Berita Hari Ini : B20 Hemat Devisa US$2,3 Miliar, SMGR Bidik Ekspor 3 Juta Ton
Pemerintah dan DPR sepakati target penerimaan pajak; HK Metals akan IPO; SMBR akuisisi tambang batu bara
Pemerintah dan DPR sepakati target penerimaan pajak; HK Metals akan IPO; SMBR akuisisi tambang batu bara
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 20 September 2018 :
Kebijakan B20
Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis kebijakan biodiesel dengan campuran minyak solar dan minyak sawit 20 persen atau B20 akan menghemat devisa negara hingga US$2,3 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Sri Mulyani, saat ini impor migas sudah mulai menurun sejak adanya penerapan kebijakan B20. Walaupun tidak memberikan angka pasti, paparnya, ekspor migas justru jauh lebih besar daripada impor.
Saat ini migas mengalami penurunan lifting atau realisasi produksi minyak dan gas hingga 35 persen dibandingkan dengan kondisi pada 12 tahun lalu. Lifting migas sejak 12 tahun lalu dari volume 1 juta barel per hari (BOEPD) menjadi 750 barel per hari (BOEPD).
“Kita masih berharap dengan adanya B20 akan mengurangi porsi kebutuhan [impor] sampai akhir tahun ini, kira-kira Rp2,3 miliar bisa dihemat dan kita akan mengharapkan bisa terjadi,” katanya seperti dikutip Bisnis Indonesia.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
Perseroan mengincar volume penjualan ekspor 3 juta ton atau senilai Rp4,44 triliun pada 2018 untuk memperkuat nilai tukar rupiah dan memacu utilisasi pabrik di dalam negeri.
Corporate Secretary Semen Indonesia Agung Wiharto memperkirakan penjualan ekspor dari dalam negeri telah mencapai 2 juta ton sampai dengan Agustus 2018. Dari situ, emiten berkode saham SMGR itu mengantongi sekitar Rp1,65 triliun.
“Kontribusi ekspor dari dalam negeri dapat menembus Rp2,5 triliun sampai dengan akhir 2018. Sementara itu, secara keseluruhan grup Semen Indonesia, total volume diperkirakan mencapai 3 juta ton atau setara dengan Rp4,44 triliun,” ujarnya seperti dikutip Bisnis Indonesia.
Target Pajak
Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR sepakat memperbesar target penerimaan perpajakan tahun depan. Hal itu menyusul perubahan asumsi rata-rata nilai tukar rupiah dan target produksi atau lifting minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019.
Dalam rapat Banggar DPR, target penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2019 disepakati sebesar Rp1.783,76 triliun. Angka itu naik Rp2,76 triliun dari usulan sebelumnya Rp1.781 triliun.
Target penerimaan perpajakan tahun depan terdiri dari perpajakan non migas sebesar Rp1.720 triliun dan pajak penghasilan (PPh) migas Rp63,54 triliun.
Lalu target penerimaan pajak nonmigas Rp1.511,4 triliun dan target kepabeanan dan cukai Rp 208,82 triliun. Kenaikan target penerimaan perpajakan menjadi efek dari perubahan asumsi kurs rupiah menjadi Rp 14.500 per dollar Amerika Serikat (AS) dari usulan sebelumnya Rp14.400 per dollar AS.
PT HK Metals Utama
Tak lama lagi, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan anggota baru, yakni PT HK Metals Utama. Produsen baja ringan ini akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan melepas 1.466.673.400 saham.
Menurut prospektus yang diterbitkan perusahaan ini, masa penawaran awal saham perdana dilakukan pada 19-26 September 2018 dan perkiraan masa penawaran umum pada 1-3 Oktober 2018. Lalu perkiraan pencatatan saham pada 9 Oktober. Sebagai penjamin emisi, HK Metals menunjuk Trimegah Sekuritas.
Sekadar informasi, PT HK Metals Utama adalah salah satu perusahaan kerangka baja terbesar dan produsen produk baja ringan di pasar Indonesia dan melayani permintaan di segmen properti, konstruksi, industri dan ritel.
Perusahaan ini khusus membuat dan mendistribusikan bahan bangunan serta mengendalikan tujuh anak usaha, yang memproduksi beberapa produk bahan bangunan seperti aluminium, pipa, panel aluminium komposit, pipa stainless, peralatan sanitasi dan rumah. HK Metaks memiliki pabrik di Bekasi dan mendistribusikan produk melalui kurang lebih 10.000 agen.
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)
Aksi SMBR mengakuisisi tambang batu bara PT Selo Argodedali bakal mempercantik kinerja emiten ini. Analis menilai, akuisisi ini akan meningkatkan efi siensi. Asal tahu saja, saat ini kinerja SMBR tertekan akibat kenaikan harga batu bara, yang merupakan bahan bakar dalam produksi semen.
Dengan adanya akuisisi ini, SMBR berpeluang mengurangi beban operasional secara signifikan. SMBR saat ini masih bernegosiasi terkait akuisisi tambang ini.
"Kami sudah sampai tahap penandatanganan term sheet tapi belum sampai tahap untuk akuisisi dalam bentuk peralihan saham," ujar Sekretaris Perusahaan SMBR Ruddy Solang seperti dikutip Kontan.
PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO)
Emiten perikanan ini menargetkan volume penjualan ekspor udang olahan dapat mencapai 9.000 ton pada 2018 dengan nilai sekitar US$100 juta.
Wakil Direktur Utama Central Proteina Prima Saleh menyampaikan, fluktuasi rupiah terhadap dolar AS memengaruhi biaya impor komoditas bahan baku pakan perikanan budi daya. Karena itu, perusahaan berupaya memacu penjualan ekspor untuk mengurangi tekanan nilai tukar.
“Kami akan menggenjot ekspor sampai akhir 2018, terutama produk udang olahan,” tuturnya seperti dikutip Bisnis Indonesia.
Pada 2017, penjualan neto emiten berkode saham CPRO ini mencapai Rp6,57 triliun dengan komposisi ekspor sebesar 15 persen. Penjualan ke luar negeri didominasi produk udang olahan, sedangkan pakan perikanan baru berkontribusi di bawah 1 persen.
Saat itu, volume penjualan udang olahan berkisar 6.000 ton dengan nilai US$60 juta—US$70 juta. Pada tahun ini, ditargetkan ekspor udang olahan meningkat menjadi 8.000 ton—9.000 ton dengan estimasi nilai pemasaran US$90 juta—US$100 juta.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.