Bareksa.com – Meski baru memiliki aset US$81,8 miliar per akhir tahun 2016, keuangan syariah di bertumbuh baik. Industri keuangan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang paling pesat di dunia.
Dalam setahun, dari tahun 2015 hingga 2016, pertumbuhannya mencapai 72 persen. Jauh di atas Iran (26 persen), Bahrain (22 persen), Kuwait (20 persen), dan Bangladesh (18 persen).
Menurut Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Edy Setiadi, hal itu didukung oleh jumlah penduduk muslim yang terbesar di dunia, sistem keuangan syariah yang terlengkap.
“Juga landscape ekonomi syariah serta filantropi syariah yang memadai, Indonesia berpeluang menjadi pusat keuangan syariah di dunia,” ,” ungkap Edy dalam diskusi yang digelar PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) bertema “Kontribusi Pasar Modal Syariah dalam Memajukan Keuangan Syariah Indonesia” di Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2018.
Berdasarkan data OJK, aset industri keuangan syariah Indonesia mencapai Rp1.204,48 triliun hingga akhir Juni 2018. Kontributor paling besar bagi aset industri keuangan syariah di Indonesia adalah pasar modal syariah.
Pasar modal syariah, di luar kapitalisasi saham yang tercatat di Indeks Saham Syariah Indonesia, memberikan kontribusi 55 persen atau sejumlah Rp661,71 triliun. Angka ini jauh lebih besar daripada aset di perbankan syariah yang sejumlah Rp444,43 triliun maupun di IKNB (Industri Keuangan Non-Bank) syariah yang sejumlah Rp98,34 triliun.
“Secara agregat, market share industri keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 8,47 persen dari total keseluruhan aset di industri jasa keuangan. Masih banyak ruang untuk pertumbuhan,” ujar Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi.
Aset Keuangan Syariah (dalam US$ Juta)
Sumber: ICD-Thomson Reuters Islamic Finance Development Report 2017 & 2016
Reksadana Syariah
Lebih lanjut, Fadilah menjabarkan komposisi aset di industri pasar modal syariah. Disebutkan hingga 16 Agustus 2018, aset di pasar modal syariah masih didominasi oleh saham syariah (Rp3.432 triliun), disusul oleh sukuk negara (Rp627 triliun).
Dalam kategori aset yang lain, aset di reksadana syariah baru sejumlah Rp32 triliun dan di sukuk korporasi sejumlah Rp17 triliun.
Fadilah mengatakan, untuk mengembangkan pasar modal syariah, terutama reksadana syariah, OJK berharap agar para pelaku di industri ini dapat gencar melakukan edukasi ke masyarakat luas, memanfaatkan fintech untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat ke produk-produk pasar modal syariah.
“Serta menyediakan variasi produk investasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dan terjangkau,” tambah Fadilah.
Terkait dengan usaha mengembangkan reksadana syariah, Ketua Unit Pengelolaan Investasi Syariah (UPIS) MAMI Justitia Tripurwasani menyatakan, sejalan dengan upaya OJK untuk mengembangkan pasar modal syariah, MAMI melakukan beragam upaya untuk meningkatkan inklusi reksadana syariah. Upaya MAMI diawali dengan pembentukan UPIS sejak tahun lalu.
“Kemudian kami membuat modul edukasi finansial syariah dan menjalin kerja sama dengan MES serta NU Online untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan reksadana syariah. Tahun lalu MAMI mengadakan lebih dari 2.800 aktivitas edukasi finansial,” tutur Justitia.
Di tahun ini, MAMI juga terus melakukan beragam aktivitas edukasi finansial, termasuk melalui komik Si Juki vs Dompet Kosong. Bersama MES, MAMI mengadakan kegiatan edukasi dan inklusi reksadana syariah di Bekasi, Solo, dan Gorontalo.
“Kami juga telah memiliki klikMAMI.com, portal transaksi reksadana untuk memudahkan masyarakat berinvestasi di reksadana dari mana pun dan kapan pun,” tambahnya.
Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro mengatakan, pihaknya terus mendengarkan kebutuhan investasi masyarakat. Kemudian MAMI lengkapi ragam produk reksadana syariah, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Upaya kami membuahkan hasil yang menggembirakan. Dalam periode satu tahun, MAMI yang telah memiliki pengalaman mengelola reksadana syariah sejak tahun 2009, mengalami pertumbuhan 474 persen dalam AUM reksadana syariah. Dari semula Rp1,3 triliun di akhir Juni 2017 menjadi Rp7,7 triliun di akhir Juni 2018. Ini artinya, reksadana syariah MAMI memberikan kontribusi sebesar 27 persen bagi AUM reksadana MAMI yang sejumlah Rp28,9 triliun pada akhir Juni 2018,” jelasnya.
(AM)