Harga CPO Diperkirakan Melesat, Tiga Saham Sawit Ini Patut Dilirik
Pemerintah menerapkan wajib bauran CPO sebanyak 20 persen terhadap solar (B20)
Pemerintah menerapkan wajib bauran CPO sebanyak 20 persen terhadap solar (B20)
Bareksa.com - Pemerintah mengestimasi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) bakal melesat ke level US$700 per metrik ton pada akhir tahun ini.
Kenaikan tersebut diproyeksi setelah adanya rencana pemerintah menerapkan wajib bauran CPO sebanyak 20 persen terhadap solar (B20) pada September 2018. B20 tidak hanya menghemat devisa tapi juga menaikin permintaan.
Presiden Joko Widodo mengatakan, penggunaan B20 secara wajib akan mendongkrak harga CPO sekitar US$100 per ton. Hal ini sekaligus memberi tambahan devisa dari dua sisi, yaitu penghematan devisa yang digunakan untuk impor solar dan peningkatan devisa dari ekspor CPO. Untuk itu, Jokowi berjanji mengawasi proses implementasi B20.
Promo Terbaru di Bareksa
Adapun saat ini, CPO berada di level MYR2.221 per ton atau setara US$545 per ton. Dengan asumsi bauran 20 persen, Indonesia akan menambah serapan CPO hingga kisaran 6 juta ton dari total produksi 33 juta ton.
Penundaan Larangan Penggunaan Biodiesel
Uni Eropa akhirnya menunda larangan penggunaan biodiesel berbasis minyak sawit, dari semula pada 2021 menjadi 2030. Penundaan ini dilakukan setelah Indonesia, selaku produsen terbesar minyak sawit di dunia, melakukan sejumlah lobi (pendekatan) dan juga negosiasi terhadap Uni Eropa.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan upaya membatalkan larangan sawit oleh Benua Biru tersebut juga dilakukan dengan cara berupa ancaman. "Dalam keadaan begini, kita misalnya ingin meningkatkan ekspor sawit tapi di Eropa ada pembatasan maka terpaksa kita ancam juga Eropa," kata Wapres, Kamis (2/8/2018) seperti dilansir dari CNBC.
Ancaman itu dilakukan tidak main-main karena langsung membuat seluruh duta besar negara Uni Eropa melakuan klarifikasi.
"Kita [ancam] berhenti beli Airbus. Begitu kita ancam, langsung seluruh dubesnya datang untuk mengklarifikasi. Akhirnya, sawit itu ditundalah pelaksanaannya," kata JK.
JK sebelumnya pernah mengingatkan Eropa agar tidak berlaku diskriminatif dengan melarang penggunaan CPO untuk bahan baku biodiesel.
Saham Agrikultur Menguat
Merespon dua sentimen tersebut, saham-saham berbasis minyak sawit terpantau bergerak atraktif serta menguat signifikan pada perdagangan Kamis 8 Agustus 2018. Adapun beberapa saham yang naik tajam antara lain LSIP, UNSP, dan AALI.
- PT PP London Sumatra Tbk. (LSIP)
Saham LSIP pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan tertinggi sebesar 8,53 persen. Secara teknikal, saham ini membentuk bullish candle dengan body yang sangat besar menggambarkan bahwa adanya pergerakan positif yang sangat kuat.
Selain itu, kenaikan volume yang konsisten mengiringi kenaikan LSIP menandakan adanya akumulasi beli yang semakin besar besar. Dilihat dalam jangka pendek, saham ini terlihat tengah bergerak uptrend.
Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp1.280. Adapun sejak awal pekan ini, LSIP telah menguat 14,50 persen.
- PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. (UNSP)
Saham UNSP pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan 7,37 persen. Secara teknikal, saham ini membentuk bullish candle dengan body yang cukup besar menggambarkan bahwa adanya pergerakan positif yang dominan hingga ditutup tiga tick di bawah level tertingginya.
Selain itu, lonjakan volume yang terjadi menandakan adanya antusiasme yang cukup besar dari para pelaku pasar. Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp286. Adapun sejak awal pekan ini, UNSP telah menguat 6,50 persen.
- PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)
Saham AALI pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan 7,09 persen. Secara teknikal, saham ini membentuk bullish candle dengan body yang besar menggambarkan bahwa adanya pergerakan positif yang kuat.
Selain itu, lonjakan volume yang terjadi menandakan adanya aksi beli yang semakin besar pada saham AALI. Dilihat dalam jangka pendek, saham ini terlihat tengah bergerak uptrend.
Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp13.150. Adapun sejak awal pekan ini, AALI telah menguat 9,77 persen. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.