Bareksa.com - Harga saham PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) pada perdagangan Kamis, 20 September 2018, ditutup moroket 13,63 persen dengan berakhir di level Rp100 per saham.
Saham DYAN bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan menjadi saham peringkat kelima dengan frekuensi perdagangan terbesar sebanyak 9.857 kali, serta nilai transaksi mencapai Rp31,79 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham DYAN pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp6,35 miliar, kemudian Phillip Sekuritas (KK) Rp3,55 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp3,42 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi DYAN secara keseluruhan yaitu 19,97 persen, 11,17 persen, dan 10,76 persen.
DYAN Lepas Hotel Santika
PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) resmi menjual aset milik anak usaha mereka yakni PT Graha Multi Utama (GMU) kepada perusahaan terafiliasi mereka yakni PT Grahasatria Dayatama (GSD) senilai Rp63,12 miliar.
Asal tahu saja, GMU merupakan anak usaha DYAN yang bergerak di industri perhotelan yang memiliki dua hotel Santika dan lima hotel Amaris. Adapun penjualan aset hotel ini adalah satu hotel Santika milik GMU.
Aset milik anak usaha DYAN, yaitu PT Graha Multi Utama berupa hotel Santika di Cikarang, Cibarusah, Pasirsari, Cikarang Selatan dan Bekasi dengan nilai total Rp63,1 miliar dialihkan kepada GSD.
Penjualan tersebut disebabkan tingkat okupansi hotel dari tahun 2015 hingga 2017 hanya mencapai 40 persen. Penurunan tingkat okupansi sebagai dampak dari menjamurnya hotel, tapi tidak diimbangi oleh peningkatan wisatawan.
Selanjutnya, perseroan akan terus melakukan konsolidasi dengan melepas aset-aset yang tidak produktif seperti bisnis penginapan. Dengan demikian, akan memberi dampak positif bagi keuangan perseroan.
Sekedar informasi, penjualan aset ini merupakan transaksi terafiliasi karena DYAN dan GSD memiliki induk usaha yang sama yakni PT Grahawita Santika. Sebagai informasi, tahun ini DYAN menargetkan pertumbuhan pendapatan bersih 6,74 persen menjadi Rp919 miliar. Sebelumnya pada 2017 perseroan membukukan pendapatan senilai Rp861 miliar.
Selain itu, perseroan juga akan melunasi utang bank yang dimiliki dengan menjual berbagai aset sehingga beban bunga di bisnis hotel perseroan berkurang. Beban bunga tersebut yang terus memberikan tekanan bagi kinerja keuangan DYAN.
Untuk saat ini perseroan sedang berfokus melakukan perbaikan gedung atau hotel miliknya pasca kejadian gempa yang sempat terdampak di kawasan Bali pada Agustus silam.
Perbaikan tersebut menyusul terpilihnya gedung dan hotel milik DYAN yang terpilih sebagai tempat penyelenggaraan World Bank Conference 2018, pada Oktober nanti.
Sebagai tambahan informasi, pada semester I tahun ini perseroan mencatatkan pendapatan usaha senilai Rp485,05 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 14,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp423,87 miliar.
Pada periode tersebut perseroan mencatat laba bersih Rp15,76 miliar dibandingkan dengan kerugian perseroan pada semester I-2017 senilai Rp16,26 miliar.
Analisis Teknikal Saham DYAN
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham DYAN pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan long upper shadow yang menggambarkan saham ini bergerak positif dengan sangat atraktif.
Secara intraday, kenaikan saham DYAN sempat menyentuh 30,68 persen, namun pada akhirnya hanya tersisa 13,63 persen akibat aksi ambil untung dalam jangka pendek.
Volume menunjukkan lonjakan tajam menandakan saham DYAN banyak dan ramai ditransksikan oleh para pelaku pasar. Apabila dilihat dari trennya, saham DYAN terlihat sedang berada dalam uptrend jangka pendeknya.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) saham DYAN terpantau bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat untuk menguji target terdekat di resisten pada level Rp103 dan berikutnya di level Rp113.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.