin, harga saham PT Indofarma Tbk (INAF) moroket 24,84 persen atau sekaligus di batas auto reject

Bareksa.com - Di tengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun cukup dalam 1,27 persen pada perdagangan Senin 24 Septermber 2018, harga saham PT Indofarma Tbk (INAF) justru ditutup moroket tajam 24,84 persen atau sekaligus di batas auto reject dan berakhir di level Rp4.020 per saham.

Saham INAF bergerak cukup atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 2.182 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp10,82 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham INAF pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp4,59 miliar, kemudian Jasa Utama Capital Sekuritas (YB) Rp862,16 juta, dan Mandiri Sekuritas (CC) Rp569,9 juta.

Promo Terbaru di Bareksa

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham INAF secara keseluruhan 42,42 persen, 7,95 persen, dan 5,27 persen.

Analisis Fundamental INAF

Korporasi farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) kembali membukukan keuntungan pada semester I 2018 meskipun kinerja penjualan bersih masih tergerus secara tahunan.

Mengacu kepada laporan keuangan perseroan, Indofarma mengantongi penjualan bersih Rp419,28 miliar. Jumlah itu turun 12,87 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp481,22 miliar.

Kendati demikian, beban pokok penjualan emiten berkode saham INAF itu tergerus lebih besar yakni 28,34 persen secara tahunan pada semester I 2018. Beban pokok penjualan turun dari Rp368,86 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp264,33 miliar.

Dengan demikian, INAF berhasil membalikkan posisi kerugian Rp53,53 miliar yang terjadi pada semester I 2017. Perseroan kembali membukukan keuntungan Rp253,19 juta per 30 Juni 2018.

Di sisi lain, jumlah liabilitas yang dimiliki perseroan turun dari Rp1 triliun pada 31 Desember 2017 menjadi Rp938,33 miliar. Sementara, ekuitas naik tipis 0,05 persen dari Rp526,4 miliar menjadi Rp526,66 miliar.

Sampai dengan 30 Juni 2018, total aset yang dimiliki Indofarma senilai Rp1,46 triliun atau turun 4,24 persen dari posisi akhir 2017.

Adapun, defisit arus kas dari aktivitas operasi perseroan melebar signifikan secara tahunan. Defisit tercatat bertambah dari Rp22,34 miliar menjadi Rp214,53 miliar.

Analisis Teknikal Saham INAF

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham INAF pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu yang sangat besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga berakhir pada batas auto reject.

Apabila diperhatikan, secara historis ketika saham yang dimiliki ASABRI 7,34 persen tersebut mengalami kenaikan signifikan, biasanya akan diikuti kenaikan serupa dalam 1 hingga 3 hari berikutnya (lingkaran oval).

Volume terlihat mengalami lonjakan yang jauh berbeda dari hari biasanya menggambarkan saham ini ditransaksikan cukup banyak.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) saham INAF terpantau bergerak naik meskipun mulai mendekati area jenuh beli. Kondisi itu mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target terdekat di level Rp4.610 per saham.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua